21. Masalah Dani💕

788 48 1
                                    

Tidak biasanya Ella gelisah dalam tidurnya, bukan karena memikirkan Miko, tetapi karena ada yang terasa tidak lengkap di apartemennya. Jam di dinding menunjuk angka 5 lewat 15. Apa Dani tidak pulang? Apa anak itu tidur di kamarnya sendiri? Dani selalu membalas pesan-pesannya, dan baru kali ini Ella tidak mendapat kabar apapun juga. Dani memang sering pulang lewat tengah malam namun, ini sudah hampir pagi. Ella akan memeriksa kamarnya.

Dani keluar setelah Ella cukup lama menekan bel pintunya. Pemuda itu berdiri di ambang pintu dengan rambut acak-acakan dan mata masih memerah.

''Kok nggak bilang kalau tidur di kamar sendiri?'' Ella hendak berbalik ke kamarnya sendiri dan berencana membuatkan sarapan untuk Dani sebagai ucapan terima kasih atas idenya mendekatkan Ella dengan Miko.

''Cuma gitu doang, langsung pergi aja Kak?'' ucap Dani dengan setengah menguap.

''Ikut masuk ke kamarku atau tungguin aja di situ, nggak usah ditutup pintunya. Ntar aku neken-neken bel sampai tahun depan kamunya nggak bangun-bangun.''

''Hmm,'' sahut Dani malas-malasan lalu menjatuhkan diri di sofa.

Kristy, gadis yang mengancamnya itu bukan dari salah satu rombongan penggemarnya. Dani terus memikirkan kejadian semalam di mana Kristy masih ngotot tidak mau menjelaskan kenapa dia mengancamnya bahkan gadis itu terang-terangan menyatakan tidak takut kalau Dani melaporkan tindakanya ke polisi.

Di kegelapan malam itu Dani memojokkan Kristy, raut wajahnya sama sekali tidak tampak takut. Ia kembali tersenyum, lebih tepatnya mengejek.

''Apa mau lo?'' desis Dani di telinganya yang justru membuat Kristy menatapnya dengan lantang.

''Aku suka lihat kamu kayak kebakaran jenggot.'' Kristy tersenyum lebar.

Sesaat Dani sangsi dengan apa yang baru saja ia lihat, bapak gadis itu baru saja memukulnya sampai jatuh dan kini ia malah terlihat senang. Perubahan ekspresi macam apa ini? Kristy pasti gangguan jiwa.

''Apa lo salah satu cewek yang pernah gue tolak?''

''Jangan besar kepala dulu. Aku masih bisa mikir, ngapain ngelakuin ini kalau nggak dapet apa-apa.'' Kristy terlihat menutup mulutnya cepat-cepat lalu mendorong Dani.

''Oh jadi ada yang nyuruh lo?'' teriak Dani begitu Kristy melenggang santai.

''Bukan urusan kamu.'' Kristy berbalik dan melototinya.

Dani semakin yakin kalau Kristy memang tidak waras.

''Kamu bakal lihat yang lebih seru lagi, tunggu aja.'' Kristy melangkah pergi meninggalkan Dani yang terdiam di tempat.

Ia tidak boleh gegabah dengan memaksa Kristy mengakui yang sesungguhnya, siapa sebenarnya yang menyuruh gadis itu? Melihatnya berjalan dengan memegangi pergelangan tangannya, Dani jadi semakin kasihan, apa sebenarnya yang sudah dilaluinya? Gadis itu sudah mengalami kekerasan, Dani tidak akan tinggal diam.

Semalaman ia habiskan di club bersama dua kawannya tanpa cewek-cewek yang menganggunya. Dani menelusuri kejadian tersebut bersama kedua temannya, mencoba mencari siapa saja kira-kira yang menjadi kandidat musuhnya, mulai dari lawan mainnya di balap liar, teman-teman sekolahnya dulu sampai rekan sesama artis di film barunya. Namun semuanya tidak membuahkan hasil, reputasi Dani selama ini memang bagus. Lawannya pun segan padanya. Tapi hal ini tidak serta merta membuat Dani Jumawa, ia akan mencari sampai ketemu siapa yang menyuruh gadis itu.

Dani tidak mendengar ketika seseorang kembali masuk kamarnya, sampai tubuhnya diguncang beberapa kali baru ia terbangun. ''Kak Ella?''

''Sana cuci muka, aku bawain sarapan.'' Ella membawa dua piring nasi goreng ke meja makan.

Cinta Satu KamarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang