28. Dilamar💕

1.2K 50 1
                                    

Miko tersenyum begitu menutup ponselnya, malam ini adalah pertemuan pertama setelah sekian tahun ia tidak pernah berkumpul bersama keluarga besar Adhitama. Memang hanya ada beberapa anggota keluarga saja yang datang, tapi ini tidak menutup kemungkinan untuk Laras dan Rara memunculkan topik yang telah lama tenggelam. Hanya saja Miko sudah siap dengan membawa Ella sebagai alasan bahwa hidupnya tidak tampak terpuruk di pandangan mereka.

.....''Oh, kamu mau berangkat sama Dani? Yaudah, aku tunggu di sana aja, aku lupa kalau kalian tetangga.''

Dengan senyum mengembang, Miko melajukan kendaraanya menuju Pondok Indah-salah satu kediaman keluarga Adhitama yang kini dihuni Jonathan dan istrinya. Tepat saat ia turun dan menaiki tangga depan rumah, terlihat Ella berjalan bersama Dani di depannya.

''Ella,'' panggil Miko ke arahnya.

''Miko, hai.'' Ella tersipu dan berhenti untuk menunggu Miko yang menghampirinya.

Sementara itu Dani merasa malas dan tak perlu untuk menyapa omnya, dia langsung ngeloyor masuk ke dalam.

''Kamu cantik banget, makasih ya udah mau dateng.'' Miko mengecup sekilas pipi Ella.

''Saya kira yang datang bakal ramai, tapi kok kayaknya cuma beberapa orang ya.''

''Iya, orang tuanya Dani cuma ngabarin aku sama Laras. Eh, jangan saya-saya terus dong. Aku aja," pinta Miko yang kemudian diangguki Ella.

''Laras? Oh yang tadi sama anak cowok seumuran Dani ya?"

''Jadi mereka sudah datang?''

Ella mengangguk dan tersenyum saat Miko menggandeng tangannya.

''Ella, tahu nggak aku itu bukan orang yang romantis dan mungkin kamu berpikir kalau pernyataanku kemarin tergesa-gesa dan kalau kamu mau-''

''Nggak, aku bakal ikutin apa katamu.'' Ella mengeratkan genggamannya dan menahan senyum yang seolah ingin terus merekah dari bibirnya.

''Kita akan sekalian ngomongin hubungan ekspres kita sama mereka.''

Ella tiba-tiba berhenti dan menahan Miko. ''Sekarang?'' tanyanya dengan raut kaget, tentu saja Ella tidak menyangka akan secepat ini pula Miko mengumumkan hubungan mereka ke keluarga Adhitama.

''Kenapa? Kamu sudah telat buat mundur.'' Miko meraih bahunya lalu menggiringnya masuk ke dalam.

''Kamu bisa aja.'' Ella memukul bahunya dengan manja. Ia tidak tahu kedatangannya sudah diperhatikan orang-orang yang kini duduk di meja makan.

''Selamat malam.'' Ella menyapa seluruh anggota keluarga yang menatapnya.

''Selamat malam, '' balas mereka.

Sementara itu Dani terlihat malas dengan membuang pandang ke arah lain. Bukan hanya karena kedatangan Mekel-yang merupakan dalang di balik tindakan meresahkan Kristy terhadapnya, tapi juga karena Miko dan Ella yang terlihat seperti pasangan muda baru jatuh cinta. Dani merasa moodnya benar-benar kacau. Kalau saja ini bukan permintaan orang tuanya, mungkin Dani lebih memilih keluar dan berpesta dengan kawan-kawannya. Ia berharap acara makan malam ini tidak terlalu lama.

Setelah berkenalan singkat dengan anggota keluarga, Ella duduk anggun di sebelah Miko. Malam ini ia tidak ingin cepat-cepat berlalu, lagi pula sepertinya keluarga Adhitama menerima kehadirannya dengan senang hati.

''Mekel kamu kok nggak pernah ngunjungin tante sih? Padahal kan sama-sama di Jakarta.''

''Maaf, tante. Aku lagi konsen ikut kejurnas, jadi masih susah bagi waktu.''

''Ya kali, masak mampir aja nggak sempet. Kamu juga nggak pernah gitu keluar bareng Dani?''

Merasa ditunjuk sebagai objek pembicaraan, Dani langsung memotong, ''Kita sama-sama punya kesibukan masing-masing Ma.''

Cinta Satu KamarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang