Duapuluh

52.3K 4.1K 133
                                    

Jangan Lupa Follow Author
Dan Ig Author juga @widyaarrahma20_

Selamat membaca



Waktu sudah menunjukkan pukul dua dini hari, Nazra mengeliat dalam tidurnya saat sesuatu dingin menyentuh pipi.

Nazra membuka matanya sambil mengerjap pelan menyesuaikan cahaya yang ada di dalam kamar.

“Ih, Kapten,” ucap Nazra menyingkirkan tangan Al dari pipinya, lalu menutup wajahnya dengan selimut.

“Nazra,” panggil Al lembut sembari membuka selimut Nazra.

“Hm.”

“Buka matanya, ada yang ingin saya bicarakan.”

“Besok kan bisa, Kapten, aku ngantuk banget.”

“Nggak bisa, saya ingin sekarang.”

Mendengar itu Nazra mendudukkan dirinya dengan malas juga mata yang masih mengantuk berat.

“Saya mau tanya sebelumnya.”

“Hm.”

Al terkekeh melihat wajah Nazra yang sangat menggemaskan, dia mengambil sedikit kotoran diujung mata Nazra tanpa jijik.

“Kamu di pondok sudah belajar Qurrotul Uyun?”

“Hah?! Apa, Kapten?”

“kamu udah belajar Qurrotul Uyun, belum?”

“Udah, emangnya kenapa?” jawab Nazra yang masih belum bangun sepenuhnya, matanya masih sesekali memejam.

“Kalau dulu kamu belajar materi, saya ingin kamu mempraktikkan malam ini, apa kamu mau?” tanya Al.

“Hah? Praktik gimana?” tanya Nazra langsung melotot saat mendengar ucapan lelaki yang beberapa jam lalu menjadi suaminya itu.

“Ya, praktik, Qurrotul Uyun kitab tentang apa emangnya?”

“Em … ya, tentang itu,” ucap Nazra menunduk.

Sungguh, ia tak tahu apa yang ia rasakan, yang pasti ingin rasanya lari dari kamar ini sekarang.

“Mau?” tanya Al sekali lagi dengan mendekatkan wajahnya hingga Nazra bisa merasakan embusan napas Al.

Nazra tak menjawab dengan ucapan, dia menjawab dengan isyarat anggukan kepala karena untuk sekarang ia masih kaget dan malu.

“W-wu-wudu dulu, Kapten,” ucap Nazra saat Al sudah mendekat.

“Kamu duluan,” ucap Al menjauhkan tubuhnya, lalu Nazra langsung ngacir ke kamar mandi.

Saat Nazra sudah selesai, Al bergantian masuk ke kamar mandi. Namun, anehnya, bukannya ke ranjang, Al malah memakai pakaian koko lengkap dengan sarungnya, lalu menggelar sajadahnya.

“Kapten PHP,” ucap Nazra. Sungguh, jantungnya sudah berpindah ke dengkul karena terlalu kencang berdetak, dan lihatlah sekarang suaminya malah tak melakukan hal yang seharusnya.

“PHP kenapa?” tanya Al tanpa dosa dan sekarang dia merentangkan sajadah milik Nazra juga memberikan mukena pada wanita itu.

“Kalau mau Tahajud bareng, ngomong. Nggak usah bohong minta praktik Lailatuzzafaf,” ucap Nazra dengan menekan kata Lailatuzzafaf.

“Ini kenapa jadi kamu yang nggak sabar? Saya saja masih bisa tahan, kan anjurannya salat dua rakaat, lalu doa, baru melakukan, Nazra,” ucap Al sambil terkekeh.

KAPTEN AL (PUBLISH ULANG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang