Bagian 2

7 4 0
                                    


Untunglah hujan reda saat istirahat kedua, jadi saat pulang sekolah tidak harus menunggu hujan reda atau memilih menerobos hujan.

Seperti biasa sore ini Naya pulang menggunakan vespa matic kuning kesayangannya yang sudah dari kelas 10 setia menemani Naya. Karena jarak rumah ke sekolah hanya membutuhkan waktu 10 menit saja Naya memilih mengendarai motor untuk transportasi ke sekolah daripada minta diantar-jemput oleh orang tuanya.

Aspal basah sepanjang perjalanan pulang menjadi pemandangan lumayan indah bagi Naya. Seperti pengendara motor pada umumnya Naya memilih untuk sekedar bersenandung kecil sambil membayangkan hal menyenangkan adalah hal yang wajib bagi Naya ketika berkendara tak lupa untuk fokus tentunya.

"Udara mana....kini yang kau hirup.... Hujan dimana.... kini yang kau peluk..... ohoooo." Sebait lagu yang diimprovisasi oleh Naya terus Naya nyayikan sampai gerbang rumahnya. Lagu yang akhir-akhir ini sering Naya dengarkan.

Sesudah memarkirkan motornya Naya segera masuk ke dalam rumah.

"Assalamualaikum bunda, anak cantik pulang." sambil membuka pintu Naya mengucapkan salam buat bundanya. Ya hanya bundanya, karena kalau jam segini ayahnya pasti masih di kantor.

"Langsung mandi ya sayang, baru boleh istirahat." teriak bundanya dari halaman belakang.

"Siap bunda." Naya langsung naik ke kamarnya yang di lantai 2.

Kamar Naya begitu simple dengan warna cream yang mendominasi ruangan. Hanya ada ranjang, lemari pakaian, rak buku yang berisi berbagai macam novel, meja belajar dan banyak tempelan post it di temboknya. Naya bukan gadis yang ribet masalah kamar harus begini harus begitu untuk ukuran gadis remaja. Yang penting nyaman dan rapih.

Setelah masuk kamarnya Naya langsung ganti baju dan lekas mandi di kamar mandinya yang super nyaman dengan bath up dan air hangat di dalamnya.

Naya menyalakan kerannya mengisi bath up dengan air hangat, berniat berendam sore ini. Mungkin sangat cocok untuk sore berawan hari ini.

Berendam dengan air hangat memang merilekskan saraf-saraf dibadannya. Sungguh nyaman membuatnya fresh karena beban pelajaran di sekolahnya tadi.

Naya bukan murid yang ambis dalam pelajaran, tapi juga bukan murid yang setengah-setengah dalam belajar. Jadi walau tidak ingin menjadi juara kelas dia selalu berusaha agar tidak menjadi siswa yang bodoh.

Dia harus jadi wanita yang bernilai katanya. Tidak harus menjadi yang terpintar. Yang terpenting dia harus bisa disemua hal. Ingin membanggakan orang tuanya dan dirinya sendiri tujuannya.

"Kenapa sih sekolah nggak belajar tentang melupakan, masa 12 tahun belajar mengingat sejarah mulu, makanya gue gagal move on gara-gara itu deh." Kesal Naya sambil menepuk gelembung di bath upnya.

Naya memutuskan untuk segera menyelesaikan mandinya. Setelah mengganti handuk dengan baju tidur Naya segera turun ke bawah. Mengingat kembali betapa bodoh dirinya karena gagal move on sendirian, membuatnya lapar. Karena kelamaan mandi mungkin saat ini bundanya sedang menyiapkan makan malam sendirian.

"Naya bantuin ya bunda." sambil bergelayut manja ke bundanya.

"Udah duduk aja, udah mau selesai juga lagian anak gadis mandinya lama banget nggak takut keriput hm?" bundanya menjawab sambil menyelesaikan menyiapkan piring untuk bertiga.

"Bunda nggak tahu aja, kalau mandi sambil berendam tuh bisa bikin lupa waktu tau bun."

"Hati-hati nanti anak ayah ngembang kalau kelamaan berendam." kali ini ayahnya yang menjawab sambil mengelus kepala Naya dari belakang.

Move And OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang