Bagian 7

9 3 0
                                    

"Udah senin aja, perasaan baru kemarin libur deh," keluh Naya yang baru membuka matanya.

Bukan Naya memang kalau hari senin tidak diawali dengan mengeluh. Pasti kalian juga mengalaminya kan? Perasaan dimana tidak menginginkan cepat bertemu dengan hari senin.

Naya selalu bertanya-tanya kenapa hari senin ke minggu itu lama sekali, tapi kenapa hari minggu ke senin hanya selisih satu hari saja?

Walaupun mengeluh Naya tetap bangun dan menjalankan rutinitasnya. Setelah berpamitan kepada ayah dan bundanya, Naya segera melajukan vespa matic kuningnya menuju sekolah tercintanya.

"Wah hari ini cerah banget. Masya Allah awannya juga cantik," gumam Naya dibalik helm bogo hitamnya sambil tersenyum. Moodnya kembali bagus hanya melihat pemandangan yang menyejukkan mata.

"Yok Naya bisa yok, WALAU MALAS TETAP SEMANGAT!" semangat Naya pada dirinya sendiri.

***

Hari senin yang cerah. Seperti biasa kegiatan rutin di hari senin adalah upacara bendera. Rutinitas seperti biasa di dalam kelas ramai suara siswa yang memastikan bahwa atributnya lengkap atau tidak. Yang merasa tidak lengkap pasti kelimpungan mencari bantuan kepada temannya yang membawa topi atau dasi double. Jika tidak menemukannya ikhlas saja untuk dihukum oleh anak-anak osis.

"Woy! Ada yang punya topi dua nggak?" tanya Dana berteriak kepada anak-anak yang ada di dalam kelas.

"Idiihhh nggak ada yang jawab. Ini gua tanya beneran woy!" tegas Dana sekali lagi.  Kevin yang di sebelahnya tertawa dibuatnya.

"Nggak ada Dan, kaya nggak tau aja lo anak kelas sini," jawab Naya.

"Aduh gimana dong, gua ganti tas jadi lupa nggak bawa topi, mana gua piket osis lagi hari ini," panik Dana.

"Tanya ke kelas sebelah gih buruan! 10 menit lagi upacara tau,"

"Iya deh gua ke kelas sebelah dulu coy, kalian langsung aja ke Lapangan nggak usah tunggu gua," kata Dana setelahnya meninggalkan kelas dengan buru-buru.

"Siapa juga yang mau nungguin lo!" teriak Kevin yang dibalas dengan lambaian tangan oleh Dana.

Naya berjalan beriringan dengan Michael dan Kevin menuju lapangan upacara. Semua yang di lorong menatap iri pemandangan tersebut. Siapa yang tidak kagum dengan ketampanan seorang Michael dan Kevin. Walaupun tidak setampan Michael, Kevin juga mempunyai wajah yang cukup tampan dengan badan yang atletis dengan kulit yang agak gelap. Beruntung Naya bersahabat dengan Dana jadi dia bisa bersahabat juga dengan geng most wanted SMA Gradika.

Sampai di lapangan Naya langsung masuk barisan kelasnya. Naya menengok ke kanan dan ke kiri mencari dua sahabatnya. Entah kemana mereka pergi sedari tadi Naya belum bertemu dengan mereka.

"Woy Nay! Nyariin siapa lo?!" ujar Kanya dari belakang Naya. Menghentikan aktivitas Naya mentengak-tengokan kepalanya.

"Nyariin lo berdua lah! Dari mana aja sih kalian berdua?" tanya Naya penasaran.

"Abis ngisi perut dulu Nay, si Kanya tuh belum sarapan takut pingsan katanya," jawab Rebecca sambil membenarkan barisan dan hanya di jawab "ohh" saja oleh Naya.

Upacara pagi ini berlangsung lumayan lama. Karena pembina upacara pagi ini adalah Pak Edi, guru yang terkenal jika menjadi pembina upacara sangat lama. Barisan belakang yang didominasi oleh siswi sudah terlihat tidak rapi lagi. Sudah terdengar berbagai bisikan keluhan dari mereka. Maklum, upacara yang biasa 30 menit selesai sekarang belum selesai juga.

Akhirnya setelah 45 menit upacara dibubarkan helaan napas lega terdengar di barisan kelas.

"Gila pak Edi udah panas terik begini pidatonya panjang banget, mana itu-itu mulu pidatonya," keluh seorang murid dari kelas sebelah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Move And OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang