Hari minggu ini Kanya dan Rebecca berkunjung ke rumah Naya. Bukan urusan kerja kelompok, melainkan untuk berpindah tempat rebahan saja.Ya, berpindah tempat rebahan. Mereka bertiga hanya berbaring malas-malasan di ranjang milik Naya. Hanya suara musik dari spotify di laptop Naya yang terdengar mengalun memenuhi ruangan. Ketiganya sibuk dengan smartphonenya sendiri-sendiri.
"Eh Nay gue baru inget mau tanya ini ke lo, kemarin lusa pulang sama siapa jadinya?" tanya Kanya kepada Naya.
"Bukannya Naya pulang sama Lala Nya?" sekarang Rebecca yang menimpalinya.
"Gue liat instastory Lala di cafe baru tapi nggak liat Naya, makanya gue nanya Naya," jawab Kanya sewot.
"Gue pulang bareng Alan nggak jadi sama Lala," jawab Naya seraya bangkit dari rebahannya.
"Wahhhh hoki dong lo Nay pulang sama si ganteng dari kelas sebelah," celetuk Kanya.
Rebecca yang mendengar sebutan Alan dari Kanya tertawa geli.
"Kebetulan aja dia liat gue di halte kaya orang hilang, kasihan kali jadi nebengin gue."
"Bukan karena lagi PDKT Nay?" ledek Rebecca sambil menaik turunkan alisnya.
"Kalo gue jadi lo ya Nay, gue lupain mantan SMP gue terus jadian sama si Alan. Udah ganteng, tajir lagi. Ya nggak Cha?"
Rebecca hanya mengangguk antusias.
"Belum kepikiran pacaran lagi gue Nya, bukan nggak bisa lupain mantan. Gue nggak semenyedihkan itu kali," jawab Naya beralasan. Padahal sudah terlihat jelas di wajah Naya bahwa dia belum bisa melupakan mantannya tiga tahun yang lalunya itu.
"Iyain aja deh ya Cha," jawab Kanya yang sekarang ikut bangkit bersama Naya.
"Bosen nih rebahan mulu. Nongkrong yuk ajak Dana cs," ajak Kanya bersemangat.
"Wih ada apa nih antara Kanya dan Dana? Biasanya males banget kalo ada Dana, eh sekarang ngajak nongkrong bareng," tanya Naya kepo.
"Kayaknya udah ada benih-benih cinta tumbuh nih Nay," sambung Rebecca menambah panas.
"Apaan sih yang kalian pikirin?! Maksudnya tuh biar kita nongkrong bareng sama Michael sama Alan kan bisa cuci mata gitu, mereka kan cs banget kemana-mana bareng gitu," jawab Kanya menggebu-gebu jelas sekali cari alasannya.
Naya dan Rebecca hanya tertawa melihat Kanya. Mukanya sudah seperti kepiting rebus. Merah sekali, mungkin karena salah tingkah digoda mereka.
"Ya udah ayok siap-siap. Takutnya non Kanya udah nggak sabar pengen ketemu kesayangan," ajak Naya kepada keduanya tak lupa dengan ledekan untuk Kanya.
"IH APAAN SIH NAY!" teriak Kanya yang hanya dihadiahi ketawa oleh Naya dan Rebecca.
***
Setelah Naya menghubungi Dana untuk mengajak gengnya kumpul bersama, sekarang mereka sedang menikmati pemandangan jalanan kota di salah satu rooftop cafe di dekat SMA Gradika dengan ditemani dengan berbagai makanan yang mereka pesan.
Padahal cuaca lumayan terik hari ini, tapi tak menggangu sama sekali bagi anak-anak muda ini. Mereka masih bisa tertawa saling mengeluarkan lelucon untuk mengisi kebersamaan mereka.
Dua minggu lagi simulasi Try Out akan segera dilaksanakan. Tekanan sebagai siswa kelas dua belas semakin terasa.
Waktu untuk bersenang-senang untuk menikmati masa SMA semakin sedikit. Karena harus menyiapkan diri untuk berbagai macam ujian hingga akhirnya lulus dari sekolah. Jadi sambil menyelam minum air. Main untuk merikleskan pikiran sebelum simulasi sambil cuci mata dengan yang ganteng-ganteng.
"Gila ya guys udah mau try out aja kita, perasaan baru kemarin masuk kelas dua belas," celetuk Kevin sambil menerawang ke atas langit.
"Iya, beneran nggak berasa waktunya," jawab Naya sambil melihat semua yang ada disitu.
"Dan nggak nyangka lagi sama kita sih gue, bisa-bisanya kita jadi sering bareng gini?" kini giliran Fredi yang bersuara. Tidak heran ia menanyakan itu, pasalnya entah dimulai sejak kapan mereka jadi sering bersama. Entah waktu di sekolah maupun saat diluar sekolah begini.
"Lo nggak suka kita sering bareng?" tanya Rebecca dengan raut sedih.
"Ya nggak juga sih, gue heran aja," jawab Fredi menghindari tatapan mata Rebacca.
"Kok jadi serius gini?" suara berat Michael memecahkan keheningan yang terjadi sejenak.
"Heheh santai aja gitu dong mukanya Cha,"
Kini Naya melihat kearah Fredi "Ini tuh karena kita satu frekuensi Fred, jadi kita nggak sengaja sering kumpul bareng karena merasa nyambung satu sama lain gitu," jelas Naya pada Fredi karena dia tidak enak melihat raut Rebecca.
"Halo teman-teman gue tercinta, jangan serius begitu dong mukanya. Karena kita udah mau lulus nih kita manfaatin aja kebersamaan yang ada. Maksud Fredi tanya gitu juga nggak buruk kok Cha. Echa yang cantik jangan baper-baper ya emang abang Fredi mulutnya pedes banget sekali ngomong, jangan dimasukin hati yaa," jelas Dana kepada Rebecca seperti kepada anak kecil yang sedang merengek karena dibentak. Tidak lupa dengan candaannya.
"Lo minta maaf dong Fred udah bikin Echa gue mau nangis gini," ujar Kanya kepada Fredi sambil mengelus pundak Rebecca.
"Ya, gue minta maaf Cha gue nggak maksud nanya kaya gitu kok," ujar Fredi setelahnya.
"Dimaafin ya Cha, udah-udah sekarang ayok bikin konten buat kenang-kenangan kalo kita udah lulusan," ajak Dana spontan.
"Dasar Dana alay," celetuk Rebecca yang sudah tersenyum. Melihat Rebecca yang sudah tersenyum membuat mereka semua lega.
Mempunyai teman yang saling memahami satu sama lain memang hal yang patut disyukuri. Naya juga tidak menyadari sejak kapan persahabatannya bersama dengan Dana cs mulai terjalin. Yang ia ingat hanya memang Dana temannya dari SD. Ah tunggu, dia ingat. Persahabatan mereka terjalin karena Kanya selalu mengajak untuk bergabung di meja kantin Dana cs. Ya, benar karena itu.
"Ah iya karena itu," celetuk Naya tiba-tiba sambil tertawa geli.
Satu meja dibuat terkejut karenanya. Mereka heran melihat Naya yang tiba-tiba tertawa sendiri.
"Nay lo sehat kan?" tanya Kanya dengan takut. Takut Naya kerasukan roh di rooftop itu.
"Udah sinting emang nih anak," ucap Dana geleng-geleng kepala.
Fredi reflek memengang kening Naya "Pantes panas keningnya," ucap Fredi dengan tatap iba.
"Nay lo nggak papa?" tanya Alan khawatir pada Naya sambil menangkup punggung tangan Naya.
"Gue sehat astaga, singkirin tangan kalian dari kening dan tangan gue," ujar Naya dengan sedikit murka.
"Gue cuman baru inget, ternyata gara-gara gue sama Rebecca sering diajak gabung ke meja kalian sama Kanya jadi kita tuh sering bareng," jelas Naya.
Mendengar itu mereka semua menatap Kanya berbarengan, yang ditatap hanya menunjukan senyum innocent-nya. Dan menyembunyikan tubuhnya ke bawah meja.
"Plis jangan natap gue begitu dong, Naya bohong itu jangan percaya," ucap Kanya dari bawah meja.
"Tapi sikap lo nunjukin kalo lo juga setuju bego," ucap Dana gemas.
Naya tertawa melihat Kanya. Mudah sekali atmosfer di mejanya berubah. Dari tadi yang serius hingga sekarang tertawa geli melihat tingkah Kanya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Move And On
Teen FictionMasa lalu yang belum selesai dengan baik memang selalu menghantui kemana pun kamu pergi. Ini adalah cerita dimana seorang gadis yang berusaha untuk menyelesaikan masa lalunya yang malah terjebak lagi dengan orang yang sama. Bagaimana akhir kisah ini?