Sore ini aku kembali bertemu Fatty, seperti biasanya dia menungguku di meja makan sambil minum jus, naik ke atas bersama-sama, lalu belajar. Fatty sudah kembali lagi ke dirinya yang ceria, kejadian minggu lalu tampaknya sudah dia lupakan. Aktifitas les hari ini berjalan seperti biasa, bahkan seperti tidak terjadi apa-apa sebelumnya. Hari ini aku melihat fatty mengenakan branya yang berwarna biru laut, tercetak samar di balik kemeja SMUnya.
“Lucu juga kamu pake warna biru hari ini.” kataku ketika kita beristirahat.
“Kakak! Ih nakal banget” serunya, dibarengi mukanya yang memerah. “Emang mau liat?” tanyanya lagi
“Kalo kamu ngeliatin, aku sih ga nolak rejeki. Hehehe.” Jawabku.
“Huuuu, bilang aja mau lagi.”Jawabnya sambil mencubit tanganku.
“Auuwww.“ aku pura-pura meringis kesakitan.
“Mau liat banget apa mau liat aja?” tanyanya mulai nakal.
“Mau banget-banget.” kataku
Fatty lalu berdiri, menuntun tangaku aku disuruhnya duduk di kursi tidak lagi bersila di bawah, lalu menyambungkan ipodnya ke speaker mini, lagu Beyoncé - Crazy In Love remix 50 Shade Of Grey mengalun (kalo ada boleh sekalian di puter biar feelnya dapet), Fatty perlahan berdiri di hadapanku, berdiri kemudian mulai menari pelan, tangannya memeluk dirinya sendiri, dia bergerak perlahan, satu-persatu kancing bajunya dia lepaskan, tarikan bajunya membuat perut dan dadanya yang putih terlihat walaupun masih ada kemeja SMU yang menutupinya. Fatty berbalik lalu dengan satu hentakan dia melepaskan baju seragamnya turun ke lantai. Perlahan tangannya bergerak dengan seksi ke belakang, meraih kaitan bra-nya. Aku duduk terdiam, tidak sabar, penasaran, rasanya semua bercampur aduk. Pengait belakangnya terlepas, diikuti goyangannya yang perlahan membuat tali branya yang kiri ikut turun perlahan. Di loloskannya tali bra yang kanan akan tetapi bra tersebut belum juga terlepas. Fatty yang masih memunggungiku bergoyang perlahan, berbalik sambil memegangi cup branya.
Sambil terus memegangi cup branya Fatty berjalan mendekatiku perlahan, mengikuti irama dari music yang diikuti dengan tarian kecil dalam setiap langkahnya. Aku yang melihatnya makin canggung dan berdebar-debar, tapi aku berusahan menahan segala gelombang godaan yang datang dari Fatty, untunglah dia pun terlihat sama canggungnya denganku. Mukanya yang salah tingkah dan memerah seperti tomat membuatku lebih bisa tenang meliahat dia yang kini makin dekat jaraknya denganku.
“Kak Dan…”
“Ya, jawabku.”
Fatty mendekatiku yang masih duduk, semakin dekat kepalaku makin terlihat sejajar dengan dadanya.
“Kaka cowo pertama yang aku kasih liat. Aku gamau kasih liat ke siapa-siapa lagi selain kakak.”
Perlahan Fatty membuka penutup cup branya. Dadanya yang putih kini terliat jelas, terpampang di depanku. Payudaranya yang bulat dengan puting coklat muda yang mulai mengeras karena terkena AC hanya berjarak beberapa centimeter dari mataku. Fatty memegang kepalaku dengan kedua tangannya lalu mendekatkan kepalaku, memiringkannya ke dadanya yang begitu lembut dan kenyal ketika menyentuh telinga dan pipiku.
“Aku deg-degan banget, denger deh Kak Dan.”
Aku menururti maunya, kututup mataku dan kudengarkan detak jantungnya sambil memeluk erat tubuhnya. Aku masih menikmati pelukan ini, mendengarkan detak jantung Fatty yang kencang, mencium wangi parfum buah yang lembut, merasakan kelembutan dan kenyalnya buah dada gadis itu. Tangan Fatty meraih tanganku, membimbingku perlahan menyentuh kulit tubuhnya, menaruh telapak tanganku di payudara kanannya. Aku ikuti keinginannya, aku mulai memainkan putingnya yang makin mengeras, memainkan pucuknya yang memberikan sensasi geli merangsang diikuti oleh desahan Fatty,
KAMU SEDANG MEMBACA
Parallel Love
RomanceJika Benang Merah Takdir Sudah Mengikat Kita berdua, di Bumi Manapun Kita Pasti Akan Bersatu