bagian tiga : 3

642 74 5
                                    

  setelah kejadian ditaman, lisa selalu diam termenung. maksudku, lebih sering. setiap ku ajak bicara dia hanya menjawab dengen dengungan atau gelengan. ku lihat kemiripan antara lelaki yang ada di taman dengan lisa.

  mata bulat, hidung bangir dan wajah bulat. perbedaan nya hanya pada ekspresi dan aura . lisa yang manis dengan aura yang ceria, belum lagi senyuman nya. sedangkan lelaki yang dipanggil ayah itu terlihat sangat arogan, dengan tatapan yang tajam.

  aku tak tahu menahu urusan keluarga lisa. tapi yang terpenting, aku tidak akan biarkan lisa terluka lagi. sekarang kami berada di depan teras rumah lisa. terasa hening, sangat hening. hanya terdengar suara burung burung dan kendaraan yang lewat.

  hingga tiba tiba, pintu terbuka dari dalam. ibu lisa berdiri dengan wajah sembab. ku tarik lisa kebelakang tubuh ku. wanita paruh baya itu terlihat lemas sekali.

  baju nya kusut dan terlihat lembab. ia tersenyum tipis, dan  dengan cepat menarik lisa dari belakang ku. pekikan lisa terdengar nyaring. aku membulatkan mata, menarik tangan lisa yang satu lagi.

  ibu nya menatap ku marah, lalu menarik narik lisa kasar. kupukul tangan nya lalu membawa lari lisa ke rumah ku. si ibu terduduk menangis sambil berteriak.

  "KAMU ANAK HARAM LISA!!! PERGI MATI!! ANAK HARAM MATI!"

  kututup kuping lisa, percayalah suara nya sangat kencang. lisa mengeluarkan air mata nya. memejamkan matanya dan mengatupkan bibir nya rapat. makin erat kupeluk dirinya.

  hingga saat suasana sudah mulai tenang, hanya suara isakan lisa yang terdengar dan aku yang mulai menghela nafas berat. ku angkat lisa ke atas kasur ku. menghapus air mata yang tidak berhenti berjatuhan di pipi gembil nya.

  bahkan lisa enggan membuka matanya. segala nya begitu sakit untuk nya. semua nya, terasa membenci nya. kucium kening nya.

  "aku ada disini.. "

  suara tangisan nya makin kencang, memeluk ku dengan erat. ke elus perlahan rambut panjang nya. hingga tiba tiba bahu ku terasa sangat berat. lisa pingsan, ku mencoba setenang mungkin. ku baringkan lisa dikasur ku, dan keluar mengambil air minum.

  ibu ku lewat, lalu bertanya.

  "lisa ya dek?"

  aku mengangguk, lalu membawakan air nya ke kamar. lisa masih terbaring lemas. entahlah, kurasa ini tidak akan berakhir mudah.



kurasa..






































halo lagi, vote dan komen sangat membantu saya.
maaf bila masih ada typo atau mungkin kata kata yang berantakan <3

smile on her faceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang