bagian lima : 5

519 59 0
                                    

  air muka kakak lisa langsung terlihat sangat keruh saat aku mengatakan hal itu. ia menatap ku tajam, lalu mengusak rambut rapih nya. memijat pangkal hidung nya.

  "apa maksud mu?"

  pertanyaan bodoh keluar dari mulutnya, ah menyebalkan. ku dudukan lisa di sofa, memegang pinggul ku lalu mengehela nafas. ah aku terlalu banyak menghela nafas akhir akhir ini.

  "ibu mu itu berhasil membuat ku ingin menjadikan lisa adik ku, memukul bahkan berteriak hingga aku dan ibu ku bisa dengar"

  secara tiba tiba pintu ku diketuk kasar, dan terbuka. ibu lisa berdiri sambil membawa pukulan baseball. ku coba menarik lisa untuk bersembunyi dibalik tubuh ku. tapi terlambat, ibu nya terlalu cepat.

  BUAGH

  BUAGH

  suara pukulan yang sangat menyakitkan itu. ku dorong ibu lisa, ku rasa tak sudi memanggil nya seperti itu. kakak lisa juga ikue melindungi lisa. ku tarik ibu lisa keluar.

  "mulai hari ini, biarkan saya yang mengurus lisa. anda sama sekali tidak pantas dipanggil ibu yang baik untuk lisa!"

  suara ku tegas dan terburu menutup pintu. kakak lisa masih terdiam melihat kejadian tersebut. ibu lisa diluar memukul mukul pintu rumah ku dengan tangan nya sambil berteriak.

  "ANAK HARAM!!! ANAK SIAL!! MATI KAMU LISA!!!"

  kututup kuping lisa, memeluk nya sama erat. ku tatap wajah kakak lisa.

  "jika sudah tidak ada urusan, silahkan keluar"

  kakak lisa tersadar dari lamunan nya. lalu tiba tiba menarik lisa dari pelukan ku.

  "saya akan bawa lisa.."

  ku menatap nya tajam, apa apaan. rasa nya seperti ingin ku pukul.

  "rose..."

  suara lisa terdengar lirih, ku pegang erat tangan nya. ia terlihat kelelahan.

  "iya lisaa aku disini.."

.

  sekarang aku dan kakak lisa berada di rumah sakit. ku masih memandang nya tajam. ia mengehela nafas.

  "saya kakak nya, saya punya hak untuk mengambil nya.."

  suara nya terdengar sangat menyebalkan. ku tatap nya jengah, apa apaan sekali.

  "tidak ada kakak yang meninggal kan adik nya-

  "SAYA tidak pergi meninggal kan nya!"

  suara nya tegas memotong ucapan ku. kami masih berdu tatap, ingin ku tenggelam kan saja manusia di depan ku ini.

  "permisi... wali dari pasien?"

  Aku berdiri, baru ingin bertanya tapi kakak lisa lebih dulu bertanya.

  "saya kakak nya, bagaimana keadaan nya suster?"

  suster tersebut tersenyum kecil lalu mengatakan sesuatu yang sukses membuatku jatuh ke lantai shock.












































  "kami mendapati sel kanker jinak di otak pasien..."





halo halo, semangat baca nya, walau masih berantakan typing nya, mana ni vote nya

nguehehe

smile on her faceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang