5. Putri Tidur

544 108 11
                                    

Ribuan pemikiran memenuhi benakku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ribuan pemikiran memenuhi benakku. Well, sebenarnya hanya enam atau tujuh, seribu pikiran itu kan banyak sekali. Meskipun begitu, tak satu pun pemikiranku baik.

"Tapi aku bahkan bukan saksi yang cukup baik!" rengekku. "Aku tak akan bisa mengidentifikasi pembunuhnya. Dia tak perlu merasa terancam olehku."

"Si pelaku tidak peduli dengan itu."

"Mungkin pelakunya pacar Nicole. Biasanya pelaku kejahatan justru pacar atau suami, ya kan?"

"Mungkin itu kejahatan akibat rasa sayang dan dia sebenarnya tak berniat membunuh, lalu saat kau menangkapnya dia akan mengakui kesalahannya."

Itu bukannya tak mungkin, kan? Atau aku memang terlalu banyak berharap?

"Mungkin," ujar Seulgi, tapi ekspresinya tak terlalu bisa diharapkan.

"Tapi bagaimana kalau pelakunya bukan pacar Nicole? Bagaimana kalau itu masalah narkoba atau semacamnya?" Aku bangkit berdiri dan mulai berjalan cepat di sekeliling ruangan, yang tak cukup luas dengan banyaknya rak dan barang-barang yang ku hindari.

"Aku tak bisa ke luar negeri. Kau bahkan tidak mengijikanku ke luar kota, dan dalam situasi ini, itu hal yang sangat buruk, kau tahu."

Aku tersadar dia harus menahan atau memasukkanku ke program perlindungan saksi lebih dulu. Dan karena aku tak bisa mengenali pembunuhnya, kupikir Seulgi tidak bisa menjelaskan itu kepada hakim untuk memberikanku perlindungan saksi.

Jadi kenapa dia menyuruhku untuk tidak ke luar kota? Padahal respons yang paling jelas dan cerdas untuk dilakukan saat ini adalah kabur dari kota?

Seulgi mengabaikan komentarku. "Kemungkinan kau benar, dan Nicole memang dibunuh atas alasan pribadi. Jika beruntung kita akan menyelesaikan masalah ini dalam satu-dua hari."

"Satu-dua hari," ulangku. Banyak hal dapat terjadi dalam satu-dua hari. Satu hal, aku bisa saja mati.

Tak mungkin aku akan tinggal dan membiarkan itu terjadi. Tak peduli apa ucapan Letnan Seulgi, aku akan keluar kota. Persetan dengan izinnya, aku cukup yakin itu tidak dibutuhkan; waktu dia tahu aku pergi, dia sudah terlambat, karena aku pasti sudah pergi.

Aku bisa memberitahu Jisoo untuk menghubungi Seulgi dan memberitahunya bahwa dia bisa menghubungiku lewat Jisoo jika kesaksianku dibutuhkan, karena tentu saja aku akan bilang pada keluargaku aku ada di mana. Toh La-Rouge memang akan tutup selama satu-dua hari, jadi sekalian saja aku liburan singkat.

Sudah dua tahun aku tidak memanjakan jiwa gadis pantai dalam diriku; sekarang waktunya -meskipun aku tidak akan berenang.

Saat tiba di rumah aku akan tidur selama beberapa jam, jika bisa. Jika tidak bisa, aku akan mengemas pakaian. Aku akan siap pergi begitu mobilku diantar.

"Tak ada petugas polisi yang bisa kutugaskan menjagamu, lagi pula aku tidak bisa melakukannya karena tak ada ancaman serius, ditambah lagi kau bukan saksi sungguhan, karena kau tidak bisa mengidentifikasi siapa pun."

To Die ForTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang