•13•

2.6K 213 28
                                    

•••

━━━━━━❃━━━━━━

Tidak ada waktu untuk bersedih pada lembaran hidupku.

Apalagi lari dari kehidupan ini.

Aku tau, masa depan sedang menunggu untuk kesentuh dengan penuh senyuman.

Karna di sana, ada harapan kebahagiaan.

━━━━━━❃━━━━━━

By: MelatiMelati171

"Papi mau ke mana sih, kok ngebut?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Papi mau ke mana sih, kok ngebut?"

"Diem dulu, Qilla!" suruh Grey disela-sela kepanikannya.

Setelah mendengar perkataan Ryan tadi, ia sempat dilanda keheningan. Hingga suara pot bunga yang tak sengaja Qilla senggol membuatnya tersadar. Grey dengan gerakan cepat menarik jas dan juga kunci mobilnya.

Qilla yang melihat papinya panik dan beranjak meninggalkan ruang kerjanya dibuat keheranan. Gadis itu bahkan mengikuti Grey sampai keluar.

"Papi kenapa? Mau kemana? Kok buru-buru?"

"Masuk ke mobil!" Suruh Grey pada putrinya.

Qilla masuk ke dalam mobil sesuai perintah papinya, tak lupa memasang safety belt.

Grey menginjak pedal gas. Mobilnya melaju membelah jalan yang cukup sepi. Hujan mulai turun membasahi bumi. Grey menerobos derasnya hujan. Tak peduli dengan Qilla yang terus menyuruhnya memelankan laju mobil.

Sesampainya di rumah sakit, Grey langsung saja turun dari mobil. Pria itu langsung menarik tangan putrinya yang masih bingung dengan keadaan.

"Papi, kok kita ke sini? Siapa yang sakit?"

Grey tak menjawab, ia masih saja menarik tangan putrinya hingga berhenti tepat di depan sebuah ruangan.

"Om," sapa Ryan.

Qilla mengernyitkan dahinya bingung. Kenapa Ryan ada di sini? Dan juga kenapa papi ke sini? Ada banyak pertanyaan dalam benaknya. Ia bingung sekaligus cemas, semoga saja apa yang ia pikirkan saat di rumah tadi tidaklah benar adanya.

"Gimana keadaannya?" tanya Grey.

Ryan menggeleng. "Dokternya belum keluar om."

Golden Hour (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang