CZ 6

441 62 27
                                    

-Jangan mengambil kesimpulan sebelum tau fakta. Kalian hanya mendengar bukan menyaksikan, hingga seenaknya menyalahkan seseorang, apalagi mengadili orang tersebut-

-Zea Anggara-

***

Arga dan 2 temannya masuk ke markas Revanders. Hari sudah larut malam namun tidak membuat angkatan ke 10 Revanders tidak memanggil Arga.

Arga dan teman temanya menjatuhkan barang barang disekitar mereka sambil berjalan menuju ruang tengah basecamp.

Angkatan ke 10 Revanders yang mendengar berbagai bunyi pecahan kaca pun langsung bergerak gesit ke arah sumber pecahan. Dan lihatlah wajah Tian dan Arga yang memasang wajah tak bersalah.

Meski begitu tidak ada yang berani menegur atau bersuara, mereka juga lihat lawan bicara mereka siapa.

"Mana ketua Lo?" Tanya Arga

"Masuk dulu Napa sih," bisik Tian sambil menyiku Arga.

"Alvarez ada di dalam bang, langsung masuk ajah," ucap salah satu dari mereka.

Arga, Tian dan Ray masuk ke ruang tengah. Sesampainya di sana bertemu dengan Alvarez yang sedang menggunakan jaket kuli hitam dengan wajah datar. Tidak seperti biasanya.

Tanpa dipersilakan duduk Arga dan teman temannya langsung duduk di sofa. "Masalah apa sampai panggil gue?" Tanya Arga.

Alvarez melepas kertas lusuh dengan lambang salah satu geng motor yang sudah lama hilang dengan tulisan dibawahnya We Beck!

"Mereka kembali," ujar Alvarez.

Dark Dragon, geng motor yang selalu meresahkan masyarakat, mereka egois ingin menempati urutan ke satu dari deretan geng motor terkuat, urutan ke satu ada Revanders, muncul lah berbagai masalah yang di timbulkan oleh Dark dragon yang dipimpin Rico, anak SMA Harapan bangsa.

Rico ketua geng motor Dark dragon, sih egois dan suka berbuat seenaknya, terlalu berambisi untuk mengalahkan Arga sih pembunuh berdarah dingin, Dari sifat Arga yang cerewet bukan berarti dia sebagai ketua Revanders dulu juga cerewet, setiap korban yang jatuh di tangan Arga cuman punya dua pilihan, mendengar bacotan Arga yang bisa menyayat kuping tanpa menyentuh, atau mendapat siksaan membabi buta.

"Apa urusan sama gue?" Tanya Arga.

Alvarez sontak menatap Arga, "Gak ada urusan sama Lo, Alvarez gak butuh bantuan lu, yang gue butuh kunci ruangan senjata angkatan 9."

"Kalian ngga ada senjata?" Sela Tian

"Peluru abis," jawab Alvarez.

Rey yang memegang kunci ruangan senjata angkatan 9 pun menggeluarkan kunci itu, dia sodorkan pada Alvarez. Baru saja Alvarez ingi mengambilnya, Rey langsung menarik kembali. "Ambil senjata punya gue, di saluran peluru ada kertas, ambil kertas itu. Ingat gunakan itu kalau perlu," ucap Rey.

"Jangan," bantah Arga.

Semuanya langsung menoleh pada Arga, "Ada apa lagi?"

"Kita ikut misi kali ini," ucap Arga.

Alvarez langsung tidak terima, "Udah gue bilang kita gak perlu Lo!"

"Lo gak tau bagaiman Rico dan anggota nya?!" Pungkas Arga.

"Gue tau dan gue gak perlu bantuan lu, biarin angkata 10 yang nanganin masalah ini."

Arga melihat wajah Alvarez yang datar dan terlihat marah, namun kata katanya seperti pasti dan tidak ingin dibantah, "Terserah Lo, tapi jangan pernah nunjukin kelemahan Lo di depan Rico, jangan sampai kayak dulu ada campur tangan cewe!" ucap Arga.

Strict Parents [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang