10. KENCAN PULANG SEKOLAH

4.4K 658 169
                                    

10. KENCAN PULANG SEKOLAH

KEJADIAN tadi pagi benar-benar langsung menjadi topik pembicaraan satu sekolahan. Kabar tentang Khatulistiwa yang berangkat bersama manusia angkuh bernama Kinan itu sukses membuat anak-anak Cempaka lagi-lagi dibuat terkejut.

Dulunya, sebagian dari mereka berpikiran bahwa gosip itu hanyalah sekadar gosip yang tak mungkin kenyataan. Pasalnya, Khatulistiwa itu ramai dipasangkan dengan dua siswi tersohor di sekolah ini. Aurora dan Savana. Keduanya sama-sama memiliki pendukungnya masing-masing.

Nama Kinan tentu tak banyak yang mengetahui. Selama ini, tak ada desas-desus apapun tentang kedekatannya dengan Khatulistiwa Lakeswara. Nama gadis itu tiba-tiba langsung melejit begitu saja sesaat setelah Khatulistiwa membuat pernyataan mencengangkan.

Dari tadi pagi hingga sampai saat ini bel pertanda pulang dibunyikan, tatapan-tatapan orang-orang ke arah Kinan benar-benar tak berubah. Semuanya seolah menatap sinis ke arah gadis yang sama sekali tak menunjukkan senyuman itu.

Pada awalnya, Kinan memang merasa sedikit risih dengan tatapan itu, namun lama kelamaan dia merasa biasa saja. Tidak ada gunanya juga meladeni mereka.

Tenaganya terlalu mahal jika harus terbuang sia-sia karena mereka.

Bosan. Satu kata yang menggambarkan keadaan Kinan saat ini. Bel pertanda pulang memang sudah dibunyikan beberapa menit yang lalu. Saat ini tinggal ada dirinya  saja yang masih berada di kelas ini. Tangannya terlihat memegangi sebuah komik.

Ponselnya tertinggal di rumah dan dompetnya tertinggal di mobil. Itu adalah alasan yang menyebabkan dirinya hanya bisa pasrah dan mengurung diri di kelas menanti kedatangan seseorang. Tidak mungkin sekali jika dia berjalan kaki dari sini sampai ke rumah.

"Kinan." Itu tentunya suara seorang Khatulistiwa. Laki-laki itu baru saja menginjakkan kakinya di kelas IPS 1. Dia menatap Kinan yang saat ini terlihat membaca komik.

Mengalihkan pandangannya dari komik, gadis itu melirik Khatulistiwa yang saat ini duduk di atas meja sembari menatapnya.

"Mau pulang sekarang apa nanti?" Laki-laki bertanya.

"Sekarang." Dengan segera Kinan menutup komiknya lalu menaruhnya di laci.

Gadis yang saat ini mengikat rambutnya menjadi satu ke belakang itu berjalan mendahului Khatulistiwa.

Diam-diam Khatulistiwa menarik sudut bibirnya membentuk senyuman. Dia sengaja berjalan tepat di belakang dan tak mau menyamakan langkahnya dengan Kinan.

Menurutnya, posisi laki-laki dan perempuan itu tak bisa saling sejajar. Laki-laki akan berada entah itu di depan ataupun di belakang.

Di depan sebagai imam dan di belakang sebagai pelindung.

"Nan, jalannya jangan cepat-cepat." Khatulistiwa berkata kepada Kinan yang saat ini jaraknya terpaut cukup jauh dengannya.

Kinan tak menggubris, gadis itu terus saja melangkahkan kaki jenjangnya ke depan. Koridor memang benar-benar sepi saat ini. Hanya ada dirinya dan Khatulistiwa saja. Itu yang membuat Kinan semakin leluasa melangkah cepat.

Khatulistiwa sampai kewalahan mengejar langkah Kinan.

Gadis itu benar-benar melangkah dengan begitu cepat hingga tiba-tiba tubuhnya tersungkur karena menginjak tali sepatunya sendiri.

"Anj—" Umpatan Kinan tertahan karena saking malu dan sakitnya menginjak tali sepatunya sendiri sampai tersungkur seperti ini.

Tawa Khatulistiwa mulai terdengar begitu menggelar dari belakang. Dia benar-benar tak bisa menahan tawanya saat melihat Kinan yang terduduk di lantai.

KHATULISTIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang