08. Lauryce

11 1 0
                                    

Lauryce POV

Daddy sangat menyayangiku, satu-satunya yang menyayangi aku ya cuma Daddy.

Saat aku sedih, saat aku sakit hanya Daddy yang peduli dan menjagaku. Aku tidak pernah tahu seperti apa mommy, karena aku memang tidak pernah punya kesempatan untuk bertemu mommy dari aku kecil.

Tapi akhir-akhir ini daddy menjadi sedikit murung, daddy terlihat kurang sehat dan banyak masalah.

Aku ingin menghibur daddy, aku ingin menjaga daddy tapi aku tidak bisa melakukannya.

Daddy jadi lebih sering menangis, apa daddy sudah tidak menyayangi aku?

Aku berusaha menjadi anak baik bagi daddy, aku selalu menghabiskan makananku, tidak memilih makanan dan pergi tidur tepat waktu. Aku rasa dengan aku melakukan semua yang anak baik lakukan daddy akan menjadi lebih senang.

Tapi, daddy semakin terlihat buruk, daddy terkadang tidak pulang ke rumah dan menitipkan aku pada auty Sia.

Aku tidak benci aunty Sia sih, tapi aku tidak begitu cocok dengan aunty Sia, entah kenapa?!

Setiap malam sebelum tidur aku selalu berdoa memohon pada Tuhan agar membuat daddy bahagia seperti dulu.

"Tuhan, buat daddy bahagia lagi, apapun keinginan yang membuat daddy bahagia tolong kabulkan Tuhan, aku ingin daddy bisa bahagia!" Pintaku pada Tuhan.

Tapi tetap saja daddy terlihat murung, daddy hanya tersenyum saat bersamaku, saat daddy sendirian daddy selalu menangis dan marah-marah.

Aku pernah tidak sengaja terbangun malam hari karena ranjang ku tiba-tiba bergoyang, aku ketakutan, aku pikir itu adalah monster biru yang biasa diceritakan teman-temanku ditempat penitipan karena itu aku pergi ke kamar daddy, aku ingin mengatakan pada daddy kalau monster biru sudah sampai dirumah kita.

Belum sempat masuk ke dalam kamar, ternyata puntu kamar daddy sedikit terbuka aku mencoba mengintip apa daddy ada didalam dan yang aku lihat daddy menangis di meja kerjanya. Ada aroma aneh yang menusuk hidung, kata orang dewasa itu alkohol.

Aku malah lebih takut pada daddy yang kulihat saat itu dari pada monster biru.

Aku memanggil-manggil daddy, tapi daddy tidak menjawab. Aku semakin ketakutan, apa monster biru mengganggu daddy juga?

Aku pun memaksa diriku untuk melihat keadaan daddy. Aku membuka pintu kamarnya yang sangat gelap sambil terus memanggil daddy.

Seseorang berdiri dan berjalan mendekat padaku.
"Lauryce?"

Oh Tuhan syukurlah itu suara daddy. Daddy kemudian menggendongku dan membawaku keluar dari kamarnya.

Nampak bekas air mata yang masih basah di wajah tampan daddy. Aku rasa aku sudah menyelamatkan daddy dari monster biru.

"Daddy? Apa daddy menangis?" Tanyaku.

Daddy menggeleng sambil tersenyum dan masih terus menuju ke kamar ku. Setelah sampai di ranjang ku, daddy membaringkan aku, menyelimuti ku, lalu tersenyum dan mengecup keningku. Tapi daddy hanya diam saja, biasanya daddy selalu cerewet dan bercanda denganku. Aku rasa daddy benar-benar takut sama monster biru.

"Daddy, jangan takut, aku akan menjaga daddy dari monster biru! Jangan menangis daddy!" Kataku agar daddy tahu bahwa aku juga bisa melindungi daddy.

Lalu suatu hari, daddy mengajakku berbelanja di swalayan. Seperti biasa daddy masih terlihat murung. Aku berpikir untuk mencarikan mainan untuk menghibur daddy.

Setelah mendapat mainan yang aku sukai, aku kembali pada daddy, tapi ternyata daddy sedang berbicara dengan seseorang.

Astaga daddy sedang berbicara dengan seorang wanita yang sangat cantik. Aku rasa wanita itu bukan manusia, mungkin dia peri, malaikat atau mungkin goddes?

Diary Of An Ex(Lover)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang