01. Daughter

45 1 1
                                    

"Hai Tannya!" Sapa Grizelle pada seorang teman wanitanya yang tengah duduk di bangku penonton.

" Hai Grizelle, kau datang?" Jawab wanita bernama Tannya itu sambil tersenyum pada Grizelle.

"Ya, mana anakmu?" Tanya Grizelle.

"Oh mereka masih belum tampil, syukurlah kau tidak terlambat untuk menyaksikan penampilan mereka." Kata Tannya santai.

Tidak lama kemudian keluar sekelompok anak-anak balita berusia sekitar 4-5 tahunan berjajar rapi di atas panggung berdekorasi ceria.

"Wah ini giliran mereka tampil Gee, lihat anakmu sangat cantik!"

Gee adalah panggilan atau nama pendek dari Grizelle.

"Wadafak! Steffania juga ikut tampil? Kenapa dia tidak memberi tahuku sebelumnya?" Kata Grizelle setengah tak percaya.

"What do you mean Gee? Steffania selalu ikut latihan setiap sepulang sekolah, mana mungkin kau tidak tahu kalau Steffania juga ikut pementasan?" Cibir Tannya

"Dia tidak bilang padaku!" Kata Grizelle dengan pandangan setajam silet menatap lekat Steffania yang sedang tampil.

*Skip setelah acara sekolah*

Grizelle tengah melajukan mobilnya menuju sebuah supermarket yang cukup terkenal didaerah situ.

Didalam mobil suasana sedikit tegang antara Grizelle dan anak perempuannya, Steffania.

"Kau tidak ingin mengatakan sesuatu padaku Steff?" Tanya Grizelle.

"Mom, i'm sorry, i'm not telling you." Jawab Steffania dengan mata yang berkaca-kaca dan tubuh yang mulai gemetaran karena takut.

"Why you hide it?" Tanya Grizelle.

"Karena mom tidak suka semua yang berhubungan dengan idol." Jawab Steffania.

"Tapi aku lebih tidak menyukai pembohong, kau tahu?"

"I'm sorry mommy."

"Lain kali kau harus memberi tahuku, kau tidak perlu memikirkan apa aku suka atau tidak, just ask me first, oke?!" Kata Grizelle.

"Yes, mommy."

"Lagipula aku tidak akan melarang kau melakukan apapun yang ingin kau lakukan, kau ingin menari? Kau ingin menyanyi? Jadi model? Jadi aktris? Selama kau menyukainya, mommy akan mendukungmu, you got it?"

"Yes mommy, thank you!"

Sesampainya di swalayan Grizelle langsung mendorong sebuah troli belanja dengan Steffania yang mengekor padanya.

Steffania kecil masih tampak gemetaran meskipun wajahnya nampak lebih tenang dari sebelumnya.

"Ambil apa saja yang kau butuhkan, tapi jangan sampai tersesat!" Kata Grizelle.

"Baik." Steffania kecil langsung berlari kecil menuju rak cemilan dan mainan anak.

Sementara Grizelle sibuk mengisi troli belanjanya dengan bahan makanan dan keperluan rumah tangga.

Saat sedang berkonsetrasi membaca komposisi di salah satu botol sabun anak-anak, Grizelle mendengar suara seorang lelaki memanggil namanya.

"Grizelle?!" Suara lelaki yang sudah lama tidak lagi ia dengar.

Dengan sangat terkejut dan degupan keras di dadanya membuatnya sangat tertarik untuk memastikan suara siapa itu. Meski begitu Grizelle tetap menjaga sikapnya setenang dan seberwibawa mungkin.

Deg.

Ternyata tidak ada yang salah dengan pendengaran Grizelle, lelaki yang memanggilnya memang benar orang yang pernah ia kenal di masa lalu.

"Felix?" Ucap Grizelle setelah memastikan si pemilik suara.

"Hai Grizelle, aku tidak menyangka akan bertemu denganmu disini." Kata Felix yang matanya masih berbinar seperti dulu.

"Ah, kebetulan aku hanya mampir untuk belanja." Kata Grizelle yang masih panas dingin darahnya.

"Oh, apa kau tinggal disekitar sini?" Tanya Felix sedikit canggung.

Belum sempat Grizelle menjawab tiba-tiba seorang gadis kecil muncul dari arah belakang Felix.

"Daddy, boleh aku membeli ini?" Tanya gadis kecil itu sambil menyodorkan sebuah permen kepada Felix.

"Tentu sweety." Jawab Felix.

Tentu saja pemandangan tersebut membuat darah Grizelle sepenuhnya panas mendidih. Dan tak ada ramah tamah lagi di wajah cantik Grizelle.

Grizelle meletakkan botol yang tadi dibawanya sambil bertanya, "anakmu?"

"Iya!" Jawab Felix.

Tanpa menatap kepada Felix, Grizelle berkata lagi, "kalau begitu aku duluan, bye!" Dan langsung mendorong trolinya pergi.

Grizelle melihat Steffania dan kemudian memanggilnya.

Entah apa yang dilakukan Felix setelah itu Grizelle tidak mau tahu dan bahkan tidak menoleh sedikitpun.

Setelah membayar, Grizelle langsung pergi dari swalayan begitu saja tanpa sepatah katapun.

"Mommy masih marah sama aku?" Tanya Steffania dengan tatapan polosnya.

"Tidak sayang, mommy bertemu orang menyebalkan tadi, maaf ya, nanti kita lanjut belanja di swalayan lain, oke?!" Kata Grizelle.

"Oke!"

*Skip*
*Rumah Grizelle*

"Really Gee?" Seru Ema, panggilan utuk Emaryce.

"Yah, Felix sudah punya anak itu nyata dan aku melihatnya langsung!" Kata Grizelle.

"Tapi bagaimana kalau itu bukan anak kandungnya, i mean, like you, kau punya anak karena kau mengadopsinya!" Kata Ema.

"Wadefak Ema! Aku masih sangat ingat dia meninggalkanku untuk menikahi perempuan lain! Aku jelas-jelas tau dia menikah saat itu! Lagi pula suami istri tidak harus pergi mengadopsi untuk mendapatkan anak, mereka hanya perlu tidur dan yeah mereka punya seorang putri sekarang!" Kata Grizelle sedikit meninggikan suaranya hampir berteriak.

"Aku tahu Gee, i'm so sorry!" Ema memeluk sahabatnya untuk menenangkannya.

"Kalian hanya bertemu sekali saja kan? Mungkin kalian tidak akan bertemu lagi, jadi jangan terlalu kau pikirkan!" Kata Ema.

"Yah, kau benar Ema!"

"Gee, boleh aku bertanya?"

"Ya."

"Kau masih mencintainya?"

"Ya!"

"Baiklah, aku selalu ada disini kalau kau butuh Gee!"

"Thanks Ema!"

"Mommy, ada seseorang didepan rumah!" Kata Steffania.

"Siapa Steff?" Tanya Ema.

"Steffy tidak tahu aunty."

"Biar aku periksa!" Kata Grizelle langsung beranjak keluar.

Tak lama kemudian Grizelle kembali dan memandang Steffania.

"Diluar tidak ada siapa-siapa, kau yakin melihat seseorang?" Tanya Grizelle.

"Iya mommy seorang laki-laki." Kata Steffania.

"Mungkin orang iseng Gee!" Kata Ema.

"Hemm, btw kau jadi menginap malam ini Ema?"

"Sorry Gee, aku ada janji dengan Jeno nanti, mungkin lain kali, oke!"

"Baiklah, entah kenapa aku merasa senang kau masih akur dengan Jeno!"

Ema hanya tersenyum menanggapi ucapan Grizelle.

Ema pergi sebelum makan malam. Grizelle memutuskan membawa Steffania makan diluar karena hari ini moodnya sedikit kacau.

Diary Of An Ex(Lover)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang