LilBuna
PresentMahae
Short FanfictionIdol life, Romance, Angst
Chapter one
Sorry for typo(s)
Mark meneguk air mineral di tangan kanannya pria itu melepaskan jaket lalu menyandarkan punggung di kursi tempat latihan. Rencananya hari ini sub unit baru akan berlatih koreografi yang mana semua anggota terbentuk dari gabungan di setiap unit tetap selama beberapa tahun ini. Tentu saja Mark bersemangat dia bisa membangun berinteraksi pada anggota yang tidak pernah satu grup dengannya.
"Kamu sudah dari tadi Mark?"
Pria bertubuh tinggi dan kurus itu duduk di sebelah Mark bersamaan dengan decitan sepatu yang mulai menggema dari ujung tempat latihan. Itu Haechan bersama Jeno kedua orang disana sedang bertengkar, Jeno terus mengejar Haechan sesekali pria itu membuat Haechan bersimpuh menggeret tangan itu tanpa ampun. Pria berbadan besar itu mulai mencubit lengan Haechan, acuh akan suara menggema kesakitan miliknya.
”Kamu mendengarku atau tidak?” Mark menjawab deheman kecil, kembali meneguk masih terfokus pada kegiatan kedua orang disana. ”Kamu tahu Mark, Haechan itu aneh sudah tahu Jeno lebih kuat darinya tetap saja mengejek. Lihat itu hasilnya Haechan akan selalu tertindas!” Winwin menjelaskan sambil menunjuk Haechan yang hampir menangis jika Jeno tidak melepasnya.
”Winwin Hyung, dimana yang lain?”
Haechan mendekat menyapa Winwin sebentar lalu merebut air minum dari Hyung kesayangannya itu. Dulu mereka satu team dalam unit, tapi semenjak ada kebijakan baru dari agensi, akhirnya mereka terpisah, sumpah demi apa Haechan juga bahagia bisa kembali satu unit lagi dengan Winwin. Baru saja Haechan ingin meneguk, dia melirik Mark namun pria itu hanya melirik sekilas berbalik badan menyeret tangan Jeno menjauh dari sana mengabaikan Mark yang merubah raut wajahnya jadi aneh.
Mark menyadarinya. Selama latihan Haechan enggan melirik, bahkan pria itu tidak mengatakan sepatah kata apapun saat Mark melakukan kesalahan. Biasanya dia dimarahi, Haechan akan terus meledeknya bertingkah paling frustrasi padahal tidak dan semua kebisuan itu berlangsung sampai selesai.
”Jen nanti temani aku bermain game!”
Rengek Haechan habis latihan, kebetulan latihan tadi berjalan cepat. Mungkin karena mereka cukup berbakat sampai-sampai gerakan bisa dihafal dalam hitungan jam, apalagi ada sosok Ten yang membimbing mereka telaten. Semua terasa mudah, Haechan sangat menyukai unit ini semua orang terlihat peduli padanya, bahkan si maknae Sungchan saja membelikan dia kopi tadi padahal bukankah Haechan lebih tua? dia yang harus membelikan.
Tapi jika itu gratisan dan di berikan dengan penuh kasih sayang dia tidak mungkin menolak lagian tidak baik menolak pemberian orang.
”Kamu ini sudah tau besok ada jadwal malah bermain game terus, sekali-kali pikirkan tubuhmu juga, kuat atau tidak! Setidaknya tidur dengan benar. Game saja terus biar nanti ku adukan ke ibumu.”
Jeno menatap Haechan sinis, medorong pria itu mendekat kearah Sungchan. Menjauhkan sebisa mungkin, Jeno ingin makan pizza dia kelaparan dan sedari tadi Haechan tidak membiarkannya makan satu potong saja. Mencebik kesal Haechan merengut dia ingin kembali memprotes sebelum satu suapan pizza masuk ketika dia membuka mulut, tak lupa Haechan menerima usakan halus di rambut mangkoknya.
”Kamu ini makan dulu Hyung, bicaranya nanti saja. Jika Jeno Hyung tidak ingin menemanimu aku bisa Hyung!”
Antusias, Sungchan menawarkan diri. Pria tinggi itu mencubit pipi Haechan gemas. Mengusak rambut itu sampai kacau, hal itupun mengundang gelak tawa anggota unit. Mereka memang senang menggangu Haechan, terasa begitu menyenangkan. Sifat Haechan yang periang tentu mengundang banyak perhatian dari sekitar, dan satu lagi Mark sedari tadi terus memperhatikan tingkat laku Haechan yang menurutnya berlebihan.
Haechan bukan anak - anak lagi tapi sifatnya tidak menunjukkan demikian. Lalu? apa-apaan dengan Sungchan, jika dia jadi Haechan Mark tidak akan pernah mau rambutnya di rusak sedemikian rupa. Menyebalkan sekali, Sungchan tidak sopan pada Hyungnya.
”Kalian cocok sekali,”
”Uhuk,”
Yangyang terkejut ketika Mark tiba - tiba terbatuk. Pria itu menyodorkan soda yang mana langsung di teguk sampai habis tanpa sisa. Mark mengusap bibirnya, matanya bertemu dengan milik Haechan tapi di seperkian detik Haechan kembali menatap Sungchan di sampingnya.
”Aku ingin minum kopi, aku akan kebawah dan membelinya,” Haechan bangkit, Sungchan mengikuti Haechan. ”Biarkan aku ikut Hyung aku juga ingin,” menganguk setuju Haechan mengiyakan permintaan Sungchan. Mereka berdua pergi meninggalkan ruangan itu dengan Sungchan yang merangkul pundak Haechan.
Haechan malah membalas merengkuh pinggang Sungchan. Jeno yang melihat tiba - tiba tertawa, melengkungkan mata sabitnya. Pria itu berdiri cepat menyusul Haechan dan Sungchan.
”Jen kamu mau kemana?”
”Aku tidak boleh membiarkan Sungchan mengambil hati Haechanku!”
Canda Jeno. Semua tertawa mendengarnya kecuali Mark. Melihat semua hal yang terjadi hari ini Mark merasakan sesuatu, dia sedikit tidak menyukai ini. Ini sangat aneh saat semua orang begitu dekat dengan Haechan.
Ini tidak benar.
[TBC]
Kalian suka narasi atau langsung percakapan?
©Lilbuna
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet [✔️]
Fanfiction🌻[Mahae] • Tittle : Backstreet • Genre : Angst, Romance, bxb, idolife • Bahasa : Baku tidak EYD • Rate : Mature (+) Republish ©LilBuna