Bagian enam

2.3K 207 10
                                    

LilBuna
Present

Mahae
Short Fanfiction

Idol life, Romance, Angst

Chapter six

Sorry for typo(s)

🔞

Ini gila hampir satu bulan Haechan memperlakukan Mark sedemikian rupa. Pria kecil itu enggan menyapa memandang Mark begitu buruk, Haechan sangat berbeda aneh dalam menyikapi. Kalau di pikir-pikir Mark kehilangan sesuatu dalam hidupnya, sesuatu yang tanpa sadar merenggut hal-hal baik dari dirinya.

Termasuk perasaan bahagia, sedih, tawa, kesakitan. Semua terasa semu sangat semu hingga pada akhirnya Mark merasa sangat kesepian, ada bunyi kosong tanpa dering. Ada untaian kata tanpa huruf.

Haechan sangat sulit di dekati, pria kecil itu terus menempel pada yang lain, mengabaikan Mark saat dia ingin mengajak bicara.

Maka malam ini Mark harus membenarkan hal salah di antara mereka Mark ingin memperbaiki hubungannya dengan Haechan. Lantas Mark berjalan ke lantai sepuluh mengetuk pintu kamar pelan menunggu pria kecil itu membuka pintu.

"Jaehyun Hyung aku tidak ingin makan kenapa kamu mengga-Ah" terputus cepat kala Mark langsung mendorong  masuk membuat pria kecil itu  memekik kaget, "Mark Hyung,"

"Haechan bisa kita bicara sebentar hanya kita dan kumohon jangan menghindar, aku merindukanmu,"

Tutur Mark begitu parau, menyadari wajah pucat Mark Haechan tanpa sadar mengulurkan tangan mengusap wajah itu, "Kamu terlihat pucat, apa kamu sakit?" Haechan bertanya pelan, nadanya terdengar lembut dan menusuk, berenang pelan mengikuti nadi menghantar gelaran kebahagiaan tepat di hati.

Seulas senyum terpatri, hati Mark merenggang, kesesakan itu mulai bocor, air mata yang sedari tadi dia tahan terjun tanpa permisi.

Betapa bahagianya dia malam ini Haechan masih sama, wajah polos itu berceletuk hal-hal yang ingin dia dengar. Perhatian sedemikian yang Mark rindukan.

"Haechan, aku merindukanmu sangat tolong maafkan aku,"

Belum paham akan keadaan Haechan malah bingung, kapasitas otaknya menipis seiring dengan pelukan Mark yang terasa begitu hangat, "Mark Hyung kenapa kamu menangis?"

"Aku begitu kehilanganmu Haechan,"

"Mark Hyung kamu ini sebenarnya kenapa?"

Mark menuli, pria berrahang tegas itu  meniup wajah Haechan sebentar sebelum menyatukan kedua bibir mereka pelan, Haechan kaget tapi tubuhnya enggan menolak saat Mark menyesap bibirnya kuat, mengigit bahkan mulai mendorong lidahnya masuk.

Pria kecil itu menahan desahan, kewarasannya terambil alih, jujur perlakuan Mark saat ini sangat sulit di hindari.

"Akh,"

Desahan kecil lolos, suara itu malah membuat Mark semakin berani lalu dia merebahkan Haechan di kasur menyingkap kaos kebesaran bergambar beruang miliknya. Pria dominan itu tersenyum simpul melihat dua gundukan kecil berwarna semu coklat, lalu mendekat kearah puting menyesapnya halus, tak lupa tangan yang satunya mencubit bermain di area sensitif lainnya.

"M-Mark Hyung,"

Haechan menggeliat tangan besar Mark menyusup masuk kedalam celana bokser, memainkan benda miliknya.

"J-jangan," Mark menautkan alis bingung melihat Haechan mencegahnya menurunkan bokser tapi peduli apa? Mark tidak peduli dia melanjutkan aksinya. "Kamu cantik Haechan," Mark merunduk mencium paha dalam Haechan.

Tersenyum malu, Pria kecil itu mengambil bantal guna menutupi wajahnya yang sudah mirip udang rebus.

"Haechan, aku tidak akan melanjutkan ini jika kamu menolak," lain di mulut lain di perbuatan. Mark memang bertanya tapi jari pria itu sudah masuk kedalam lubang anal Haechan. "Aku akan berhenti sekarang," Di sertai dorongan kuat menyentuh prostat Haechan.

"Akh, M-Mark Hyung,"

Mark menegang pertanyaan tadi tidak ada gunanya lantas Mark mengeluarkan jari lalu menurunkan celana miliknya mengocok penisnya sendiri.

"Aku tidak membawa kondom?"

"Aku ada di laci,"

Mendengar itu Mark bergegas mengambil memakainya buru-buru, Pria itu memposisikan penisnya mendorong dalam satu hentakan.

"Sakit!"

"Maafkan aku,"

Kegiatan keduanya berlangsung lama, sampai di titik masing - masing.

©LilBuna


Cahaya remang dan bau aneh memenuhi sudut kamar, Haechan masih terjaga lebih tepatnya mengrutuki dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia mendesah begitu kuat saat Mark menumbuk prostatnya. Mau di taruh di mana mukanya ini, dia baru saja menyerahkan tubuhnya pada pria yang jelas-jelas menolak, menghina, menatapnya aneh tempo hari.

"Kamu belum tidur Haechan?"

"Apa yang sudah kita lakukan Mark Hyung?"

"Aku juga tidak tau,"

"Kamu tahu Mark Hyung, kamu pria teraneh yang pernah ku temui tempo hari kamu memandangku jijik namun sekarang kamu malah menyetubuhiku,"

Mark bangkit kembali mengukung Haechan, mencium kening Haechan lama lalu kembali menatap,

"Aku jatuh cinta padamu. Apakah kamu mau menjadi milikku?"

"M-Mark Hyung kamu aneh,"

"Aku berkata kebenarannya, kehilangan dirimu begitu menyakitkan,"

"Maafkan aku," tertunduk dengan raut wajah bersalah miliknya, "A-aku sudah menerima sungchan tadi pagi kami berpacaran. Aku tidak pernah membayangkan Mark Hyung akan bertindak demikian. Maafkan aku,"

Remuk.




[TBC OR END]

Karena yang versi Twitter ini sudah end, tapi aku kok ngerasa kurang puas sama endingnya menurut kalian gimana?

©Lilbuna











Backstreet [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang