Bab.26

265 15 0
                                    

Salsa yang hendak melangkahkan kaki menaiki tangga menuju kamarnya yang berada dilantai dua setelah mengambil minum dan ingin melanjutkan kegiatannya membaca novel seketika menghentikan langkahnya, mendengar bel rumahnya yang terus dibunyikan. Menandakan ada yang datang bertamu.

Melangkah malas, Salsa meletakkan kembali air putih yang baru diambilnya di atas meja makan dan melangkah menuju pintu utama. Pasalnya ART-nya sedang pulang kampung sehingga tidak ada yang membukakan pintu.

Salsa menghela nafas menahan kesal, ketika mengetahui siapa cowok yang datang bertamu. Tau begini Salsa tidak akan membukakan pintu.

"Hai," ucap Jaka melambaikan tangan dan jangan lupakan juga dengan senyuman manisnya.

"Lo ngapain ke rumah gue?"

"Gue mau ngajakin lo jalan. Lo mau kan?" ucapnya menyampaikan tujuannya mendatangi rumah Salsa.

"Gue sibuk," ucap Salsa menolak.

"Gue rasa lo nggak sibuk. Kalau gue minta ijin orang tua lo pasti ijinin."

"Lo ngapain masuk?" cegah Salsa. Namun, terlambat Jaka sudah masuk kedalam rumah Salsa.

"Bukannya tadi gue udah bilang gue mau minta ijin sama orang tua lo."

"Orang tua gue nggak ada. Mereka lagi keluar. Jadi, mending lo pulang," usir Salsa makin kesal akan tingkah Jaka yang sekarang sudah duduk manis di sofa ruang tamu Salsa.

"Ya udah telpon."

"Mending lo pulang."

"Kalau gue nggak mau gimana?" tanya Jaka tersenyum dengan menaikkan kaki sebelah kanannya di atas kaki sebelah kirinya.

"Gue bilang pulang!"

"Nggak."

"PULANG!" bentak Salsa sudah tidak bisa menahan emosinya.

"Oke. Tapi gue punya dua pilihan buat lo," ucapnya mencoba ingin melakukan negoisasi.

"Lo terima ajakan gue buat jalan atau gue tetap tinggal berdua di rumah lo.  Mumpung kedua orang tua lo lagi keluar. Siapa tau kita di grebek warga. Gimana?"

Salsa mengacak rambutnya frustasi akan dua pilihan yang dilontarkan Jaka. Salsa tidak bisa membayangkan apa jadinya dirinya dan juga Jaka ketahuan duduk berdua dalam rumah malam-malam begini. Apalagi sampai di grebek terus diarak keliling komplek sama warga. Mau ditaruh dimana muka Salsa.

"Oke. Gue ganti baju," putus Salsa akhirnya. Daripada di grebek warga.

Salsa turun menghampiri Jaka yang menunggunya di ruang tamu. Dengan terpaksa Salsa harus mengikuti maunya Jaka. Tidak ada senyum atau raut kebahagiaan yang ada hanya raut kekesalan yang tergambar di wajah datar Salsa.

"Ayo jalan," bukannya langsung jalan Jaka malah terlihat duduk santai di sofa ruang tamu.

"Minta nomor bokap lo," ucap Jaka dengan menyodorkan ponsel miliknya.

"Buat minta ijin," lanjut Jaka ketika melihat raut bingung di wajah Salsa.

Salsa menyodorkan ponselnya yang sudah terhubung dengan nomor sang ayah kearah Jaka. Jaka mulai berbicara dan meminta ijin melalui ponsel Salsa. Hingga akhirnya Jaka mendapat ijin untuk membawa Salsa jalan bersamanya.

Setelah menempuh perjalanan selama lima belas menit lamanya, akhirnya keduanya tiba di tempat tujuan. Salsa memperhatikan sekitar, ternyata Jaka mengajaknya ke pasar malam.

Sekelabut masa lalu tiba-tiba muncul diingatan Salsa seperti potongan puzzle. Salsa ingat dulu dimana dirinya selau mengunjungi pasar malam bersama orang yang sangat di sayangnya. Yang mau bersamanya. Siapa lagi jika bukan sosok sahabat bernama Kevin.

My Psychopath GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang