Bab 33

51 4 0
                                    

Salsa yang awalnya ingin menghabiskan akhir pekannya dengan membaca novel harus tertunda ketika bundanya datang menghampiri dan mengatakan ada Saga yang sedang menunggu dirinya di ruang tamu. Dengan terpaksa Salsa keluar kamar menuruni tangga menghampiri Saga yang sedang tersenyum kearahnya.

"Lagi sibuk? " Saga menggeser sedikit duduknya memberikan ruang bagi Salsa untuk ikut duduk disampingnya. Disofa yang sama.

"Kenapa? "

"Gue mau ajak lo jalan. Lo nggak keberatan kan? "

"Kemana? "

Mendengar pertanyaan yang dilontarkan Salsa membuat Saga tersenyum. saga berseru senang dalam hati. Ini tandanya Salsa sudah pasti menerima ajakannya.

"Rahasia." Ucap Saga berbisik di telinga Salsa. Salsa yang memang pada dasarnya tidak memiliki jiwa ingin tahu tinggi atau istilahnya kepo hanya mengangguk dan berpamitan untuk kembali ke kamarnya bersiap-siap.

"Loh, Salsa-nya belum turun? " Tanya Sarah melihat Saga yang duduk sendiri di sofa ruang tamu sambil bermain handphone.

Saga yang menyadari kedatangan Sarah langsung meletakkan handphone yang sempat dimaikannya diatas meja. Merasa kurang sopan jika tetap bermain handphone padahal ada orang tua di hadapannya.

"Jadi gini tan, Saga minta ijin mau ajak Salsa keluar. Dan sekarang Salsa lagi siapa-siap. Boleh nggak tan? " Saga menjelaskan sekaligus meminta ijin dari Sarah. Tidak baik bila Saga langsung membawa Salsa pergi tanpa meminta ijin pada orang tuanya.

"Boleh. Asal pulangnya jangan sampai malam ya? Dan tetap hati-hati. "

"Terima kasih tanta. "

Bertepatan dengan ucapan terima kasih Saga, Salsa sudah selesai bersiap-siap dan menghampiri Saga di ruang tamu. Salsa bukan tipe cewek yang kalau siap-siap pasti lama. Salsa merupakan tipe cewek yang kalau sudah merasa nyaman langsung jalan. Yang terpenting apa yang dikenakannya enak dipandang dan tidak risih. Baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.

"Kita pamit Bun. " Pamit Salsa diikuti Saga mencium tangan Sarah.

Langit yang cerah membuat Saga tersenyum senang. Sepertinya alam sedang berpihak padanya saat ini. Dengan pelan tanpa terburu-buru Saga mengendarai motornya tanpa memberitahu kemanan keduanya akan pergi. Begitu juga dengan Salsa yang berada di boncengan Saga diam menunggu kemana Saga akan membawanya.

Salsa segera turun dari atas motor Saga ketika keduanya sudah sampai di tempat tujuan. Salsa memperhatikan sekitar dirinya tidak menyangka Saga akan membawanya ke salah satu tempat favoritnya. Salsa melihat sekitar cukup ramai. Mungkin karena akhir pekan jadi orang-orang menghabiskan waktunya bersama keluarga disini.

"Suka? " Salsa mengangguk tersenyum dengan tangan keduanya saling bergandengan berjalan menyusuri pantai yang sedang keduanya kunjungi saat ini.

"Kenapa? " Saga ikut berhenti memperhatikan Salsa yang menunduk melepas sepatunya. Saga sedikit dibuat khawatir takut-takut terjadi sesuatu dengan kaki Salsa.

"Nggak asik kalau pakai sepatu. " Ucap Salsa mengangkat sepatunya yang sudah ia lepas.

Tanpa mengajak Saga, Salsa berjalan mendekati laut merasakan dinginnya laut yang membasahi kedua kakinya. Saga yang memperhatikan juga ikut menyusul mendekati Salsa dan berdiri disampingya.

"Ada yang salah? " Tanya Saga ketika Salsa memperhatikan dirinya dari atas sampai bawah.

"Kenapa lo nggak bilang kalau kita mau ke pantai? Tau gini kan gue bisa pakai celana pendek. "

Salsa sedikit merasa tidak puas sekarang setengah celananya basah. Salsa ingin semakin merasakan derasnya ombak yang menghantam kakinya. Sedangkan disampingnya Saga memakai celana pendek yang membuat dirinya bisa dengan santai berjalan semakin mendekati laut.

"Lo mau kesana? " Tunjuk Saga sedikit ketengah laut yang masih aman untuk dituju.

"Ayo naik.! " Pinta Saga yang sudah berjongkok dihadapan Salsa.

"Saga! " Kaget Salsa karena tiba-tiba Saga sudah menarik dirinya untuk naik di pundak Saga. Dengan segera Saga membawa Salsa menuju tengah laut dengan Salsa yang berada di pundaknya.

Salsa berteriak senang ketika merasakan deburan ombak yang datang menghantam kakinya dengan dirinya yang berada di pundak Saga. Seakan ombak ikut menyambut kedatangan keduanya. Ternyata Saga punya cara tersendiri yang tidak diduga Salsa.

Saga ikut tertawa bahagia melihat Salsa yang tertawa bahagia di gendongannya. Saga berharap semoga Salsa akan terus seperti ini. Dan kalau perlu cukup dirinya yang dapat melihat tawa bahagia Salsa. Orang lain cukup tahu Salsa dengan wajah datarnya.

"Udah Ga, turunin aja. Lo pasti cape. " Salsa merasa tidak enak. Badannya pasti berat dan Saga pasti capek menggendong dirinya.

"Siapa bilang gue capek? Lihat lo tertawa bahagia kayak tadi rasa capek gue jadi hilang. "

Plakk...

Menyembunyikan perasaannya Salsa memukul pundak Saga. Baru kali ini Salsa merasa salting ketika dilontarkan kata-kata gombalan receh seperti ini. Biasanya Salsa hanya akan menampilkan wajah datarnya tanoa sedikitpun merasa salting atau pun baper.

"Kok gue di pukul? "

"Udah mending sekarang kita kesana. " Tunjuk Salsa pada salah satu kursi pantai yang kosong.

"Lo tunggu sini bentar. " Ucap Saga setelah menurunkan Salsa.

Salsa mendongak merasakan ada sesuatu yang menutupi kepalanya. Ternyata Saga sudah kembali dan menutup kepala Salsa dengan topi pantai berwarna putih dengan pita pink sebagai hiasannya. Saga juga membawakan satu buah kelapa muda yang siap diminum Salsa.

"Makasih ya, " Salsa tersenyum menanggapi perlakuan manis Saga untuknya.

"Ga, makasih ya hari ini gue bahagia bangat. "

"Sama-sama."

"Gue minta lo tetap seperti ini ya, bahagia terus. " Minta Saga tersenyum tulus untuk Salsa.

"Dan gue minta lo tetap jadi Saga yang gue kenal yang selalu ada buat gue. "

"Gue nggak janji. Kita berdua nggak tau apa rencana Tuhan. Tapi gue usahain untuk selalu ada buat lo. "

My Psychopath GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang