Di apartemen Jaemin+Haechan
“Na, sebentar lagi aku akan berhasil menemukan penjahat yang telah menabrakmu. Polisi sudah meneliti CCTV di TKP dan beberapa kejelasan sudah didapat. Sekarang pihak kepolisian sedang mengerahkan tim ahli untuk mencari tahu mobil yang menabrakmu itu Na,” Haechan duduk di sofá apartemen sederhana yang telah bertahun-tahun mereka huni bersama.
Lelaki yang diajak bicara hanya mendengarkan dengan baik perkataan sahabatnya tanpa memberikan tanggapan. Dulu, dia memang sangat bersemangat ketika diajak membicarakan perkembangan kasus tabrak lari yang dialaminya karena pria yang tidak bisa melihat ini berpikir bahwa mencari pelakunya adalah hal yang tepat. Tetapi, jujur saja akhir-akhir ini ia sempat melupakan kenyataan bahwa ia tidak bisa melihat karena kecelakaan. Semuanya karena seorang Lee Jeno.
Orang yang baru dikenalnya belum lama ini bisa membuatnya melamun berjam-jam dan bahkan tersenyum sendiri. Sudah beberapa kali Haechan menegur pria berambut karamel itu karena ia tidak mendengarkan perkataannya mengenai perilaku aneh direktur di tempat kerjanya yang baru. Dan sepertinya hal itu terulang lagi sekarang.
“Nana, aigoo apakah kau tidak mendengarkan perkataanku lagi?” Haechan memanyunkan bibirnya walaupun ia tahu bahwa Jaemin tidak akan bisa melihatnya, seberapa jelekpun ia membuat ekspresi di wajahnya, tapi tetap saja Haechan memonyongkan bibirnya. “Nana, helllooooo?” karena kesal tidak mendapat tanggapan, akhirnya Haechan memilih untuk mengguncang tubuh Jaemin.
Kriing kriiing
Jaemin yang tadinya membengong sempurna langsung saja merogoh handphone yang berada di saku celananya. Aish, Haechan hanya bisa makin manyun ketika diketahui bahwa sahabatnya itu bisa terlepas dari lamunan berkat teleponnya yang berdering dan bukannya karena guncangan keras yang dilancarkan olehnya.
“Yoboseyo,” Jaemin menyapa sang penelepon.
Haechan otomatis mendekat ketika didengar olehnya suara Jaemin berubah menjadi manis dan sedikit mengandung unsur malu membuatnya penasaran siapa yang sebenarnya sedang berbicara dengan sahabatnya itu. Tidak mungkin kan dokter Mark yang menelepon Jaemin, karena walaupun mereka berdua dekat tapi belum pernah pria yang berprofesi sebagai pengacara ini mendapati sahabatnya berbicara demikian padanya.
“Oh, Jeno-ya. Waegurae?” Haechan makin mendekatkan telinganya ke sisi telepon Jaemin yang satunya dan dia melewatkan nama yang terselip dari bibir Jaemin. Beruntunglah Jaemin tidak bisa melihat, karena kalau Jaemin yang dulu tentu saja ia sudah memukul kepala Haechan dengan benda terdekat yang ada di jangkauannya. Huh, betapa galaknya ia ketika tahu ada orang yang menguping pembicaraannya.
“Mwo? Makan malam? Ah, bersama Dr. Lee? Baiklah,” Haechan mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar tiap kata yang diucapkan pria buta di sampingnya itu. “Hm, kalau begitu bolehkan aku mengajak seorang teman? Benarkah? Baiklah aku akan datang bersama sahabatku kalau begitu,” Haechan yang masih sibuk mencermati pembicaraan sahabatnya langsung melotot ketika mendengar namanya disebut. Sambil menunjukkan jari telunjuknya pada dadanya dia mengucapkan,”Mwo? Aku? Apa Jaemin sudah gila?” tanpa menimbulkan suara tentu saja. Setelah Jaemin menutup teleponnya, dia membalikkan tubuhnya ke sisi di mana Haechan masih duduk termangu seakan tidak mempercayai apa yang barusan didengarnya.
“Yah, kau sudah selesai menguping?” Jaemin meraba apapun yang ada di depannya berusaha mencari keberadaan Haechan.
“What? Aigoo Na, bagaimana kau bisa tahu?” ujar Haechan sambil menggaruk-garuk tengkuknya.
“Lee Haechan, aku sudah mengenalmu lebih dari dua puluh tahun. Sudah alamiah kalau aku mengetahui sifatmu yang suka menguping itu,” sambil manyun tidak setuju terhadap perkataan Jaemin yang mengatainya suka menguping Haechan kemudian berkata,”Yah, aku bukannya suka menguping. Aku hanya ingin tahu siapa yang berbicara denganmu. Apa itu salah? Lagian siapa si yang bicara denganmu? Kenapa kau membawa-bawa namaku Na?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Gimme The Light (Nomin) ✔
Fanfiction"Jaemin-ah, aku janji akan membawakan dunia untukmu." "Mwo? Dunia? Kau ini kenapa Lee Jeno?" "Jaemin-ah, jeongmal mianhaeyo. Aku benar-benar menyesal dan ingatlah bahwa aku tidak sengaja melakukan semuanya. Aku akan memperbaiki semuanya karena aku m...