Aku tidak pernah menyangka bahwa aku dan Mark Hyung akan bertemu secepat ini. Sudah lebih dari empat tahun aku tidak bertemu dan berkomunikasi dengannya. Aku merasa sangat bersalah karena telah menuduhnya menyukai Gaeun dan menuduhnya telah memfitnah Gaeun. Betapa bodohnya aku, seorang sahabat sejati yang aku sia-siakan kesetiaannya.
“Dokter, kau mengenalnya?”
Dia memutuskan kontak mata kami dan beralih menatap Jaemin,”Sudah berapa kali kubilang Jaemin-ah, panggil aku Mark Hyung. Dan ya, kami sudah saling kenal. Dia adalah-,” belum sempat Mark Hyung menyelesaikan perkataannya aku memberanikan diri untuk menyambungnya,”My best buddy.”
“What?” Mark Hyung melongo dan serasa tak percaya padaku.
“Mark Hyung, aku minta maaf atas semua yang pernah kulakukan padamu. Aku tahu aku telah salah mempercayai Gaeun saat itu. Kau benar Mark Hyung, dia adalah penipu, wanita berbisa yang telah menghancurkan persahabatan kita. I’m so sorry,” aku berjalan ke arahnya seraya melepaskan genggaman tanganku pada tangan Jaemin.
“Jeno, apakah ini benar-benar kau? Seorang Lee Jeno yang keras kepala dan selalu merasa dirinya benar? Apakah ini benar-benar kau dan aku tak bermimpi?” Mark Hyung mencoba mengucek matanya seperti mencoba membuktikan bahwa aku nyata dan bukan khayalan atau imajinasinya.
“Ya, ini benar-benar aku Mark Hyung. Hyung mianhae.”
“Aish, stop with your sorry thing!! You seem so weird like that!” dia memelukku segera.
Aku sangat bahagia akhirnya aku menemukan sahabatku yang telah lama hilang. Dia masih seperti dulu, mudah sekali memaafkan orang, tapi juga mudah sekali marah kalau ada seseorang yang menyakiti sahabatnya. Dia adalah orang yang hebat yang tak akan pernah bisa kusakiti lagi. Sudah beruntung dia memberiku kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahanku, dan aku berjanji aku tidak akan membuatnya seperti dulu.
“Mark Hyung I miss you so much,” aku mengaku.
“Me too man.”
“Appa,” suara kecil Chenle membuatku tersadar kalau pria kecil di gendonganku sudah terbangun dari tidur siangnya. Tapi tunggu, Appa? Apakah Chenle ini anak Mark Hyung?
“Hm, Lele kemarilah,” Mark Hyung mengulurkan kedua tangannya mengambil Chenle dari dalam gendonganku.
“Hyung, Chenle anakmu?” aku bertanya pada pria berjas putih di hadapanku ini.
“Ne,” dia tersenyum menatap Chenle.
Bagus sekali, kehidupan sahabatku sempurna. Sangat sempurna bahkan. Seorang anak dan istri yang cantik di usia yang sudah matang dan pekerjaan yang bagus. Walaupun aku memiliki pekerjaan yang bagus, tetapi kehidupan asmaraku berantakan. Anak yang sudah kunanti-nantikan ternyata bukan darah dagingku dan dia juga sudah berselingkuh dariku, lebih parahnya lagi dia adalah seorang pembunuh.
“How about Gaeun, Jeno-ya?” Mark Hyung bertanya padaku membuatku hanya bisa mendesah pelan dan menghindari tatapan matanya yang seakan bisa menembus kepalaku.
“Mark Hyung, aku benar-benar tidak ingin berbicara tentang dia. Seorang pembohong yang telah berselingkuh di belakangku dan memiliki anak dari kekasih gelapnya dan seorang wanita jahat yang tega membunuh anaknya sendiri. Oh God, aku tak percaya aku mengencani seorang seperti itu,” kedua tanganku menutupi wajahku.
Mengetahui apa yang terjadi padaku, sahabat karibku itu menepuk pelan pundakku dan berkata,”Gwaenchana Jeno-ya. Kau bisa memulai lagi dari awal.”
“Mark Hyung, aku terlalu tua untuk berkencan sekarang. Tidak akan ada gadis yang mau berkencan dengan pria tua yang berperut buncit ini,” kutunjukkan perutku yang sebenarnya jauh dari kata buncit dan malah sangat sixpack kepadanya membuatnya tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gimme The Light (Nomin) ✔
Fiksi Penggemar"Jaemin-ah, aku janji akan membawakan dunia untukmu." "Mwo? Dunia? Kau ini kenapa Lee Jeno?" "Jaemin-ah, jeongmal mianhaeyo. Aku benar-benar menyesal dan ingatlah bahwa aku tidak sengaja melakukan semuanya. Aku akan memperbaiki semuanya karena aku m...