Aku mengetuk pintu rumah tua di keningmu.
Hewan mungil dan serangga bersayap reyot menggerogoti setiap kayu.
Sedang kakiku tidak terlalu lasak untuk melangkah mundur. Ia hanya tahu harus membangunkanmu yang terlalu lama tertidur.Pintumu ternyata tidak terkunci, barulah aku mengerti mengapa kau selalu sendiri.
Barang-barang di rumahmu sudah raib entah kemana, apakah diambil pencuri yang belum tahu siapa dirinya?Ku sibak selimut yang menutupi tubuhmu, matamu telah lama redup. Aku ingin kau terang, ini kubawakan lampu yang tak pernah padam.
Aku juga bawa makanan agar di perutmu, hewan-hewan mungil itu kegirangan.Dunia kita memang tak lagi sama, tapi bukan berhenti disini saja. Gelap memang tak bertuju, tapi kau tahu siapa dirimu.
Mau kah kau berdansa denganku, membangun rumah yang baru, aku?