Life partner | Winwin (END)

Bagian 14💚

Hai ... semuanya.
Selamat datang di cerita ini. Semoga kalian suka dan tertarik. Pasti kalian mengerti bagaimana cara menghargai tulisan seseorang.

Pada cerita ini. Beberapa tokoh akan saya ganti nama depannya demi keberlangsungan cerita.

Ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan kehidupan nyata. Ini murni cerita fiksi.

.
.
.
.
.

"Bagaimana pekerjaanmu disana. Apa semuanya baik-baik saja?"

Tanya Kakek Minho.

Winwin hanya tersenyum dan mengangguk.

"Sudah mulai membaik Pa."

"Nak. Kamu tidak masalah 'kan. Jisung tinggal disini saja. Mama sudah mengurus semuanya. Jisung tinggal pindah sekolah saja."

"Mama kasihan lihat kamu, yang selalu menjemputnya tengah malam begini."

Winwin dan mertuanya tersentak kaget, dengan penuturan Oma Suzy. Winwin yang baru pulang langsung di sambut seperti ini.

"Mama kapan mengurusnya?"

Tanya Kakek Minho. Sepengetahuannya dua hari belakangan ini, istrinya tidak pernah keluar.

"Bukan Mama yang mengurusnya. Mama menyuruh Lisa."

Jawabnya dengan santai.

"Jisung tidak mau pindah."

Remaja yang sudah memakai jaket abu-abu, dan ransel di punggungnya, ikut duduk di samping Papanya.

Changbin dari belakang, juga ikut duduk di samping Oma Suzy.

"Jisung nginap disini saja. Kasihan Papamu."

Jisung menggeleng ribut. Ia tidak mau pindah sekolah, ninggalin Papanya sendiri di rumah.

"Tidak masalah Ma. Bukannya terlalu cepat jika Jisung pindah besok."

Winwin sebenarnya tidak setuju dengan mertuanya.

"Tidak. Mama sudah mengaturnya. Sekolahnya sangat dekat dari sini."

"Papa, tidak mau pindah."

Jisung menatap Papanya dengan tatapan memohon.

"Kenapa harus pindah?"

Tanya Changbin.

"Changbin diamlah."

"Pulanglah nak. Jisung tidur disini saja. Kamu bisa menjemputnya akhir pekan."

Oma Suzy kembali membawa ransel Jisung. Mendekat kearah Jisung untuk melepas jeket remaja itu.

"Oma, Jisung mau pulang sama Papa."

Matanya sudah berkaca-kaca. Menatap Oma nya dengan tatapan memohon.