Bagian 12💚

297 145 76
                                    

Hai ... semuanya.
Selamat datang di cerita ini. Semoga kalian suka dan tertarik. Pasti kalian mengerti bagaimana cara menghargai tulisan seseorang.

Pada cerita ini. Beberapa tokoh akan saya ganti nama depannya demi keberlangsungan cerita.

Ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan kehidupan nyata. Ini murni cerita fiksi.

.
.
.
.
.

Hari ini restaurant milik Jeongyeon sangat ramai. Gadis itu berusaha menyibukkan dirinya. Perkataan Suzy imo benar-benar membuatnya kepikiran.

"Apanya. Mina anak saya dan Jisung anaknya Mina, jadi saya berhak menjaganya. Yang perlu di pertanyakan disini itu kamu. Kamu bukan siapa-siapanya. Kamu hanya sekedar orang bayaran yang menjaganya."

"Ingat perkataan saya ini. Kamu itu bukan siapa-siapanya Jisung. Kamu tidak jauh berbeda dengan baby sister di luar sana."

"Eonnie, jarimu berdarah!"

Panik Ryujin. Ia segera mengambil kota P3K.

Jeongyeon tersedar dari lamuannya. Jari telunjuknya mengeluarkan darah segar. Jeongyeon tersenyum tipis.

"Apa ada masalah?"

Tanya Ryujin.

Shin Ryujin, gadis yang sudah lama bekerja dengan Jeongyeon. Ia sudah menganggap Jeongyeon seperti kakak kandungnya sendiri.

"Hanya masalah kecil saja."

Ujar Jeongyeon, sesekali meringis saat Ryujin mengobati jarinya.

"Jika ingin berbagi cerita. Ryujin siap mendengerkan eonnie."

"Anak kecil enggak boleh tahu."

Ryujin memajukan bibirnya. Ia segera berdiri dan melanjutkan pekerjaannya.

'Jisung sudah makan belum ya.'

Batin Jeongyeon. Ia juga masih kepikiran dengan Jisung.

'Maafkan Aunty Jisung.'

***

21.45 KST

Winwin sampai di rumahnya. Rumah minimalis itu tampak gelap. Dengan modal senter ponsel. Winwin memasuki rumahnya.

Di depan pintu rumahnya. Ada paket, berwarna hitam. Seingatnya Ia tidak pernah membeli secara online.

Winwin membawa masuk kotak itu. Meletakkan di atas meja. Ia segera menghidupkan lampu tengah.

Sedari tadi Winwin hanya mengehela nafas beberapa kali. Ia juga masih tidak mengerti, mengapa Jeongyeon meninggalkan Jisung sendirian.

Apa benar Jeongyeon sudah lelah. Lalu mengapa tidak memberitahunya.

Tetapi itu tidak mungkin. Winwin sangat mengetahui jika Jisung sudah sangat dekat dengan Jeongyeon.

Jika niat Jeongyeon jahat. Jisung tidak mungkin sedekat itu.

Winwin yang hampir tertidur, kembali teringat dengan paket misterius itu. Ia segera ke ruang tengah untuk mengambilnya.

Perasaan khawatir mulai menghampirinya. Ini kedua kalinya, ia menerima sesuatu yang misterius.

Mencoba meyakinkan dirinya. Winwin membuka kotak itu.

Life partner | Winwin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang