Chapter Two.

3.9K 244 0
                                    

Jam Telah menunjukan pukul tujuh lebih lima belas menit. Suara mulai memanggil-manggil nama Gulf dengan keras.

"Gulf!"

"Gulf!"

"Cepat Bangunlah, atau kudobrak kamarmu!"

Gulf paling benci dibangunin dengan cara teriakan. "Bisakah aku tidur 15menit lagi? Tadi malam sudah cukup menguras tenagaku."

"Gulf!"teriakannya lagi, siapa lagi kalau bukan Mildjinna.

"Aku sudah bangun! Berhentilah meneriakkan namamu!" Kesal Gulf.

"Baguslah, buatkan aku makanan. Aku hampir mati kelaparan karenamu!" teriaknya, dam hal itu cukup membuat Gulf kesal setengah mati.

Gulf pun berdiri dari kasur kesayangannya dan segera mencuci muka. Entah mengapa tiba-tiba hal tadi malem malah membuatnya terngiang-ngiang, apa maksud pria tua itu berkata seperti itu? Apa maksudnya banhwa ketua Mafia kemarin akan mencari ku? Kuharap itu hanya omong kosong belaka.

Gulf membuka pintu kamarnya dan melihat Sang kakak yang sedang menonton tv dan memakan semua snackku. Tidakkah ia berfikir untuk menyisakan snack sedikit untukku.

"Cepatlah memasak," titah sang kakak dan Gulf yang hanya memutar matanya jengah melihat sikapnya.

Gulf mulai memakai apronnya dan memasak telur dan sosis untuk sarapan. Setelah selesai Gulf langsung menghidangkannya dan mildjinna dengan tidak tahu malunya mencomot sosis milik gulf.

"Kembalikan sosisku," ujar gulf masih dengan senyum terukir di bibirnya.

Dan Mildjinnaasih saja dengan tinggal bodohnya malah memakan sosis gulf dengan polos. Gulf tidak bisa menahannya lagi.

"Dasar sialan kau, mati saja kau bedebah gila!" teriakkan gulf dan melempar apronya padanya.

"Dasar pelit, tidak bisakah kau melihat kakakmu ini kelaparan? Kau harus tau, pria lebih tua butuh asupan makan daripada pria muda"jelasnya.

Gulf menatap hal lain selain mildjinna, melihatnya dapat membuatku mati muda diumur 25tahun. Okey, calm down gulf. Setelah merasa tenang gulf segera melihat mildjinna yang menatap gulf dengan tatapan tanpa dosa.

Gulf menghela nafas sebentar, "Mildjinna, silahkan makan sarapanku tapi jika besok aku melihatmu lagi diclub dan berteriak seperti orang gilaa, jangan harap ada kata pulang bagimu. Kau paham? Jadi makanlah dengan banyak dan bersiap-siaplah melakukan kesalahan lalu aku akan membunuhmu dengan perlahan" ujar gulf dengan senyuman manis diakhirnya. Mildjinna yang menegak makanannya susah, itu pantas baginya.

"Aku akan siap-siap bekerja dan kau! Cari la kerja dasar pengangguran gila!" ejek gulf lalu pergi menuju kamarnya.

Gulf duduk dikasur. Gulf akan sarapan dikantor dan tidak terganggu lagi oleh mildjinna sialan itu. "Semangat Gulf!" Gulf bergegas mandi lalu setelah itu bersiap-siap kekantor.

Gulf keluar dari kamar dan mencari kunci mobilnya. "Perasaan aku meletakkanya diatas meja kemarin, lalu kemana kunci itu sekarang?". Gulf merasa ada yang tidak beres, Gulf tidak mudah lupa dan gulf yakin meletakkan diatas meja, jadi gulf sudah tau sekarang apa yang terjadi. "Mildjinna sialan itu mencuri mobilku, Ah bisakah kau sehari saja tidak membuatku kesal, hari-hariku hancur olehmu." Dengan terpaksa gulf harus naik bus hari ini, gulf tidak mau memakai taksi itu akan memakan biaya banyak dan kini gulf sedang krisis uang karena mengurus Mildjinna yang tidak sama sekali membantunya.

Gulf segera keluar rumah dan tak lupa mengunci pintu rumahnya. Dan anehnya ia menemukan buket bunga Sunflower dimeja teras. Ia tidak percaya jika mildjinna yang memberikannya bunga ini , maka ia rasa ada seseorang yang menyukainya. Gulf kau merasa percaya diri sekali haha.

Gulf melihat jam tangannya dan shiaa! Ia sudah hampir telat sekarang, ia langsung saja lari menuju halte dan menunggu bus dan sialnya lagi bus yang ia tunggu tidak datang.

Gulf duduk pasrah saat ini, namun tiba-tiba ada mobil yang mengerem mobilnya mendadak dan membuat ban berdecit keras. Mobil itu berhenti didepan gulf dan seseorang keluar dari mobil yang terbilang mahal.

Seorang pria tampan dengan mata tajam dan gagah keluar dari mobil itu dan menatap gulf tajam. Sepertinya gulf tidak mengenalnya tetapi ia menatapku seperti itu? Pria itu duduk disamping gulf, anehnya bener-benar disampingku padah kursi ini cukup panjang dan luas karena hanya ada aku sendiri disini sebelum adanya dia.

Aroma parfum nya menyita perhatiannya. Bau yang fresh seperti hutan dan dedaunan. Gulf memilih diam, hingga pria itu berdehem. "Kau mau kemana nona?" tanyanya dan gulf merasa familiar dengan suara seperti pernah ia dengar namun ia lupa dimana.

"Tuan?" tanyanya lagi dengan sopan. Gulf hanya menyerngit dan menatap bingung.

"Kekantor." jawab gulf singkat dan pria itu terus tersenyum dan gulf kembali familiar dengan senyuman itu.

"Mau kuantar?" tawar pria itu.

"Tidak usah, sebentar lagi ada yang menjemputmu" tolak gulf.

"Bagitukah? Yasudah aku akan menunggu juga" ujar pria itu dan gulf tidak mengerti mengapa ia malah mau menunggu.

Dengan cepat gulf mengambil handphonenya dari dalam tas dan segera mengirim pesan pada Mildjinna untuk menjemputnya dihalte bus. Namun balasan yang gulf terima membuat ia kesal setengah mati "Pulang saja jalan kaki". Ingin sekali rasanya membanting handphone ini sayangnya handphone ini belum lunas.

Pria disamping gulf tertawa, sepertinya ia melihat percakapan gulf dengan mildjinna. Ah dasar pria tidak tau privasi membuat gulf kesal. Gulf segera memasukan handphonnya kedalam tas dan menatap kedepan seolah memang menunggu.

"Aku tau kau tidak sedang menunggu siapa pun.... Gulf" gulf terkejut saat ia memanggil namanya.

Gulf menatap ia tajam "Bagaimana kau tau namaku?" tanya gulf dan kini gulf sudah berdiri dari tempat duduknya, tiba-tiba gulf merasa takut padanya.

"Bukankah kita sudah bertemu" ujarnya dan itu membuat gulf kembali bingung.

"Kapan?" tanya gulf dan ia menatap gulf lalu tersenyum "Kemarin," jawabnya dan gulf hanya menatap tidak percaya.

"Jadi kau salah satu pria brengsek kemarin, apa yang kau mau dariku?" tanya gulf yang sambil ketakutan. "Terkejut?" jawabnya yang suda ia tau jawabannya.

"Kau yang berkata pas aku bahwa kau tidak akan menyesal bukan?" tanyanya lagi dan kini berdiri lalu mendekar pada gulf dan gulf mundur menjauh darinya.

"Kenapa? Kau kini menyesalinya?" tanyannya lagi dan tangannya berusaha menarik tangan gulf dan gulf berusaha menangkisnya.

Daripada ia berbuat macam-macam pada gulf, gulf pun akhirnya larundan mengurung diri dirumah selama beberapa hari. Gulf berjalan mumduh dan langsung berlari jauh terdengar ia berteriak "Sampai jumpa Besok!".


Bersambung..

Gimana-gimana? Seru gak? Lanjut jangan?

Jangan lupa vote and Comment ya
Terima kasih☀🌻.

WIFE OF MAFIA - BL21+.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang