Chapter 9

525 60 0
                                    

"Mah! Sakit mah! Nana ga kuat! Hiks hiks" Ucap Sandy yang kini suaranya mulai terdengar kecil karna badannya yang sudah lemas.

"Nana! Yaampun nak!! Kok bisa smpe kyak gini sih?!" Ucap Gina dngan panik.

"Sayang? Kmu knapa?" Tanya Rey.

"T-tadi itu..."

*Flashback On.

"Gw kebawah aja kali ya, nonton tv gitu. Tapi dikamar gw kan ada tv, ah elah bodo! Enakan juga dibawah pasti, skalian panggil mama." Ujar Sandy.

Akhirnya ia memutuskan untuk bangun dari kasurnya itu dan ingin pergi kekamar mandi sebentar.

Tetapi ketika ia sudah menginjakkan kakinya kelantai ia malah terpleset sehingga kepala dan perutnya terbentur sangat keras yang mengakibatkan kepalanya mengeluarkan darah yang sangat² banyak sekali.

Kepalanya mengenai ujung meja yang berada di dekat kasurnya itu, dan perutnya terkena kayu yang menahan kasur king size nya selama ini.

*Flashback Off.

"M-mah n-nana g-gakuat." Ucap Sandy lemah.

"Sayang! Bertahan yah! Mama antar kamu kerumah sakit! Kamu jangan lemah gini dong! Mama gabisa ngeliatny." Ucap Gina yang kini airmata nya sudah mengalir deras sambil memangku kepala anaknya yang penuh dengan darah itu.

Bagaimana bisa, jika seorang Mama tidak panik ketika melihat anaknya yang sudah tergeletak lemas dengan darah yang banyak dikepalanya? Apalagi ini anak terakhir dan perempuan sendiri yang selalu ia jaga ketat.

"C-cole! Cepat bantu mama bawa adik kamu ke mobil." Ucap Gina Sesegukan.

"Mah? Biar sini rey aja yang gendong sandy." Ucap Rey.

"Yasudah makanya cepat! Kenapa kalian semua malah diam sambil melihat saja! Kenapa tidak membantu dari tadi! Apa kalian mau anak saya meninggal?!!" Ujar Gina frustasi.

"Mah! Tenang ya mah! Tenang! Gausah kayak gini! Sandy bakalan baik baik aja kok!" Ucap Clay.

"M-mah? M-mama yang t-tenang yah! Nana g-gapapa kok!" Ucap sandy sambil tersenyum tipis.

Akhirnya rey pun dengan cepat menggendong sandy membawanya lari kedalam mobil.

Ia saja sekarang sudah benar benar frustasi dengan keadaan sandy, apalagi dengan Mama Gina?.

><

Ruangan yang polos, cat tembok yang tidak terlalu mencolok, banyak yang keringat dingin dan gemetar.
Dimana lagi mereka selain RS. Rumah sakit ini bernama "RS Gavara Sanjaya". Dari nama terakhirnya saja sudah tidak asing lagi, tentu saja kalian tau siapa pemiliknya.
Pemilik rumah sakit ini adalah ayah dari seorang rey. "Sanjaya Elvoaner"

Kini sandrinna tengah ditangani oleh beberapa dokter yang berada diruangan IGD. Keluarga, Teman dan Kekasih Sandrinna terus saja menunggu dokter yng tak kunjung² keluar, pikiran mereka campur aduk, mereka takut jika sandy nantinya akan drop parah.

Setelah beberapa jam menunggu, akhirnya dokter pun keluar.

"D-dok?! Bagaimana keadaan anak saya?!" Tanya Gina.

"Apakah ibu bisa datang keruangan saya? Saya akan menjelaskan apa yang terjadi dengan anak ibu diruangan saya nanti." Ucap dokter itu.

"Bisa dok"

"Kalau begitu saya permisi, ibu saya tunggu ya. Jika ada yang ingin menemui ananda yang ada didlam ruangan, silahkan." Ucap dokter itu dan pergi dari hadapan mereka smua.

"Rey? Kamu jaga sandy yah sama teman² yang lain. Mama, cole sama clay mau keruangan dokter itu sebentar." Ujar Gina.

"Baik mah"

[Ruangan Sandrinna.]

Terdapat seorang gadis yang sedang memejamkan matanya, mukanya yang polos, bibirnya yang pucat dan kepalanya yang diperban. Banyak suara alat² medis yang terdengar diruangan itu.

"S-san? K-kamu masih sadar kan?" Ujar Rey.

Perlahan gadis itu membuka matanya, dan melihat sekitar.

"Iya? Ini aku. Aku gapapa kok." Ucap Sandy.

Tentu semuanya merasa lega ketika melihat sandy seperti ini, karna sedari tadi pikiran mereka benar² kacau sekali.

"Sandyyy!!! Gw gasukaaa! Knapa lo selalu buat gw nangis kejer kayak gini! Knapa lo slalu aja buat gw khawatir sandy!" Ucap Aqeela sambil menangis.

"Maaf, tapi l-lo siapa ya?"

Deg!

Mereka semua kaget! Apakah yang mereka semua pikirkan diluar tadi itu smua akan menjadi kenyataan? Bagaimana ini?!.

Aqeela yang tak kuat dengan pertanyaan sandy tadi pun tambah menangis sekencang kencangnya, ratu yang melihat itu pun dengan sigap langsung memeluk aqeela.

"Tu! G-gw gamau kayak gini! Gw gamau! Kenapa? Kok harus gini?" Ucap aqeela sambil terus saja menangis.

My Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang