Chapter 10

841 86 26
                                    


"Sayang? Masa kamu gakenal sih sama dia?" Tanya rey.

"R-rey, Nana gatau mereka semua itu siapa. Kok mereka bisa ada dikamar Nana sih?" Ucap Sandy.

Aqeela? Ratu? Saskia? Mereka masih belum bisa percaya dengan keadaan ini, yang bisa mereka lakukan sekarang hanyalah menangis saja.

"Aaaaaa! Tutuuu! Gw gamau! Gw gamau kayak gini! Hiks hiks" Teriak aqeela sekencang mungkin, tapi yang bisa mendengarnya hanyalah orang² yang berada diruangan itu saja, dikarenakan ratu yang memeluk aqeela dengan erat.

//Brukkk!

"Aqeelaaa?!"

"Qeel! Bangun!" Ucap Ratu sambil menggoyangkan badan Aqeela.

"I-ini gimana? Gw juga udah gakuat tu! Gw gabisa!" Ucap saskia.

Dengan cepat rey mengambil alih aqeela, ia menggendong aqeela dan menidurkannya disofa.

"Ada minyak angin gak?" Tanya Rey.

"I-ini rey." Jawab Saskia.

"Udah ya kalian jangan pada panik, mungkin aqeela shok." Ucap Rey.

"Iya rey."

"R-rey?" Panggil Sandy.

"Iya sayang, kenapa?" Jawab Rey.

"Sini dulu bentar."

Akhirnya rey pun mendekati ranjang sandy itu.

"Kenapa?" Tanya Rey.

"Sini kuping mu!" Ujar Sandy.

Rey pun mendekatkan telinganya itu dengan mulut sandy.

"Hah? Kamu serius? G-g awwsss! Sakit sandy!"

"Kamu apa apaan si! Pelan pelan dong!" Ucap sandy.

"Maaf², yaudah sini aku bantu turun."

Dengan pelann pelannn rey menurunkan sandy dari ranjang rumah sakit itu, ia membawa sandy pelan menuju teman² sandy yang berada didkat sofa itu.

Sandy pun duduk didekat aqeela, dan mengambil alih minyak kayu putih dari tangan ratu.

Ratu dan Saskia? Mereka hanya diam, karna sedari tadi mereka bingung dengan kelakuan sandy.
Sandy terus saja menggosokkan minyak itu ke kepala, hidung, leher dan dada aqeela.

Hingga akhirnya beberapa menit kemudian aqeela pun sudah mulai sadar.

"Eughh"

"H-hai" Sapa sandy.

"Sandyyyyyy!!!!" Triak aqeela sambil memeluk sandy. Tak lupa sandy pun juga membalas pelukan itu.

"Maaf, gw udh bikin lo kayak gini" Ucap Sandy.

"L-lo masih inget sama gw kan?! Iya kan?" Tanya aqeela.

"Iya aqeela cimit curut kuu" Ucap Sandy sambil mencubit hidung aqeela.

"Eh! Ini gimana? Gw ga ngerti!" Tanya saskia.

"Jadi gw cuman.... PRANKKKK!!! BWAHAHAHA!!" Ucap Sandy sambil ketawa terbahak².

"Hah? Astagaa! Lu! Gw gabakalan kasi ampun ya! Awas aja lu!" Ucap Ratu.

"Sini sini lu!" Ucap Saskia.

"Ihhh apaan si, kan cuman becanda wlee" Ucap Sandy sambil mengeluarkan lidahnya.

"Becanda lu ga lucu tau san!" Ucap Aqeela.

Mereka semua pun saling menatap, seperti mengode satu sama lain, sandy yang melihat itu pun dibuat bingung oleh mereka, sedangkan rey hanya melihat ke-4 sahabat itu.

"1!"
"2!"
"3!"

"Serangggg!!!" Triak mereka bertiga.

"Eh eh, geli yaampun!"

"Hahahah" Ketawa mereka bertiga karna sudah berhasil membuat sandy sedikit menderita.

"Ishh! Udah dong geli ahaha ampun" Ucap Sandy.

"Gaada ampun untuk mu kali ini Sandrinna Queen Arkananta!" Ucap Saskia.
"Ahaha ampun ihh geli!"

//Dug!

"Awwsss!"

"S-sandy? Lo gapapa kan? San maaf!" Ucap Ratu.

"San? Maaf san!" Ucap Saskia.

"San lo gapapa?" Tanya Aqeela.

"K-kalian siapa?"

"Galucu becanda lo!" Ucap Saskia.

"Bwahahaha! Kaburrrr!"

><

"Ceklek"

Tiba tiba pintu ruangan itu terbuka dan terdapat lah dua orang laki² dan satu perempuan yang berdiri didepan nya.

"Eh sandy! Kok udah main lari larian aja sih!" Ucap Gina.

"Heheh, Hai mah. Sandy gapapa kok." Ucap Sandy.

"Mama kayak gatau adek aja, orang lain sakit mah lemes gitu gbisa ngapa²in. Lah dia sakit malah tambah gabisa diem, hadeuh." Ucap Cole.

"Ishhh! Dasar tiang listrik berjalan!" Ucap Sandy sambi memalingkan wajahnya ketempat lain.

"Ihhh adek kakak yang satu ini udah mulai ya main ngejek² trus!" Ucap Cole.

"Biarin! Wleeee!"

"Sini gk sini! Kakak mau cubit pipinya yang gembul itu!" Ucap Cole yang sudah gemash dengan adiknya itu dan mencoba mengejarnya.

"Gabisaaa gabisaaaaaaa!" Ucap Sandy.

"Sini gak!" Ucap Cole.

"Tinggi doang kayak tiang, kalo lari mah kayak siput! Bam bam digi digi bam bam, hahah." Ujar Sandy mengejek.

"Ngeselin banget yah!" Ucap Cole.

"Sini kejar ka-awwss!"

"Adek?!" Triak Cole.

"Cole? Apa kamu ingat apa kata dokter tadi?" Ucap Gina.
"Maaf mah, Cole lupa."

"Emng yng diomongin dokter apa mah?" Tanya Rey.

"Hm rey, kamu bawa dulu sandy ke tempat tidurnya yah." Ucap Gina.

"Iya mah"

Stelah Rey membawa Sandy pelan pelan menuju ketempat tidurnya, ia pun pergi keluar untuk menemui Gina.

"San? Msh sakit kpalanya?" Tanya Rey.

"M-masih eyy." Ucap Sandy.

"Istirahat ya sayang, aku keluar ruangan dulu sebentar." Ucap Rey.

"Iya"

Cup.

Sbelum kluar ruangan, tentu nya seorang Reyhan Gavriel Sanjaya itu tak lupa selalu mencium pipi gemoy sang kekasih.

[Luar Ruangan.]

"Mah? Rey mau tanya, bolehkan?" Tanya Rey.

"Mama sudah tau kamu ingin bertanya soal apa." Ucap Gina.

"Mama kasi tau rey yah, rey kan kekasih sandy. Jadi rey berhak mengetahui apa yang sedang terjadi sama sandy mah."

"Jadi rey.."

My Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang