"Haruto, lebih baik kau jauhi Jeongwoo."
Orang kata Jeongwoo itu gila tapi Haruto kata pemuda Park itu baik-baik saja. Benarkah?
genre; thriller, friendship
🧷notes; harsh word, dark story, bullying scene, psycho character
🧷start; 26/7/2021 end...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Junkyu berpeluk tubuh sambil menatap pelajar di hadapannya dengan tatapan menyelidik. Sejun dari tadi hanya mendiamkan diri sambil membaca informasi tentang lelaki ini.
Junkyu berdehem.
"Jadi, kenapa-"
"Bukan aku yang menikam Baeksung."
Belum sempat Junkyu ingin bersuara, pemuda di hadapannya sudah bersuara dahulu.
Junkyu menghela nafas, tidak suka ucapannya dipotong.
"Jika bukan kau yang membunuhnya, kenapa rakan rakan sekelas kau menemukan kau memegang pisau bersebelahan mayat Keum."
Haruto terkekeh kecil.
"Memang betul aku memegang pisaunya tapi tak bermakna aku yang menikamnya."
Kata Haruto datar, mengabaikan tatapan kesal dari Junkyu.
Junkyu menghela nafas, dia menilik jam di tangannya. 'Di mana Hyunsuk ni? Kenapa lama sangat pergi tandas?' Batin Junkyu.
"Cuba-"
KLECK!
Junkyu mendengus kesal, sekali lagi kata katanya terpotong saat seseorang membuka pintu mengalihkan perhatian Haruto dan Sejun yang berada di dalam kelas kosong itu.
Junkyu menoleh, menatap Hyunsuk yang sedang tersenyum kecil.
"Maaf lama sangat-eh, kau budak yang menangis dekat taman malam tu, kan?"
Soal Hyunsuk saat menyedari kehadiran Haruto. Pemuda Jepang itu tampak tergaman, tidak menyangka bertemu kembali dengan lelaki yang menemaninya tahun lepas di taman.
Sejun mengecilkan matanya ke arah Hyunsuk sambil menaikan alis. "Kalian kenal?" Soalnya pendek.
Hyunsuk mengangguk sambil berjalan mendekati Junkyu dan Sejun.
"Lebih kurang, aku pernah berjumpa sekali dengannya masa dia menangis di taman tahun lepas. Rasanya sebab dibuli."
Jawab Hyunsuk santai, mengabaikan tatapan tajam dari remaja lelaki itu.
