Part 8

4.1K 332 23
                                    

Singto duduk dengan gelisah dibangkunya. Ia masih terbayang bagaimana rasa bibir milik Krist yang menempel dibibirnya.
Ia lalu mengambil ponselnya dan membuka aplikasi WhatsApp untuk mengirim pesan.

Singto yaang sudah mendapat balasan chat dari Krist langsung bergegas pergi menuju kamar mandi.

"Singto,mau kemana lo?" teriak Offandra yang melihat Singto pergi buru-buru,tapi diabaikan oleh Singto.

"Mau coli kali dia makanya buru-buru...," kata Arm membuat Off,Vano dan Tawan tertawa.

"Si bangsat,mulut kek gak pernah disekolahin" kata Tawan.

"Kenapa? Lo mau gue coli-in sini abang coli-in Tay..," ujar Vano,iseng.

Tay langsung mundur menjauh dari Vano."jijik,bangsattt...,"

Off dan Arm hanya tertawa melihat tingkah Tay yang suka marah-marah tidak jelas.

*******

Krist berjalan perlahan menuju bilik kamar mandi yang sepi. "Kak Singto...," ia memanggil nama Singto sekali hanya untuk memberi tahu bahwa ia sudah berada dikamar mandi.

Tanpa aba-aba badannya ditarik masuk oleh Singto membuat Krist terkejut bukan main.

"KAK SINGTOO...," teriak Krist.

Singto langsung membekap mulut Krist menggunakan telapak tangannya dan berbisik."jangan teriak-teriak bego,ntar pada curiga...,"

"Hmmpphhh....," Krist menggumam saat mulutnya tak bisa berbicara.

Singto yang baru sadar langsung melepas bekapannya."ohiya lupa kalau mulut lo gue tutup begini gimana ngomongnya...," ucap Singto lalu melepaskan tangannya dari mulut Krist.

"Phuahhh,Kak Singto ngapain sih...," Krist menatap Singto sebal.

"G-gue...," entah kenapa tiba-tiba ia mendadak gugup berhadapan dengan Krist.

"Gue apa?" tanya Krist.

"Gue mau minta tolong...,"

Krist mengernyitkan matanya."minta tolong apa?"

Singto meneguk ludahnya kasar."blow job-in penis gue..."

Krist tentu terkejut. Gila,Singto kenapa jadi begini?.

"A-apa? A-astaga tadi aku becanda kak...," kini gantian Krist yang gugup.

"Gue gak suka becanda. Gue anggap itu tadi tawaran..,"

Shock,Krist benar-benar shock."kapan aku nawarin kak?"

"Tadi lo dichat mau blow job-in gue kan?"

Krist menganga lalu menggelengkan kepalanya dengan cepat "engga,itu gue becanda astagaa...,"

"Cepet Krist gak ada banyak waktu! Abis ini gue harus rapat osis...," Singto dengan tergegas membuka celana sekolahnya dan terlihat boxer berwarna hitam.

Krist meneguk ludahnya susah payah. "Ya Tuhan,ampuni hambamu yang imut ini karena sudah melakukan hal gila..," batin Krist.

Krist memegang boxer dan melorotkan boxer itu hingga terpampang dengan jelas kejantanan milik Singto yang cukup besar.
"Anjing,gede banget ini uler..," Krist tak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya. Kejantanan Singto terlihat besar saat menegang.

"Ayo Krist..," Singto sedikit membentak Krist agar segera melakukan apa yang ia mau.

"Gimana caranya kak?.." tanya Krist yang masih bingung bagaimana cara untuk memberi blow job.

"Ludahin dulu terus kocok pake tangan lo,kalau udah baru masukin kemulut lo...," Singto memberi instruksi kepada Krist

Krist menuruti ucapan Singto. dengan tangan gemetar ia memegang kejantanan Singto yang keras. Ia meludahi lalu menjilat kejantanan milik Singto.
Ia mengernyit saat mengecap rasa precum yang aneh.

"Iyuhhhkkk,kenapa rasanya asin sama aneh gini sih kak?" Krist langsung melepas kuluman dikejantanan Singto.

Singto speechless mendengar ucapan Krist. Dengan gemas ia menoyor kepala Krist yang berada tepat didepa selangkangannya.
"Ya aneh lah bego. Ini kuntul,yo know kuntul? Kalau gatau kuntul,kuntul itu titid ya rasanya kek gitu. Kalau lu mau manis noh ngemut permen...,"

Krist mendengus sebal. Ia langsung memasukkan kejantanan Singto dengan kasar kedalam mulutnya hingga ia tersedak sendiri."uhukkk! Anjir kak belum apa-apa gue udah tersakiti gegara kuntul lo sih..,"

Singto memejamkan matanya menahan emosi. "Buka mulut lo agak lebaran,liat cara gue masukin ke dalem mulut lo..." dengan menurut Krist mendongakkan kepalanya. Singto memegang kedua rahang Krist dan memasukkan secara perlahan penisnya kedalam mulut Krist..

"Eunggghhhss... Kek gini aja Krist...emmhhh,pelan tapi pasti..."
Singto merem-melek merasakan hangatnya rongga mulut Krist.

"Emhhhh.emphsss...eunggg..kakkkhhh..." Krist susah payah saat ingin berbicara ketika mulutnya penuh dengan kejantanan Singto.

Singto semakin bergetar saat penisnya terkena gigi Krist membuat ngilu dan nikmat secara bersamaan.

"Ahhhkkk...terusshh...Kittt...b-bentar lagiihhhh..." Singto ikut menggerakkan pinggangnya saat ia merasakan puncaknya untuk klimaks.
Tak menunggu lama Singto memuntahkan cairannya kedalam mulut Krist.

Krist megap-megap bingung ingin melakukan apa pada cairan kental yang ada dimulutnya. Ia memandang Singto dengan tatapan "ini digimanain kak?"

"Lo kenapa?" tanya Singto saat melihat Krist dengan ekspresi anehnya.

Krist diam tidak berbicara karna takut cairan yang ada didalam mulutnya itu tumpah. Ia hanya menunjuk denga jarinya.

Singto yang paham langsung ketawa. Baru kali ini ia menemukan laki-laki yang polos.

"Krist,kenapa lo polos banget sih? Telen aja,gak apa-apa. Aman kok..," jawab Singto. Krist menggelengkkan tanda tidak mau.

"Telen itu calon anak-anak gue. Kalau lo telen lo mau apapun gue kasih.." ucap Singto. Krist yang mendengarnya senang bukan main. Ia lalu menelan sperma itu walaupun ada rasa jijik.

"Udah aku telen kak. Sekarang kakak cium aku ya..." kata Krist dengan semangat.

Singto terkejut."jangan cium,yang lain aja..."

Krist menggeleng."engga mau. Aku maunya cium biar rasanya ilang,dimulut aneh banget kak...," Kata Krist,sedikit memaksa Singto gapapa kan?

"Tapi...," Singto bingung mengatakan atau tidak.

"Ayo kak..," tanpa aba-aba kedua tangan Krist menarik kerah baju Singto hingga membuat Singto menunduk. Krist langsung melumat bibir Singto,memainkan lidahnya didalam mulut Singto.

Singto terkejut bukan main,tapi ia tetap membuka matanya untuk melihat ekspresi Krist yang luar biasa.

"Bangsat,dapet banget ekspresinya..," batin Singto saat melihat Krist yang telihat sexy.

Krist melepas tautan bibir mereka berdua saat merasa nafasnya yang mulai menipis.

"Huweeee,kak Singtoo... Akunya kecanduan bibir kak Singto...," Teriak Krist.

Singto menggigit pipi bagian dalamnya untuk menahan agar tidak tersenyum.

"Apaan sih lo. Udah sana keluar,gue bentar lagi nyusul biar gak pada curiga..,"

Krist menganggukkan kepalanya. Ia memegang knop pintu. Ia berbalik lagi lalu mengecup secara kilat pipi Singto dan berlari meninggalkan Singto begitu saja sambil menahan malu.

"Anjingg,bisa pingsan gue kalau Krist begini terus...," Singto berbicara pada dirinya sendiri sambil memegang dadanya.

Tbc
Akhirnya gue bisa update lagi.
Tinggal simpanan dospem nih yang belum selesai. Sabar ye,masih ngetik gue.
Jan lupa buat vomentnya. Thank you🐢

Nipple Sensitive (SingKit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang