#Bagian 2 : Sosok Lain

72 10 0
                                    


Tidak terasa langit sudah mulai berubah warna menjadi jingga. Sore itu langit cukup cantik dan Haechan memilih untuk duduk di tepi balkon memandangi langit sore. Hal itu pun sudah biasa bagi Haechan yang memang menyukai menatap langit baik itu pagi, siang, sore ataupun malam.


"Chan, udah sejam lho kamu disini, gak pegal tuh pantat?" Johnny mendatangi Haechan lalu mendudukkan diri di sampingnya.


"Empuk banget tau bang bangkunya, nyaman aja lama-lama duduk di sini. Yang lain pada ngapain?" Tanya Haechan kemudian.


Johnny menyesap sedikit kopinya baru menjawab, "Taeyong lagi masak, sisanya masih rebutan kamar."


"Padahal kamar di mansion ini banyak banget." Ucap Haechan dengan santainya.


"Oh iya, aku belum nentuin kamar, bang!" Haechan berdiri, suaranya cukup tinggi membuat Johnny sedikit kaget dan tak sengaja menyemburkan kopinya.


"Haechan!"

"Maaf bang John, hehe."

"Kamar kan masih banyak, di sebelah kamar Abang aja, ga usah pilih-pilih kayak yang lain."


Haechan kembali mendudukkan dirinya setelah mendengar perkataan dari Johnny, "oke, bang."


Kemudian, untuk waktu yang cukup lama, keduanya terdiam, seperti sedang hanyut dalam pikiran masing-masing. Keduanya benar-benar terdiam dengan tatapan kosong ke arah depan, seperti ada yang menghipnotis mereka.


"John! Chan!" Panggil Doyoung kemudian.


Keduanya langsung tersadar, berbalik ke arah suara.


"Doyoung, ngagetin aja kamu!" Johnny tak sengaja membentak Doyoung, dirinya terlalu kaget.


"Aku manggilnya gak teriak lho, bang..." Doyoung berkata demikian membuat Johnny dan Haechan saling pandang.



"Kamu denger dia teriak kan, Chan?" Haechan mengangguki Johnny.



"Abang tadi teriak padahal." Tambah Haechan.


"Sinting kalian berdua. Turun cepet, Taeyong udah siapin makanan." Doyoung berlalu saat itu juga meninggalkan dua insan yang kini saling bertukar tatap kebingungan.

Johnny mengusap pelan bahu Haechan, "tenang, nggak ada apa-apa kok. Ayo turun."

Haechan mau saja tenang seperti yang Johnny katakan, tapi perasaannya terlalu aneh sekarang.


Johnny turun lebih dulu, dan Haechan mengikuti dari belakang, tiba-tiba saja langkahnya terhenti saat mendengar suara bisikan begitu memekikkan telinganya.


"Bienvenidos a la ciudad de la muerte."

Suara itu begitu menusuk telinga, membuatnya harus memegang kepalanya yang terasa begitu menyakitkan.


"Arkkh!"

Johnny berbalik ketika mendengar suara pekikan dari Haechan, ia berlari menghampiri Haechan yang masih setia meremas rambutnya kuat.


"Chan, kamu kenapa, hei?!"

Haechan hanya bisa berteriak, ia bahkan tidak bisa berbicara. Suara itu berbicara sebanyak 3 kali di telinganya sebelum benar-benar menghilang. Haechan jatuh tak sadarkan diri secara tiba-tiba membuat Johnny kalang kabut.


"Chan! Chan, bangun! Taeyong, Doyoung, Anak-anak!" Johnny berteriak panik, ia berusaha mengangkat Haechan dan menidurkannya di atas sofa. Taeyong datang lebih dulu diikuti yang lain.


Ghost Insider | NCT 127Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang