#Bagian 4 : Ingatan abu

80 12 0
                                    


Satu persatu anggota mulai memasuki mobil secara diam-diam. Taeyong adalah orang terakhir yang memasuki mobil, sebab, sebelum itu ia harus membersihkan mobilnya dari ilalang dan dedaunan. Saat ini pun giliran Johnny yang mengambil tempat di kemudi sedangkan Doyoung berada di samping pemuda itu untuk membantunya melihat navigasi, tapi naas, navigasi itu tidak berfungsi sama sekali.

"Ini gak berfungsi." Kata Doyoung sesekali mengecek navigasi itu berulang kali.


Beberapa anggota menghela nafas, lalu Taeyong membuka suara lagi. "Ke siniin tas kalian semua, aku mau liat kalian bawa apa aja," Satu persatu anggota mulai memberikan tas bawaannya pada Taeyong untuk diperiksa. "Jaehyun, sini." Jaehyun mendekat sesuai perkataan Taeyong.


Taeyong mulai membuka tas milik Jaehyun, tidak ada yang spesial, hanya baju, celana, alat kerja dan juga isi peluru. "Isi peluru ini aku yang simpan, ya? Kita kumpul barang-barang yang berguna lebih dulu." Semuanya mengangguk setuju.


"Kita kapan jalan, bang?" Tanya Johnny kemudian.


"Sabar dulu, John. Jangan habisin bahan bakar. Kita gak tau ada di mana sekarang."


"Ah, bener juga."


Taeyong hampir selesai dengan tugasnya, kini tersisa dua tas lagi; milik Haechan dan Taeil.

"Haechan sini," Haechan memeluk tasnya enggan memberikannya pada Taeyong, "siniin, Chan, kamu bawa apa? Narkoba?"

"Sembarangan! Enggak."

"Makanya siniin," Taeyong merampas paksa tas Haechan dan mulai memeriksa nya, "cemilan, mainan, buku, boneka, kamu bawa ginian, Chan?" Tanya Taeyong kemudian.

"Emang kenapa, bang?"

"Kompas Pikachu mainan, gelang, cincin, kamu mau dagang?" Haechan merampas paksa tasnya setelah dirasa tidak ada lagi yang perlu dilihat.

"Semua dalam tas ini tuh penting, bang. Rubik tuh buat penghilang rasa bosan, bukan mainan! Boneka tuh kadang buat dipeluk pas tidur, gak mungkin aku bawa guling kemana-mana. Ngapain juga diperiksa." Taeyong hanya menggeleng begitu pun anggota lain.

"Hahahahaha"

Telinga Haechan terasa gatal, dirinya sudah menebak kalau makhluk itu pasti menertawakannya lagi. Jaehyun ikut tertawa diam-diam di sana. Haechan hanya bisa diam sambil memberikan tatapan sinisnya.


"Taeil," Tidak seperti Haechan, Taeil langsung memberikan tasnya secara cuma-cuma, Taeyong mulai memeriksanya satu persatu, "kacamata, pisau, silet, cermin, obat? Ini obat apa, bang?" Tanya Taeyong di tengah tugasnya.


"Oh, obat tidur. Aku biasanya susah tidur."

"Ngapain minum obat ginian? Eros kan larang kita buat minum sembarang obat?!" Taeyong membentak, mau Taeil lebih tua darinya, itu tidak akan menghalangi Taeyong untuk membentak siapapun yang berbuat salah, Taeil pun enggan membuka mulut, Taeyong adalah pemimpin di sini.


"B-bukan cuma aku, Haechan juga minum kadang-kadang." Tatapan Taeyong berpindah ke arah yang paling bungsu, Haechan sudah menunduk dalam di sana.


"Kenapa, Chan?" Tanya Taeyong, kini nada bicaranya sedikit memelan.


"Akhir-akhir ini aku gak bisa tidur, bang. Terus kata bang Taeil dia punya obatnya, jadi Haechan minum." Haechan, ketika sudah menyebut namanya sendiri dalam percakapan artinya dirinya sudah takut.


Taeyong menghela nafas panjang, ia menutup matanya sejenak mengurungkan niat untuk memarahi Taeil dan Haechan. "Obat ini aku sita, jangan ada yang berani-berani minum sembarang obat, kalian gak nurut sama Eros? Setelah yang Eros lakukan sejauh ini, kalian masih berani nentang dia?"



Ghost Insider | NCT 127Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang