Part 7

32 3 0
                                    

Dua minggu berlalu semenjak kegiatan touring bersama kemarin, baik Aldi dan Ardian semakin dekat walau kadang Aldi merasa lelah karena sikap Ardian yang semena - mena terhadap dirinya. Setiap hari ada saja permintaan Ardian yang kadang - kadang aneh dan itu membuat Aldi semakin bingung dan kesal. Contohnya seperti saat ini, Aldi diperintah Ardian untuk menemaninya latihan futsal dan itu membuat Aldi menjadi kesal. Pasalnya ia sangat ingin pulang cepat namun niat itu terpaksa batal karena Ardian yang tiba - tiba meminta untuk ditemani latihan futsal. Di tengah lapangan futsal nampak Ardian yang lincah memainkan bola di kakinya itu. Ardian juga sering berhasil mencetak gol walaupun itu hanya latian tapi Aldi akui bahwa itu sangat keren. Tak berselang lama, latihan futsal telah usai dan sosok Ardian berjalan menuju tribun dimana Aldi duduk. Aldi yang sigap segera menghampiri Ardian untuk memberikan air serta handuk kepada Ardian.

"Nih... air ama handuknya" ujar Aldi seraya menyodorkan air dan handuk kepada Ardian.

"Thanks ya babu..." ujar Ardian. Ia dengan segera membuka botol berisi air itu dan meneguk habis air yang ada didalamnya. Setelah itu, tak lupa ia mengelap keringat yang bercucuran di muka dan badannya.

Tanpa Aldi dan Ardian sadari, sesosok gadis berjalan kearah mereka. Lantas gadis tersebut memanggil nama Ardian.

" Kar " ujar gadis itu.

Yups, gadis itu tak lain adalah pacar Ardian. Nabila Putri namanya. Ardian yang dipanggil segera menoleh ke sumber suara. Ia sangatlah terkejut mengetahui bahwa Nabila tiba - tiba datang padahal Ardian tidak memberitahu gadis itu.

"Kamu kok tau kalo aku lagi disini?" tanya Ardian kepada Nabila.

"Ya taulah ay, kan aku pacar kamu. Mana mungkin pacarku latihan terus aku ga nemenin gitu? dan dia siapa ay?" ujar Nabila seraya menunjuk kearah Aldi.

"Oh dia babu gue, namanya Aldi" jawab Ardian. Aldi merasa sedikit kesal tatkala mendengar ucapan Ardian yang demikian.

Nabila hanya mengangguk mendengar jawaban Ardian sambil memperhatikan Aldi dari atas ke bawah.

"Ok Aldi, lu sekarang boleh pulang. Biar gue yang jagain Kar disini" ujar Nabila mengusir Aldi.

"Ok... kalo gitu aku pamit mbak,mas" pamit Aldi. Ia segera berjalan pergi meninggalkan dua sejoli itu. Ia merasa sakit tatkala melihat tingkah dua sejoli itu. Ada perasaan cemburu yang entah dari mana asalnya padahal ia tahu bahwa dirinya hanya sebatas "pelayan" bagi Ardian. Tapi Aldi tak mau ambil pusing, toh dia akhirnya bisa pulang dengan cepat.

------

Disinilah Aldi sekarang, ia sedang menunggu didepan gedung futsal dengan kesal. Pasalnya, ia lupa jika tadi berangkat ke tempat futsal dengan Ardian dan meninggalkan sepedanya di sekolah. Alhasil, ia terpaksa harus memesan ojek online karena sepedanya tertinggal di parkiran sekolah. Saat asik menunggu, tiba - tiba sebuah mobil berwarna putih berhenti dihadapannya. Kemudian dari tempat kemudi muncul seorang anak laki - laki yang postur tubuhnya hampir mirip dengan Ardian. Yang membuat Aldi heran adalah seragamnya yang sama dengan milik Aldi.

"Ayo bareng. Aku antar kamu pulang" ujar orang itu.

"Maaf, saya udah pesen ojek online. Lagian kita belum kenal jadi maaf" ujar Aldi. Ia tahu kalo orang itu satu sekolahan dengannya namun Aldi tak mengenalnya. Ia tak bisa sembarangan menerima ajakan orang tersebut. Ia takut, jika saja orang itu memiliki niat yang buruk terhadapnya.

"Oh iya saya lupa... saya Dicky. Dicky Armand lengkapnya. Saya adalah ketua osis... apa kamu tidak tahu?" ujar Dicky.

Aldi sedikit mengingat pria dihadapannya ini. Sosoknya ini yang selalu jadi pujaan para gadis - gadis karena ketampanannya.

Y.O.UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang