˗ˏ✎ O4

178 46 1
                                    

Senan terbangun dan memegangi kepalanya yang cukup pening. ia tidak lupa dengan apa yang terjadi semalam, ia hanya heran dengan sikap Sehwa saat mengobrol padanya semalam saat ia pura-pura tidur.

"Aku tidak percaya dia benar-benar memandangku sebagai omega..."

ceklek

Senan menengok kearah pintu dan menemukan Sehwa membawa semangkuk bubur yang sudah jelas dititipkan Brayden untuknya.

"Sarapanmu."

"Terimakasih, sehwa boleh aku bertanya sesuatu?"

Sehwa yang baru saja mendudukan dirinya di sofa kamar Senan hanya mengangguk sama dan kembali membawa beberapa berkas yang ada disana.

'Apa semalam dia bekerja disini setelah aku tidur?'

"Apa yang kau lakukan semalam?"

"Semalam? Aku hanya mengerjakan beberapa laporan ku disini."

Senan yakin semalam Sehwa berbuat yang lain sebelum mengerjakan laporan.

"Kau yakin?"

"Tentu."

Senan mengerutkan dahinya heran, lalu siapa yang semalam mengobrol dengannya saat ia pura-pura tidur?

"Boleh aku bertanya sekali lagi?"

"Apa lagi yang ingin kau tanyakan senan?"

Melihat ekspresi tidak bersahabat Sehwa membuat Senan bukannya semakin takut justru semakin curiga pada yang lebih tua.

"Semalam kau disini kan? Dan kau bilang kau yang hanya mengerjakan laporan disini?"

"Untuk apa aku berbohong?"

"Lalu siapa yang menciumku semalam?"

Uhuk!

Senan menatap datar Sehwa yang baru saja menyemburkan kopi paginya. Beta itu hanya diam dan mengangkat sebelah alisnya.

Sehwa sendiri tidak berani menatap kearah ranjang. Tatapan senan mengintimidasi nya dan kebetulan brayden sedang tidak ada di kastil untuk membantunya keluar dari situasi ini.

"Beri aku penjelasan sehwa callen."

Suasana kamar mendadak hening. Sehwa masih terdiam sedangkan Senan menikmati sarapannya diatas ranjang. Aura canggung seketika menguar dari keduanya membuat Sehwa sendiri tidak berani angkat bicara.

brak

"Aku datang...sepi sekali? Apa yang terjadi?"

"Tidak ada."

Brayden menengok kearah Sehwa dan memberi tatapan seolah bertanya apa yang terjadi, tapi alpha itu hanya menggeleng pasrah.

"Senan jelaskan padaku apa yang terjadi?"

"Tanyalah pada sehwa, kenapa bertanya padaku?!"

"Astaga anak ini...galak sekali..."

Brayden mendudukkan dirinya disebelah Sehwa yang masih mengerjakan laporannya. Ia bisa melihat Senan terus-terusan memandang kearah Sehwa.

"kau melakukan sesuatu kepadanya?"

"Menciumnya."

"Kapan?"

"Semalam."

Pletak!

Kepala Sehwa dipukul cukup kencang oleh brayden. Yang lebih tinggi hanya menghela nafas kasar lalu kembali terdiam.

#Candle ── SeongsanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang