˗ˏ✎ O9

155 36 0
                                    

Malam ini kastil sedang ramai karna kedatangan tamu Sehwa. Acara yang sebenarnya diselenggarakan untuk memata-matai tamu sekaligus meresmikan hubungannya dengan Senan.

"Ini terlalu ramai, kau yakin bisa menemukan satu?"

"Diamlah, jika kau berisik aku tidak bisa fokus."

Senan mencebikan bibirnya dan memilih meninggalkan Sehwa dan memeluk Haris yang berdiri tidak jauh dari kursi tahta.

"Kau menemukan sesuatu yang mencurigakan?"

Haris menaikan sebelah alisnya lalu melirik ke ujung ruangan dimana terdapat sebuah lorong sepi yang jarang dilewati orang-orang.

"Lorong itu tidak digunakan kan? Aku yakin mereka akan berada disana."

"Ugh!"

Senan mendadak merasa tubuhnya melemah lagi karena aroma kayu cendana cukup kuat menusuk penciumannya.

Sehwa yang melihat itu menghampiri Senan dan bertanya apakah matenya itu baik-baik saja. Senan melirik kearah pintu dimana pemuda berambut merah mendekat kearahnya.

"Paman zello?"

"Lama tidak bertemu senan."

Sehwa menatap heran kearah Senan. Beta itu kembali berdiri tegap meskipun bahunya harus tetap dirangkul oleh sehwa.

"Kau mengenal zello?"

Senan mendongak dan menatap wajah tidak bersahabat Sehwa. Matenya ini cemburu lagi?

"Paman zello adalah murid ayahku bagaimana aku tidak kenal padanya? Lagipula aku tidak suka pada paman-paman jangan menatapku seperti ingin memakanku lagi"

Sehwa hanya mengangguk lalu berjabat tangan dengan zello. Laki-laki itu adalah pemimpin yellow wood dan senan memang cukup dekat dengan zello saat ia masih kecil.

"Kau baik-baik saja senan? Aroma madu ini terlalu menusukmu?"

"Trauma miliknya belum hilang."

"Kelakuan omega itu? Dia keluar pack beberapa bulan yang lalu."

"apa maksudmu?"

"Gadis itu, dia pergi dari pack mungkin sebulan yang lalu."

Senan memilih diam dan menghirup feromon Sehwa selagi alpha itu berbincang dengan zello tentang omega yang mereka maksud.

"Senan memiliki trauma ini karna gadis itu."

"Aku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi?"

"10 tahun yang lalu saat packmu berkunjung kemari. aku sempat mengacuhkan gadis itu untuk menemani senan dan setelah itu dia terus menerus mengganggu bahkan hampir membunuh senan."

Senan mengeratkan pelukannya dan sedikit meremas baju bagian belakang Sehwa. Haris yang melihat itu hanya terdiam.

"Sampai kapan trauma itu akan menghantuimu senan..."

#Candle ── SeongsanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang