3. Luka Batin

82 67 117
                                    

#selamat membaca

~🍃🍃🍃~

Luka batin lebih sakit dari pada luka fisik,
Karena ingatan lebih kuat daripada sekujur badan. Luka di badan bisa diobati tetapi tidak dengan luka di hati.

Reina

~🍃🍃🍃~

Reina sedang makan dirumah saudaranya. Ada beberapa temannya yang sedang main petak umpet. Ipul lari mendekati Reina dan ingin bersembunyi dibelakangnya. Sedangkan Reina yang sedang memegang piring pun terkejut oleh kedatangan Ipul yang tiba-tiba.

Praaang!!

Reina terkejut, piring yang digenggamannya terjatuh dan pecah. Semua orang yang ada di sana mengarahkan pandangannya pada asal suara yang mereka dengar.

Makanannya berserakan kemana-mana. Pecahan piring mengenai dahi Ipul. Reina hanya bisa menangis, ia takut dimarahi uminya.

Rafqi berlari ke arah Reina, "Lo gapapa?" Tanyanya khawatir pada Reina.

Rafqi tahu bahwa yang salah bukanlah Reina, tapi Ipul yang ceroboh. Tidak berpikir dahulu sebelum bertindak. Memang Ipul 3 tahun lebih muda dibawah Reina. Mungkin karena itulah Reina yang disalahkan. Uminya merasa tidak enak pada Ipul dan ibunya. Ardy dan Feri membawa pulang Ipul. Dahi nya berdarah. Ipul pun masih terus menangis sesenggukan.

Reina masih menangis pula, Ia merasa bersalah karena tidak bisa memegang piring dengan benar.

Tapi, Mengapa Rafqi harus peduli? Padahal uminya saja menyalahkan dirinya.

"Gue gapapa kok." Rania mencoba berhenti menangis. Nafasnya mulai sesak karena menangis terlalu lama.

"Tenang. Lo gak akan dimarahin sama umi Lo Kok. Yakin sama gue."

"Lo gak tau aja kehidupan gue itu seperti apa!"

"Emang seperti apa?"

"Lo gak perlu tau!" Reina berlari pulang ke rumahnya dengan pikiran yang kacau.

🍃🍃🍃

"Megang piring aja gak bisa?!"

"Kenapa bisa sampe jatoh?"

"Gitu aja gak becus?!"

"Liat noh! anak orang jadi korban!"

"Kalau dia kenapa-kenapa gimana?!"

"Emang kamu bisa ganti pengobatannya?!"

"Kalau dia mati gimana?! Emang kamu bisa ganti sama nyawa kamu?!"

"Sekarang aja, cuma bisa diem?!"

"Jawab!!"

"Reina!? Jawab!!"

"Bisanya cuma nangis doang, dasar tukang ngambek!"

"Umi, Reina gak tau kalau Ipul bakalan lari ke deket Reina. Reina juga kaget, Umi. Reina takut." Bibirnya bergetar, sekujur badannya menggigil. Inilah yang ia takuti. Teriakan Umi nya membuat ia semakin menangis. Kata-kata menyakitkan yang keluar dari mulut Uminya membuat ia semakin terisak.

Avoid TroubleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang