4. Hujan Deras

61 53 56
                                    

#selamatmembaca

~🍃🍃🍃~

Hujan, bisa kah engkau mengguyur semua sedihku agar berubah menjadi bahagiaku.

Reina

~🍃🍃🍃~

Siang hari yang cerah, anak laki-laki berparas rupawan sedang duduk menikmati makan siangnya di teras. Beberapa menit yang lalu, Ia baru saja pulang dari sekolahnya. Itulah kenapa rasa lapar menyerangnya.

Setelah makan siangnya habis, Rafqi menaruh piring ke tempat cucian piring. Sekalian juga ia mencuci tangan dengan sabun dan air. Kalau sudah kenyang rasa kantuk malah menyerang. Padahal satu jam lagi ia harus pergi mengaji.

"Hoaahh," Rafqi menguap sambil berusaha menahan mulutnya agar tidak ada celah untuk setan masuk.

"Qi, sini deh!!" Panggil laki-laki paruh baya itu pada Rafqi.

"Kenapa, Pak?" Tanya Rafqi.

Rafqi, lebih tepatnya Rafqi Daiyan Mukhlis. Anak kedua dari yang sedikit lagi tiga bersaudara. Uminya yang bernama Arini sedang hamil 5 bulan. Bapaknya bernama Erik dan Kakaknya bernama Syarifuddin Albasri yang biasa dipanggil Udin. Katanya kalau dipanggil Syarif terlalu keren. Wkwk. Aliando kali ah.

"Sekarang kamu kan sudah kelas 6, hanya tinggal beberapa bulan lagi bakalan lulus. Jadi gimana? Kamu mau lanjut ke SMP atau Mts?"

"Mts aja, Pak! biar sekalian bisa belajar agama juga."

"Tapi kalau kamu milih Mts, berarti sebelum masuk, kamu harus ikut tes dulu."

"Tes apa?"

"Katanya sih tesnya random gitu."

"Random itu apa?"

"Random itu acak."

"Masa tes nya acak-acakan?" Tanya Rafqi heran.

"Bukan gitu maksudnya." Erik sedikit terkekeh, ketika mendengar pertanyaan aneh keluar dari mulut anaknya itu.

"Terus gimana?" Tanyanya penasaran.

"Jadi gini, kamu itu bakalan dikasih kertas yang ada tulisannya tapi tertutup nanti kamu milih, mau yang mana. Terus nanti dapatnya bisa doa-doa wudhu, bisa doa-doa ketika salat, dll. Itu sesuai apa yang kamu milih ya. Kalau gak bisa, itu sih resiko kamu.

"Dan ada juga tes tulis. Sama seperti sebelumnya nanti akan ada pilihannya. Kamu akan disuruh milih kertas terbalik, kemudian kamu akan dapat kertas dengan tulisan surat Alfatihah, Annas, Alfalaq, atau Al-Ikhlas. Kemudian, surat yang kamu dapat akan kamu tulis di kertas kosong," sambung Erik.

"Nulisnya pakai arabnya atau artinya?"

"Arabnya lah, kan yang banyak dihafal arabnya. Kalau artinya mah jarang banget yang hafal."

"Tapi kan susah nulis Arab yang biasanya kita baca doang. Apalagi penyusunan perhurufnya harus sesuai. Iya, kan?"

"Ya gitu deh, makanya mulai sekarang berlatih nulis Arab ya."

Avoid TroubleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang