1.

2K 249 34
                                    

Alby sedang berjalan mencari makan untuk Besok pagi juga malam ini, lelaki itu bekerja sebagai Seles di salah satu pom bensin dekat rumahnya.

"Nasi goreng atau kwetiaw?" Tanyanya pada diri sendiri.

"Nasi goreng aja Ah kenyang juga" gumamnya.

"Mas nasi gorengnya dua ya jangan pedes"

Alby adalah lelaki yg sangat tidak suka dengan pedas, menurutnya pedas itu menyiksa cukup sudah selama 11 tahun ini ia tersiksa.

Flashback

Pertama kali Alby lahir lelaki itu hidup di keluarga yg Kaya, ya kalian tau keluarga Mahendra keluarga dengan segudang hartanya, namun tidak berselang lama kala Adiknya itu marah karna Batman yg ia miliki di curi Alby nyatanya Batman itu tersangkut di pot kecil samping pintu utama.

Dan akhirnya Alba menuduh kalau Alby melukainya tanpa berfikir bahwa itu akan mengubah kehidupan Abangnya.

Keluarga marah, mereka semua tau Alby adalah lelaki nakal dan bringas, tapi mereka tidak menyangka kalau Alby akan melukai adiknya sendiri.

"apa yg kamu lakukan nak?" Tanya bunda masih berusaha lembut.

"Abang engga ngelukain adek bunda" Alby kecil menggeleng berusaha meyakinkan bidadari di hidupnya.

"Bohong nda kaki adek c,cakit huhuu"

Alba yg saat itu berumur 4 tahun memang terjatuh di tangga tapi karna dirinya yg masih tidak mengerti apapun akhirnya menduga Alby yg membuat kakinya sakit.

"Kamu itu di didik Alby! Kamu sudah besar! Berapa umurmu?" Sentak kakek.

"L-lima tahun" jawab Alby sambil menunduk.

"Bunda kakek kenapa teliak teliak?" Tanya Alba polos. Anak imut itu tidak paham suasana apa ini ketika kakek nya teriak teriak.

"Alba masuk kamar ya!" Titah bunda. Alba mengangguk polos lalu baby sitter menggendong Alba dan membawanya ke kamar.

"Atas dasar apa kamu melukai anak saya?!" Suara itu, suara itu yg selalu membacakan dongeng saat Alby ingin tidur, suara itu yg menyanyikan saat Alby sedih dan suara itu pula yg kini menanamkan luka di hati Alby.

"Alby engga lukain adek ayah" Alby semakin menunduk tidak berani menatap semua mata yg tengah menatapnya tajam.

"jangan coba membohong Alby! Kamu tau ayah tidak suka di bohongi!"

Semua yg ada di sana tidak berniat membela Alby yg tengah bergetar ketakutan, dimana mereka yg selalu menghibur nya jika di marahi sang ayah?  Dimana mereka yg selalu peduli kepadanya?

"Aku tidak sengaja mendorongnya di tangga ayah"  Akhirnya Alby mengakui kesalahan yg tidak ia perbuat.

PLAK!

Ternyata bunda mendengar lirihan anak sulungnya itu, bunda menatap Alby dengan sirat kekecewaan yg besar dan sebentar lagi bulir bening keluar dari mata indah bunda.

"Bunda maaf," lirih Alby.

"KAMU! KENAPA KAMU MEMBENCI ADIKMU ALBY?" Bentak ayah.

"SEKARANG IKUT SAYA KAMU!" Tanpa mendengar keluhan Alby yg mengeluh sakit pada pergelangan tangannya yg di tarik secara paksa oleh pria yg menjadi ayahnya itu. Ayah terus menarik Alby hingga di mobil lalu menancap gas ke tempat yg Alby tidak tau apa namanya.

"Permisi Bu!" 

Tak lama seorang perempuan yg sudah tidak lagi muda keluar dari pintu di depan mereka.

"Silahkan masuk pak" mereka bertiga masuk dan duduk di ruang tamu.

"Ada apa pak?"

"Saya mau menaruh anak ini di sini!"

This is Alby // On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang