3.

1.3K 203 7
                                    

"tapi Yesus terlihat" ujar Alby. Ayah tersenyum lalu mengelus Surai Alby.

"Jangan memikirkan tuhan orang lain, cukup fikirkan bagaimana kamu bisa mendekati tuhanmu! Dengan cara sholat beramal dan berperilaku baik!"

Alby mengangguk senang sambil tersenyum lebar, senyum yg 5 tahun ini tidak ayah lihat.

"Aldi mau belajar iqra sekarang?" Tawar ayah. Alby mengangguk antusias sambil membuka iqra 1.

"Ahh a ba ta aku mah tau" ucap Alby.

"Coba baca!" Titah ayah. Alby mengangguk lalu ia mulai membaca iqra dengan Kalam yg dulu bapak hadiahkan untuk ulang tahun Aldi yg ke 10 tahun, tapi lelaki itu menolak dengan alasan itu hadiah murah.

Sore itu jam 4 hingga malam Alby belajar iqra bersama ayah, ayah merasakan bahagia yg amat sangat setidaknya ketika dia pergi nanti Aldi sudah harus bisa baca Al-Qur'an agar ada yg mengaji untuknya.

Dan Alby dia juga merasakan bahagia karna selama ini ia tidak pernah merasakan kasih sayang ayah. Ah Alby sangat bersyukur.

Aldi Lo orang tergoblok yg pernah gue tau, disaat orang orang ingin punya ayah Lo malah menyia nyiakan sosok ayah batin Alby.

Terdengar suara azan Maghrib membuat Ayah refleks mengucapkan kata Alhamdulillah.

"Kok nyebut Alhamdulillah yah?" Tanya Alby heran. Ayah menengok ke arah Alby sambil menepuk paha nya, Alby faham ia membaringkan kepalanya di paha ayah lalu dengan sigap ayah mengusap lembut kepala Alby.

"Ketika kita mendengar azan, kita harus mengucapkan kalimat hamdalah sebagai bentuk syukur karna kita masih bisa mendengar azan" jawab ayah. Alby paham ia pun segera mengucap Alhamdulillah walau telat.

"Aldi tau sholat Maghrib berapa rakaat?"  Tanya ayah sambil mencubit pelan hidung Alby. Alby terkekeh lalu menepis lembut tangan ayah yg masih berusaha menyolek hidung nya.

"Tau! 3 rakaat kan?" Jawab Alby antusias seperti anak kecil yg dapat peringkat pertama di sekolahnya.

"Pinter, Yuk sholat dulu udah Maghrib"

"Ayok!" Balas Alby.

Ayah tersenyum melihat Anaknya sangat berbeda. Ayah sayang sama kamu nak batin ayah sambil memandang sendu Aldi yg tengah berwudhu.

"Ayah aku tunggu di kamar ayah ya!"

Ayah mengangguk, "iya sana jangan lupa sholawat dulu sebelum sholat"

"Siap ayah!"

Alby memasuki kamar ayahnya yg tampak sangat kecil dari pada kamarnya, ah ia jadi berfikir untuk membawa ayahnya ke rumah yg dulu, lumayan di sana gratis listrik dan Air WiFi pun gratis karna semua numpang sama tetangga nya yg kaya, itu semua berkat otak cerdasnya yg menyambung Kan tanpa tercyduk.

"Disana lumayan luas, gak perlu bayar lagi. Di sini kan ayah harus bayar namanya aja kontrakan" gumam Alby.

"Nanti deh omonginnya,"

Alby mulai bersholawat seperti yg tadi sore ayahnya ajarkan saat tengah sholat ashar berjamaah.

"Allahumma sholli sho latan, kamilatan wasallim salaman taamman 'ala sayyidina muhammadin ni llazi. Tanhallu bihil 'uqodu watanfariju bihil kurobu  watuqdoo biji hawaiju watunaalu biji roghooibu, wahusnul khowatimi wayustasqol ghomaamu biwajhihil kariimi wa'ala Alihi, washohbihi Fii Kulli lamhatin wanaafasin bi'adadi kulli ma'alumin laka"

This is Alby // On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang