7

880 179 11
                                    

Kini mereka ber 7 tengah duduk di teras rumah, rumah yg kecil tapi nyaman. Teras yg di kirinya ada pohon besar membuat semua betah duduk disana walaupun itu siang yg udaranya panas, nyatanya siang dan sore lah yg paling enak untuk duduk di teras kata ayah.

"Kalian bener mau belajar ngaji?" Tanya ayah.

Mereka mengangguk serempak.

"Boleh kan yah?" Izin Alby.

"Boleh lah, sana ambil dulu iqra nya di lemari ayah" titah ayah pada Alby, Alby menurut ia segera mengambil iqra di kamar ayah.

"Kenapa kalian mau ngaji?"

"Emangnya tobat harus ada Alasan ya yah?" Tanya Fael.

"Iyalah, tobat karna ikut ikutan temen atau emang tobat karna Allah?"

"Karna Allah lah" ujar Dio.

"Bagus, jangan ngaji doang pelajaran sekolah juga di pelajari"

"Siap ayah"

"Kenapa manggil ayah? Saya bukan ayah kalian" celetuk ayah.

Mereka menggaruk tengkuknya yg tidak gatal.

"Bercanda, kalian boleh manggil saya ayah sama kaya Aldi" ayah terkekeh melihat raut gugup mereka.

"Yaa si ayah ngelawak" gumam Soni.

"Temu lawak?" Tanya ayah yg samar Amar mendengar gumaman Soni.

"Ngelawak yah ngelawak bukan temu lawak" ralat Tiar.

"Sep Lo diem aje" tegur Fael.

"Gue bingung mau ngomong apaan"

"Kalian udah bisa huruf hijaiyyah?" Tanya ayah.

"A ba doang yah" jawab Asep.

Ayah geleng geleng kepala, remaja jaman sekarang sedikit yg di ajarin ngaji.

"Nih yah" Alby datang membawa satu iqra.

"Satu doang di?" Tanya Dio.

"Ya emang mau berapa? Kan bacanya juga nanti satu ²"

"Siapa dulu?"

"Gue!" Pekik Angga.

"Gak ada! Gue dulu!"

Dan mereka berebut posisi siapa yg duluan, hingga akhirnya Alby lah yg pertama.

©©©

Setelah ngaji kini mereka sedang makan nasi Padang yg di beli Fael.

"Jarang jarang ayah makan nasi Padang" celetuk ayah.

"Enak yah ada Fael mah haha" gurau Angga.

"Sebentar lagi Maghrib kalian tau caranya wudhu?"

Mereka menggeleng membuat ayah menghela nafas. "Habisin makanan kalian setelah itu kita belajar wudhu untuk sholat nanti" titah ayah.

"Siap yah"

Dengan cepat mereka menghabiskan nasi padangnya lalu berdiri dan satu persatu memasuki kamar mandi untuk belajar wudhu sebelum wudhu yg sebenar nya.

Terdengar suara azan membuat Alby dan ayah kompak mengucapkan Alhamdulillah.

"Yuk sholat udah Maghrib" ayah berjalan ke kamar lalu mengambil sarung wadimor kesayangan Ayah.

"Ayok ke masjid" ajak ayah. Mereka mengangguk lalu berjalan bersama menuju masjid depan gang.

"Gue deg deg an" bisik Angga.

"Di bawa santai aja bodyy" timpal Asep.

"Nah kalian saf nya yg rapih, kalo gak bisa cukup ikutin yg di depan gimana gerakan sholatnya," ucap ayah.

"Iya yah"

10 menit selesai sholat dan zikir mereka pulang ke rumah masing masing.

"Makasih ayah," ucap Asep.

"Iya sama sama."

"Kalo gitu kita pamit ya yah," ketika mereka ingin pergi ayah menarik kerah baju Angga membuat yg lainnya berhenti.

"Kalau Islam pamitan kaya gimana?,"

"Hehe, assalamualaikum yah." Asep menyalimi tangan ayah diikuti yg lainnya.

"Besok ada pr?" Tanya ayah sambil merangkul Alby. Alby menggeleng jangankan pr tugas aja gak ada.

"Kok kayaknya kamu jarang ada pr di?"

"Kalau ada pr aku kerjain di kelas yah hehe"

"Bisa emangnya?"

"Bisa lah kan nyontek" jawab Alby sambil nyengir. Alby terpaksa berbohong agar ayahnya tidak mengetahui bagaimana dirinya di anak tirikan ketika di sekolah.

"Lain kali jangan nyontek, kerja hasil sendiri lebih memuaskan"

"Iya ayah engga lagi"

Tanpa sadar mereka sudah sampai di rumah. "Belajar di, jangan langsung rebahan", peringat ayah.

"Iya ayah,"

Huh, semua pelajaran yg ada di buku Aldi sudah Alby pahami, akhirnya Alby memilih mengambil salah satu buku bahasa asing yg ada di lemari buku Aldi.

"Bahasa Rusia, Jepang, China dan Korea, wahh mantep nih kalo gue bisa nguasain empat bahasa itu" gumam Alby.

Lelaki itu dengan fokus mempelajari bahasa Rusia, otak Alby yg terbilang cukup cepat memahami langsung bisa beberapa kosa kata Rusia. Dan beberapa jam kemudian Alby memahami lumayan banyak bahasa Rusia.

Setelah di rasa cukup Alby mempelajari bahasa jepang, di awali kosa kata keseharian orang Jepang hingga bahasa bahasa bakunya.

Lalu sampai pada bahasa Korea Alby tercengang, bagaimana bisa ia memahami 4 bahasa dalam kurun waktu 5 jam? Alby sangat berterima kasih kepada Allah karna memberi otak yg genius.

"Gak boleh sombong," gumam Alby ketika dirinya sudah mulai menyombongkan

Ini ada yg baca? Wkwk kaget gua

TBC!

Follow me on Instagram
@jihantrynd_

Follow me on wattpad
Masakanmama_

Next? Vote dan komen! Sebagai pajak membaca, satu vote satu orang sangat berarti bagi author dan penyemangat untuk up!

713 word.

4- sept- 2021

This is Alby // On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang