#8 Kelembutan yang Tak Pernah Bisa diberikan

857 153 16
                                    

Tzuyu tersenyum saat kepulan asap halus terlihat dari mangkuknya. Ia memejamkan mata, menghirup dalam-dalam aroma dari rabboki buatannya pagi ini. Ia tahu, seharusnya ia sarapan nasi. Namun, ia sedang ingin makan ramyeon.

Tzuyu menyematkan helaian rambutnya ke belakang telinga kemudian meraih sepasang sumpit. "Selamat menikmati, Tzuyu."

Terbiasa sendiri, membuat Tzuyu selalu melontarkan pujian atau kalimat yang mungkin dikatakan orang lain padanya. Ia hanya merasa jika cara itu membuatnya tak merasa sendiri. Bahkan, ia juga sering makan dengan foto sang ayah ada di hadapannya. Seperti saat ini, ia benar-benar melakukannya.

Suara Tzuyu menyesap mie, menjadi suara yang mendominasi ruangan itu setelah detak jam dinding. Gadis itu nampaknya begitu menikmati waktu sebelum kembali disibukkan dengan tugasnya sebagai pembimbing anak-anak. Memang, awalnya ia cukup kesulitan menghadapi makhluk kecil nan nakal itu. Namun, ia tetap senang karena bisa bertemu triplets.

Jina selalu bercerita soal sang ayah, bagaimana mereka menghabiskan waktu, hingga makanan gosong yang Jungkook buat karena melamun. Dari tatapan lelaki itu, Tzuyu juga bisa tahu jika Jungkook sama seperti dirinya–masih menyimpan apik luka kehilangan dalam hidup mereka. Apalagi kemarin. Tzuyu melihat sisi rapuh lelaki itu, meski ia memilih untuk tak peduli. Lagi pula, itu bukan ranahnya. Ia tak mau mencari tahu lebih jauh. Terlebih, ia hanya orang asing.

Namun, ucapan Heesung kemarin, membuatnya cukup kepikiran. Bagaimana tidak? Heesung mengatakan jika ia adalah wanita pertama yang Jungkook bawa ke rumah setelah kematian Soojin. Sebab, selama ini Jungkook sangat menjaga rumahnya dan memilih tempat lain untuk bertemu siapa pun. Entah klien, atau gadis yang mengajaknya berkenalan.

Suara denting dari ponselnya, membuat Tzuyu segera meraih benda pipih itu. Ia segera tersedak saat mendapati pesan dari nomor tak dikenal, masuk ke ponselnya. Rasa perih dan panas itu mulai menjalar di dada, membuat gadis itu segera menuang air ke gelas sambil menepuk-nepuk dadanya.

Astaga, apa kepalanya terbentur? batin Tzuyu. Ia menegak air, berharap rasa perih itu bisa berkurang. Namun, air itu tetap tak memberi pengaruh. Ia kembali menuang air, menegaknya hingga rasa perih itu sedikit berkurang.

[Hari ini triplets libur. Bisa kau kemari?]

Begitulah kiranya pesan yang membuat Tzuyu tersedak. Masalahnya, ia tak pernah memberikan nomornya pada Jungkook. Lalu, pagi ini ia malah menerima pesan dari lelaki itu.

"Ah, lupakan. Aku akan nikmati dulu ramyeon kesayanganku ini." Tzuyu kembali meraih sepasang sumpit yang tergeletak di samping mangkuknya. Ia putuskan untuk membalasnya nanti. Lagi pula, ia yakin ini hanya akal-akalan Jungkook untuk bertemu dengannya lagi dan meledeknya dengan kalimat-kalimat dingin.

👶🏻👶🏻👶🏻

Jungkook mengembuskan napas lalu kembali menyodorkan sesendok sayuran. Namun, hasilnya tetap sama, triplets menolak dengan menutup mulut mereka rapat. Bahkan, Jisung sudah meninggalkan meja makan dan memilih menonton TV. Sungguh, sebelumnya ini tak pernah terjadi. Namun, setelah Tzuyu ada, anak-anaknya berubah menjadi keras kepala dan tak mau mendengarkannya.

Dia membawa pengaruh buruk, batin Jungkook. Ia meletakkan mangkuk serta sendok itu, meraih ponsel untuk memastikan pesannya dibaca. Alisnya menyatu saat tak mendapat balasan apa pun. Bahkan, gadis itu hanya membaca pesannya.

"Aku ingin makan bersama bibi guru saja, Ayah."

"Ayolah, menurut pada Ayah. Kalian akan sakit jika melewatkan sarapan," ujar Jungkook. Namun, triplets tetap menolak dan terus mengatakan jika mereka akan makan jika bertemu guru kesayangan mereka. Padahal, yang lebih lama bersama mereka adalah Nayoung, tapi sepertinya Tzuyu punya keunikan tersendiri hingga triplets dekat dengannya. Bahkan, Jihyun yang pendiam saja bisa dengan cepat dekat dengan gadis itu.

Lithe✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang