•🕊One In Memory J : Not For Sale

39 19 0
                                    

•🕊One In Memory J : Not For Sale

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•🕊One In Memory J : Not For Sale

Di perjalanan menuju apartemen Ni-ki, aku berdiam diri tanpa ingin berbincang dengan Kim Sunwoo, menyandarkan kepala pada kaca mobil sambil menatapi swafoto aku dengan Jungwon yang telihat seperti sedang berpacaran, selain itu, aku tidak menghiraukan terpaan angin dingin yang masuk dari kaca mobil, samping Sunoo. Dalam benak, aku kembali mengingat sikat Jungwon saat bersama Seoyun di belakang sekolah tanpa memedulikan Sunoo yang terus memperhatikanku dari samping.

Haruskah memintanya berhenti bersikap lembut terhadap orang lain selain diriku? Apa aku berhak melarangnya untuk menjauhi para wanita yang selalu mengejarnya, selain diriku? Meskipun aku tahu bahwa aku tidak berhak mengatur hidup lelaki tersebut.

"Ah, molla!" Aku menceletuk frustrasi seraya mematikan layar ponsel, kemudian aku alihkan padangan mata menghadap jendela mobil untuk melihat kendaraan lalu-lalang.

"Kalau kau menyukainya perjuangkan, walaupun pada akhirnya kalian tidak ditakdirkan bersama."

Aku menoleh pada sumber suara, menatap tajam tidak suka pada lelaki yang sedari duduk di sampingku sambil bermain game online. Aku tidak menjawab perkataannya, tetapi aku mulai bertanya-tanya tidak mengerti di dalam hati mengenai perkataan Sunoo yang sulit aku mengerti.

"Apa maksudnya? Kenapa tidak bisa bersama? Dan kenapa dia seperti tahu sesuatu tentang kami?"

Tidak ada lagi sahutan dari anak bermarga Kim tersebut, sehingga aku memaksakan tersenyum serta berlagak seolah-olah tidak menyukai Yang Jungwon.

"Menyukainya? Bahkan kau sendiri tahu kalau aku bukan tipe wanita yang mudah berkomitmen dengan orang lain."

Mendengar ucapanku itu sontak membuat Sunoo tertawa singkat, mengakhiri video gamenya lalu memalingkan wajah tampannya menghadapku.

"Memangnya aku menyuruhmu untuk berpacaran dengan Jungwon? Tidak ‘kan?" Kini dia mengukir senyuman kecut. "Meski aku tahu kalau kau menyukai anak itu saat kita masih bersama."

Jujur saja hal ini membuatku bertanya-tanya dalam hati tentang bagaimana Sunoo tahu bahwa aku menyukai Jungwon setelah berpacaran dengannya. Namun, berbagai pertanyaan itu segera aku tepiskan tatkala mengingat bahwa selama ini, tanpa aku sadari, aku telah melukai hati lelaki tersebut.

"Sunwoo … maaf." Aku berucap pelan seraya menunduk karena merasa bersalah.

"Ma-maaf? Sujin-ahh … angkat kepalamu!" Lelaki itu kini memukul kepalaku hingga aku mencebik kesal padanya. "Untuk apa minta maaf, huh? Itu sudah berlalu."

"Tapi ucapanmu itu seolah-olah …." Belum selesai berbicara, entah mengapa tiba-tiba atensiku menjadi tertuju seorang lelaki yang sangat aku kenali tengah menyanyi di seberang jalan sehingga dengan terpaksa aku meminta supir taksi untuk menepi sesaat. "Pak, berhenti-berhenti!"

One In Memory J ༎ Yang Jungwon ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang