Perjalanan keluarga Uzumaki dari kantor hokage diwarnai celotehan Himawari dan Boruto. Jiraiya juga ikut dengan mereka. Hingga, mereka sampai di kediaman Uzumaki.
"Tadaima."
Himawari menggandeng tangan Kushina. "Ayo masuk, nenek," ucapnya riang. Himawari tersenyum manis. Senyuman secerah matahari yang dia warisi dari Naruto.
"Nah, Tou-san, kaa-san dan Ero-Sannin duduk saja dulu Dattebayo. Aku akan membantu Hime membawa camilan dan minuman," ucap Naruto. Dia melepas jubah hokagenya dan menyusul Hinata ke dapur. Sekalian mencari kesempatan berdua dengan sang istri.
"Dia sudah menjadi sangat hebat sekarang, Minato," ucap juraiya bangga. Muridnya benar-benar mewujudkan impiannya.
"Aku juga bangga padanya, sensei. Dia melalui perjalanan hidup yang berat," balas Minato sambil tersenyum. Netra birunya menatap foto keluarga Uzumaki yang ada dinding.
"Boruto, bagaimana menurutmu tentang Naruto?" Kushina duduk bersama kedua cucunya. Bercerita bersama.
"Tou-san, ya. Dia itu menyebalkan," ucap Boruto dengan yakin.
Minato dan Jiraiya ikut tertarik. Mereka mendekat ke arah Boruto.
"Menyebalkan bagaimana maksudmu?" tanya Minato.
Boruto menatap kakeknya. "Tentu, menyebalkan. Sejak jadi hokage, dia jarang pulang ke rumah. Dia mengirim Bunshinnya ke rumah dan mengacaukan ulang tahun Hima karena tou-san menjatuhkan kue Hima. Dia jarang melatihku karena sibuk berkencan dengan dokumen di meja hokagenya itu dattebasa," jawab Boruto dengan kesal.
"Walau begitu, dia tetap ayah yang hebat. Dia menyempatkan diri ke kamar kami setiap pulang kerja di malam hari. Mengelus kepalaku dan Hima serta mengucapkan selamat malam. Dia ayah yang luar biasa. Walau ceroboh," lanjut Boruto dengan senyum mengembang.
Jiraiya menganggukkan kepalanya mendengar penjelasan Boruto. "Soal ceroboh, aku percaya hal itu."
"Hm, dia orang tua yang hebat. Lebih hebat dariku." Minato dan Kushina tersenyum miris. Mengingat bahwa mereka tidak pernah ada saat Naruto kecil. Saat Naruto ada dalam masa sulit, mereka tidak ada di sampingnya.
"Tou-san bicara apa ttebayo. Tou-san adalah ayah yang hebat. Ayah yang luar biasa, kau tahu," sungut Naruto. Dia datang membawa minuman. Hinata dibelakangnya membawa camilan untuk mereka.
Hinata meletakan camilan yang dibawanya ke meja. "Silahkan dimakan," ucapnya sopan. Dia ikut duduk bersama Kushina.
"Kau manis sekali Hinata-chan. Pantas Naruto menyukaimu ttebane," puji Kushina. Hinata memerah malu karena pujian itu.
"Tentu saja ttebayo. Karena iku aku memilih Hime-chan," sela Naruto. Dia duduk di tengah-tengah Minato dan Jiraiya. Himawari naik ke pangkuannya.
"Boruto," panggil Naruto pelan.
"Y-ya tou-san," jawab Boruto gugup. Semoga dia tidak mendengar ucapan ku ttebasa, batin Boruto berharap.
"Tidak jadi," elak Naruto. Dia beralih berbucara dengan Hima di pangkuannya.
"Kenapa tidak jadi ttebasa. Adapapa sebenarnya?"
"Nanti saja," jawab Naruto.
Minato menyenggol lengan putranya itu. "Kenapa?"
"Tidak apa ttebayo. Hanya ingin membicarakannya secara pribadi dengan Boruto. Kau mau, kan, nanti?" Naruto menatap Boruto.
"Oke."
Tiba-tiba, Kushina menjentikan jarinya. "Aku ingat sekarang!" pekiknya sambil tersenyum.
"Ingat apa Okaa-sama?" tanya Hinata heran.
"Tadi, di jalan menuju ke Konoha, aku dan Mikoto berbicara berdua. Kami ingin mengadakan reuni keluarga. Uzumaki dan uchiha. Bagaimana, Naruto?" ucap kushina.
"Reuni, ya. Baiklah, aku akan mengatur waktu untuk itu. Lagipula, sekaliam reuni tim 7," jawab Naruto setuju.
"Kau akan mengajak Kakashi sensei, Anata?" tanya Hinata ke suami kuningnya itu.
"Tentu, sekalian berkumpul dengan satu tim, kan ttebayo. Ero-Sannin ikut juga, ttebayo."
"Yosh, akhirnya bertemu Paman Sasuke," ucap Boruto girang. Jarang-jarang dia bertemu gurunya itu.
"Sepertinya anakmu lebih menyukai Sasuke dapipada kau, Naruto," ucap Jiraiya sambil tersenyum.
"Permisi."
Seseorang mengetuk pintu dari luar. Himawari dan Boruto yang tahu siapa pemilik suara itu langsung membukakan pintu.
"Bibi Hanabi!" seru keduanya riang. Hima langsung memeluk Hanabi yang datang dengan Hiashi, Hisashi dan Neji.
"Ayo masuk dattebasa," ucap Boruto. Mempersilahkan dua kakeknya dan pamannya masuk ke rumah.
Suasana kediaman Uzumaki semakin berwarna. Dengan hadirnya mereka yang dirindukan. Membuat suasana di sana semakin bahagia.
****
To be continued.
Gaje, ya?
Emang sih, saya buat cerita ini karena gabut waktu tengah malam.
Next gak nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
They Are Comeback✓
FanfictionHagoromo Sannin atau Rikudou Sannin memberi kesempatan kepada beberapa orang untuh hidup kembali pada masa pemerintahan Nandaime Hokage. bagaimana reaksi semua Shinobi Konoha? hasil karya sendiri. tanpa ada unsur plagiat