"Dek, kalo kita udah bebas dari Zombie, honeymoon yuk?!" Felix memukul dahi Changbin dengan kekuatan penuh, lelaki yang sedang memperhatikan jalan dengan perasaan khawatir itu menghembuskan nafas nya disertai ekspresi malas.
Lain hal dengan Jisung yang duduk di sebelah kursi kemudi. Lelaki berpipi tembam itu melihat ke arah spion berkali-kali guna memastikan keberadaan mobil Minho. Sebenarnya tidak ada yang perlu Jisung khawatirkan karena mobil Minho pun terpantau jelas berada dibelakang mobilnya.
Fokus Jisung yang terus tertuju pada kaca spion pun membuat lelaki yang sedang berkendara itu menautkan alis. Tidak sadar saja Jisung bahwa sedari tadi Bangchan turut memperhatikan arah pandang si manis.
"Chan, kamu kenapa?"
Beralih, atensi Jisung beralih. Ia memandang wajah cemas Bangchan lantas menggeleng pelan sebagai jawaban. Namun Bangchan terlanjur paham akan apa yang dirasakan oleh si manis.
Diulurkan dan diletakkannya telapak tangan besar lelaki itu diatas paha Jisung lantas mengusapnya dengan lembut, "Nggak papa, Chan. Alam nggak akan kenapa-kenapa juga"
Melihat Bangchan yang sedang berusaha menenangkannya, Jisung pun tersenyum lembut sembari menggenggam dengan begitu erat telapak tangan besar milik abang dari lelaki yang kini sedang bermesraan bersama Changbin. "Iya, makasih Mas Chani, Achan berlebihan ya?"
Bangchan menggeleng, ia paham akan rasa khawatir yang kini dirasakan oleh Jisung. Dibalasnya genggaman tangan si manis lantas menoleh pada spion yang memperlihatkan keberadaan mobil Minho dan yang lain. Pikir Bangchan, Minho sangatlah beruntung lantaran memiliki kekasih semanis Jisung. Jujur saja Bangchan sangatlah iri pada Minho, dia yang lebih dulu merasakan tubuh si manis malah Minho yang menjadi kekasihnya.
Lain hal dengan Bangchan, Minho yang juga sibuk mengendarai mobil justru harus menahan amarah lantaran suara heboh yang berasal dari mulut Hyunjin. Lelaki dengan nama Cantika itu terus mengoceh tidak jelas demi mendapatkan perhatian si manis berwajah rubah.
"Dek, mas jago main catur loh. Adek mau di ajarin? besok mampir kerumah mas ya?"
"GUOBLOK— Tiiiiin!"
Hyunjin membelelak kaget ketika Minho berteriak dan menghentikan mobil dengan suara klakson begitu saja. "Santai dong, anjing. Gue kan cuma mau pendekatan—
—sst, goblok emang buat lo, tapi klakson buat itu..." arah tunjuk Minho dilihat oleh Hyunjin dan juga Jeongin, lain hal dengan Seungmin yang sudah paham dengan keadaan.
Dapat mereka lihat didepan sana mobil Bangchan terhenti dan mengeluarkan asap begitu saja. Mulut Hyunjin menganga, tangan Minho terkepal kuat mengkhawatirkan keberadaan si manis, terlebih sekumpulan Zombie kini mulai mendekat ke arah mereka.
"Lam, jangan gegabah oke? Pikirin strategi dulu sebelum—
Ngueng~
—Bangsat!"
Minho yang segera menekan gas itu sedikit terkejut atas makian Seungmin. Ia terkekeh lantas membunyikan klakson berkali-kali agar para zombie mengikuti dirinya. Memang pada dasarnya nekat, Minho sama sekali tidak memperdulikan teriakan histeris Hyunjin yang kini berada didalam pelukan Jeongin. Lelaki yang sedang mengendarai kendaraan itu fokus melirik kaca spion dan melihat betapa banyaknya Zombie yang berlari mendekat.
"Dek, jadi pacar mas sebelum mati yuk?"
"Nggak kak, maaf. Saya normal"
"HUWEEE ALAM, LEMPAR GUE KE ZOMBIE SEKARANG JUGAA!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ϙᴜᴀʀᴀɴᴛɪɴᴇ [sᴛʀᴀʏᴋɪᴅs]
Fanfiction[Ft. @KaizukaAina] Berawal dari virus yang menggemparkan dunia. Warning: Bxb, Non-baku, Lokal! Start: 01 Juli 2021 End: