Bagian Kedelapan.

431 62 14
                                    

'DUGHH!

Bangchan memukul kepala Minho yang baru saja menabrak pintu rumah. Yang dipukul memamerkan gigi rapinya ke arah Bangchan sembari mengelus kepala yang baru saja menjadi sasaran lelaki tersebut.

"Sorry bang, itu ada Eric mantannya Achan."

"Anjing, Eric jadi zombie?" Hyunjin menyahut, memunculkan kepalanya di tengah-tengah jok depan sembari menelusuri sekitar melalui kaca depan.

"Iya tuh, jadi ungu badannya. Lucu ya, nanti kalo gue jadi Zombie, semoga badan gue warnanya Hijau, biar kayak Hulk." Minho memamerkan otot bisepnya sembari membayangkan ketika ia sudah menjadi Zombie hijau seperti hulk.

"Emang hulk itu Zombie?" Tanya Changbin.

Muak sudah Bangchan berada didalam mobil bersama ketiga orang bodoh tersebut. Tidak menyangka sang adik memiliki teman sebodoh ini. Bangchan rasa ia harus memastikan otak sang adik masih normal setelahnya.

Karena posisi mereka sudah berada didepan pintu, Bangchan memilih untuk keluar secara perlahan terlebih dahulu dengan membawa beberapa makanan yang baru saja ia ambil dan senjata yang selalu ia bawa kemanapun. Membiarkan ketiga orang lainnya berbicara mengenai warna zombie dan juga hulk.

"Haaaah, salah gue milih mereka jadi partner keluar." Keluh Bangchan begitu memasuki kediaman yang terdapat keempat lelaki manis didalamnya. Melihat sang kakak nampak kelelahan, Felix mendekat berinisiatif membawa belanjaan yang dibawa.

"Sini, Mas. Mereka mana? Kegigit?" Felix merebut barang bawaan Bangchan sembari berjalan mengikuti langkah sang kakak.

Sedangkan ketiga orang lainnya melirik ke arah pintu yang masih terbuka. Jeongin memeluk lengan seungmin, sedangkan Jisung berdiri di sisi lain sembari melihat ke arah pintu masuk. Takut-takut akan ada Zombie yang masuk.

"Chan, mending lo suruh pacar dan temen lo supaya masuk." Seungmin kesal, ia meluapkannya pada Jisung yang berdiri di sisi lain. Tatapan sinis pun tidak segan-segan ia berikan dengan tangan yang setia mengusap lembut bahu sang adik.

"Pergaulan Eza aneh-aneh aja ya, kak? Temen sekolahnya aneh semua."

"Anjing, daripada lo keluarga lawak. Ferdinan Sule dan Rizky Febian. Cukup tau~" ledek Jisung disusul peletan lidah yang ia berikan ke arah keduanya.

Karena si manis berwajah tupai merasa kesal dengan perkataan Seungmin, ia pun membuka pintu lebar-lebar. Melihat ke arah mobil yang berada tepat didepan pintu lalu menendang bagian depan mobil itu dengan kuat.

"Kalian nggak mau keluar? Didalem ada pelawak loh." Lirikan tipis Jisung arahkan pada Seungmin dan juga Jeongin. Kedua kakak beradik itu hanya diam sembari terkekeh sinis ke arah Jisung. Benar-benar tidak tentram.

"ACHAAN, KAKAK KANGEEEN!" Minho berteriak, membuka pintu mobil dengan tergesa lalu menubruk tubuh yang lebih kecil dan membawanya kedalam pelukan.

Kedua sohibnya yang lain bergidik ngeri dari dalam mobil. Minho benar-benar bucin, pikirnya.

'Dughh

"Rwaarghh!"

Minho dan Jisung terdiam, keduanya melihat ke arah mobil yang mana mulai menjadi sasaran Zombie berwajah hancur dan menyeramkan. Sepasang kekasih itu mundur beberapa langkah hingga keduanya berdiri di sisi sebelah kanan Seungmin dan Jeongin.

ϙᴜᴀʀᴀɴᴛɪɴᴇ [sᴛʀᴀʏᴋɪᴅs]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang