Two

3 2 0
                                    

Uncle Hasan memperhatikan kernyitan di dahi Tuan nya. Ia menoleh ke arah Hana serta keluarga Bunda, mereka saling tertawa karena tingkah Hazia dan Azmi. Tidak ada yang salah diantara mereka. Pikirnya.

"Ada hal yang mengganggumu Wan?" tanya Uncle Hasan dengan panggilan khususnya. Hazwan yang meminta hal tersebut,saat hanya ada orang terdekatnya saja. Jika ada di hadapan umum, ia akan memanggilnya dengan hormat.

"Sedikit Uncle, tapi tidak masalah" ujarnya dengan senyum simpul. Namun matanya kembali beralih pada gadis di depan sana.

"Jika itu menganggu mu, maka beri tahu aku. Akan lebih baik tidak di pendam sendiri, karena itu akan menyakitkan mu. Dan itu tidak baik bagi kesehatan."

Hazwan mengangguk, "Baik Uncle."

Acara makan malam telah usai. Hana dan keluarga Bunda kembali ke kamar hotel, dengan Adya yang kini ada di dekapan Hana. Mereka melalui meja yang di tempati oleh Hazwan.

Hana tak sengaja menangkap tatapan mata itu, ia kembali menundukan pandangannya. Dan berjalan di belakang keluarga itu.

🌻🌻🌻

Langit gelap dengan banyak bintang dan bulan sabit memang hal mengagumkan. Tak jarang terdengar gesekan daun pohon yang bersahutan terkena angin yang menerobos masuk  wilayah tersebut.

Kolam renang dengan air jernih dan beberapa orang yang masih menikmati waktu santai itu tak luput dari pandangan Hazwan. Ia menunggu gadis itu di balkon kamarnya. Seolah hal itu akan terjadi, walaupun kemungkinan itu sangat kecil baginya.

Ia beralih pada Laptop di depannya dan berkutat dengan fokus. Dengan di iringi kucuran air dari pancuran kolam renang yang menjadi objek malam ini.

Kepulan asap hangat dari Chocolate Mint menemani dinginnya malam.

Srek

Terdengar sebuah sesuatu di geser. Hazwan masih tidak menyadari bahwa gadis itu, Hana kini ada di balkon kamar nya juga. Balkon kamar yang saling berhadapan itu menjadi sebuah jembatan untuk keduanya bertemu.

Hana menopang dagu dengan sebelah tangannya dan mulai mengetik sesuatu di layar ponsel, ia begitu khusyu. Terdengar tawa kecil dari bibirnya.

Group Anak Pucuk 🍃

Mahira mengirim foto
Jadi kapan kita kesana?

Kapan - kapan

Aman
Samain aja jadwalnya

Gue belum bisa memastikan gais, karena kadang sabtu/minggu bunda always ngajak pergi liburan

Hana membalasnya dengan tertawa geli, gadis itu sedikit menyombongkan dirinya.

Mahira
Oh sombong dia. Awas yaa kalau kita mau liburan, enggak akan kita ajak ya man.

Weits, jangan begitu dong bu bos. Kan kita harus selalu bersama, hahaha

Aman
Oh.. Tidak bisa

Hana hanya membaca pesan itu dan beralih ke beberapa pesan yang belum di balasnya sedari tadi, ia sengaja mengulur waktu.

Hazwan mendapati gadis itu disana, di depannya saat ini namun terhalang sebuah jarak. Ia ingin sekali bisa berkenalan dengan Hana. Dan memastikan perihal dirinya dan seorang pria yang menggendong bayi tadi. Sedikit mengganggu memang.

Hana FirdausTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang