Five

4 2 0
                                    

Kepulan asap menguap disertai harum Chocolate Mint yang menguar dari dalamnya, sebuah buku berjudul Chai's Play yang berisi tentang Parenting untuk anak. Ia memang selalu membawa beberapa buku itu karena terkadang situasi yang ada dibuku, akan terjadi pada anak-anak yang diasuhnya.

Hana menyesap minuman nya dan masih setia dengan buku tersebut, earphone dengan alunan musik lembut menemaninya.

Denting notif berbunyi, dan ia menurunkan buku tersebut,

Ternyata telfon dari ibunya, "Assalamualaikum ma"

Waalaikumussalam, lagi apa na?

"Hana lagi di balkon kamar nih ma, bunda sama anak-anak lagi di dalam"

Loh kenapa engga ikut? Kan biar makin dekat sama anak-anak

"Kalau malam, Hana di bebas tugaskan ma, jadi bunda sama ayah yang urus anak-anak"

Owalah begitu, kamu sudah makan?

"Udah ma, mama bapa gimana?"

Udah semua, kamu kapan balik nya?

"Kata bunda, kemungkinan hari minggu kita balik ma"

Yaudah kalau begitu, hati-hati yaa. Jaga anak-anak dengan baik, dan kamu jaga diri juga. Assalamualaikum

"Iya ma, waalaikumussalam"

Tanpa disadari, bunda sudah ada di belakang gadis itu hendak mengucapkan sesuatu, "Mba Hana"

"Eh-iya bunda?"

"Bisa tolong belikan sesuatu?"

"Boleh bun, mau dibelikan apa?" Hana sembari merapikan bawaan-nya.

"Tolong ambilkan makanan di lobby, ada yang akan datang"

"Okay bunda" jawabnya sembari bangun dari duduk dan berjalan menuju pintu depan,

Gadis itu berjalan ke arah lift berada, ditekannya lantai satu dan menuju seseorang yang membawa dua kantung plastik berisi makanan,

"Dengan ibu Safiya?" tanya seorang bapak dengan atribut berwarna hijau, "Benar pak, terima kasih" ujarnya dengan sopan,

"Sama sama"

Setelah itu, ia pun segera berjalan menuju lift kembali, namun sebelum ia masuk sudah ada yang mendahului nya.

"Bisa ngantri enggak sih? Main nyelonong a-" ujarnya ketus namun sedikit terhenti karena yang di adunya itu adalah Pria bernama Hazwan.

"Kau mau masuk atau tidak?" Hazwan ingin sekali menarik gadis itu, karena ia menghalangi jalannya orang lain yang akan masuk lift.

Gadis itu bergumam tak jelas dan segera masuk, saat ia ingin menekan angka 4, ia terhalang oleh tiga orang gadis di depannya, tangan pendeknya tidak sampai.

Akhirnya ia berdiam diri di area pojok lift menunggu para gadis itu keluar, dan benar saja mereka keluar di lantai tiga, ia harus menekan satu lantai lagi namun ternyata dua pria itu sudah bersiap-siap untuk keluar.

Ting

Hana keluar lebih dulu dengan makanan itu, dan ia merasa di ekori oleh mereka. Ia menoleh, benar saja Hazwan dan salah seorang pria itu mengikutinya,

"Apa kau berencana menguntit ku?"

Hazwan dan Haydar menahan tawanya, "Tentu. Kau gadis yang harus kami jaga, tidak boleh ada yang melukaimu" ujar Hazwan sedikit mendekat ke arahnya,

Hana segera mempercepat langkahnya, dan menggedor salah satu pintu dengan brutal, kamar mereka selama di hotek ini.

Ia lupa, mana mungkin akan terdengar. Ia ingin menelfon bunda namun handphone nya tertinggal di balkon, gue harus ngapain nih?

Hana FirdausTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang