Tenang sebelum badai. Mungkin itu yang dialami baik Claude maupun [Name] belakangan ini. Ketenangan yang dirasakan hanya sesaat, karena badai akan terjadi tidak lama lagi.
Hal itu terbukti dengan terungkapnya hubungan gelap antara putra mahkota dan Penelope Judith yang notabenenya adalah calon istri pangeran Claude. Hubungan mereka diketahui oleh sang pangeran. Claude melihat dengan kepalanya sendiri saat Anastasius tidur bersama dengan Penelope.
Dibanding sakit hati karena dikhianati tunangannya, Claude lebih tersakiti oleh sikap Anastasius yang semakin hari semakin terlihat seolah sangat membencinya. Sosok Kakak yang selalu tersenyum padanya kini sudah hilang, digantikan oleh sosok yang selalu menatapnya dengan penuh kebencian.
Claude tidak tau kapan tepatnya sikap Anastasius berubah. Hal itu sudah terjadi beberapa tahun belakangan ini.
"Anda baik-baik saja, Yang Mulia?"
[Name] tau itu pertanyaan bodoh. Claude jelas tidak baik-baik saja. Meski sang pangeran tidak mencintai tunangannya, keterlibatan Anastasius pasti sangat menyakiti pria itu.
"Berulang kali aku katakan padanya kalau aku tidak tertarik pada tahta, tapi kenapa dia tidak berhenti juga?"
Pada akhirnya, [Name] tidak bisa menjawab rasa frustasi yang dialami oleh Tuannya tersebut.
.
.
.Badai tampaknya tak berhenti sampai disitu, karena beberapa waktu kemudian diketahui bahwa Baginda Kaisar meninggal dunia. Tentu saja yang menggantikan posisi sang Raja adalah Putra Mahkota, Anastasius de Alger Obelia.
Anastasius mampu menggunakan sihir, meskipun bakatnya tidak sebanding dengan Claude yang berbakat. Untuk mengimbangi kemampuannya yang kurang, tanpa diketahui siapapun ternyata Anastasius menggunakan sihir hitam.
Tak ada yang tau. Satu orang pun.
"Apakah Anda memanggil saya, Yang Mulia?" [Name] memberi hormat pada Raja baru mereka. Entah ada angin apa, tiba-tiba saja [Name] mendapat perintah untuk menghadap sang Raja di ruangannya.
"Lama tidak bertemu, [Name]. Kau tidak berubah ya, masih saja menempel pada anak itu." Anastasius tersenyum manis. Meski begitu, [Name] tau bahwa senyum itu tidaklah tulus. Semuanya palsu. Baik tindakannya sebagai seorang Raja maupun sikapnya sebagai seorang Kakak.
"Seperti yang Anda katakan, Yang Mulia."
Kekehan keluar dari celah bibir Anastasius. Pria itu lalu bangkit dari singgasananya dan mulai berjalan mendekati [Name] yang masih setia menundukkan kepala.
Set
Tanpa aba-aba, tangan Anastasius meraih dagu [Name] agar gadis itu balas menatapnya.
"Sekarang aku adalah seorang Raja, itu artinya kau harus menuruti apa yang aku katakan, 'kan?"
Entah apa yang Anastasius lakukan. Nafas [Name] tadinya normal tiba-tiba saja tercekat, pancaran cahaya di iris [eye color] gadis itu pun perlahan redup dan menghilang.
"Sudah kuduga mana-mu sangat lemah. Hal itu tentu saja bagus. Aku jadi lebih mudah membuatmu melakukan apa yang aku suruh kau lakukan."
[Name] hanya diam, namun iris matanya berkedip merah seperti merespons apa yang Anastasius katakan.
.
.
.Claude tidak bisa menahan dirinya untuk tidak merasa cemas. Saat ia kembali dari perbatasan, orang yang ia tugaskan untuk mengawasi [Name] mengatakan bahwa Kaisar memberikan perintah pada gadis itu untuk segera menghadap.
Apalagi yang Anastasius inginkan? Tidak cukupkah dia mengirim Claude ke berbagai macam perang yang mengancam nyawa dan keselamatan? Selama ini Claude menuruti setiap perintah Anastasius karena Kakaknya itu berjanji tidak akan mengusik hidupnya maupun pelayan pribadinya.
Tapi sekarang apa?
Kenapa dia tiba-tiba memanggil [Name] disaat Claude tidak ada?
Apa tujuannya?
'brak'
Claude membuka pintu kamarnya dengan keras. Mata biru permata pria itu menyisir ruangan hingga terhenti pada sosok perempuan yang sedang menaruh bunga yang selesai ditata ke atas meja yang berada di dekat jendela.
"Ah, Yang Mu-..."
Kalimat [Name] terpotong oleh pelukan Claude yang erat di sekeliling tubuhnya.
"Apa terjadi sesuatu ketika aku tidak ada?"
[Name] sedikit mengerjap mendengar pertanyaan tersebut. "Eh? Tidak ada. Kenapa Yang Mulia bertanya seperti itu?"
Claude menghela napas sejenak. Tangannya sedikit melonggarkan pelukan namun tidak melepaskannya. Deru napasnya yang hangat menerpa leher [Name] ketika pria itu kembali berkata. "Ada yang mengatakan padaku kalau Kakak memanggilmu untuk menghadapnya. Apa dia melakukan sesuatu yang buruk padamu?"
Kepala berhelai [hair color] itu menggeleng pelan sebelum menjawab. "Tidak, Yang Mulia. Baginda hanya meminta saya untuk menjamu tamu kehormatan yang akan datang besok lusa."
"Benarkah?"
[Name] kembali mengangguk sebagai jawaban.
Claude tentu percaya pada [Name], yang tidak dia percayai disini adalah Anastasius. Sejak sifat yang Kakak tiba-tiba berubah, mau tidak mau Claude harus selalu waspada pada gerak-gerik Kaisar saat ini.
"Syukurlah jika Kakak benar tidak melakukan sesuatu yang buruk padamu."
Saat Claude hendak melepas pelukan mereka, tubuh pria itu mendadak kaku begitu [Name] balas memeluknya.
"Saya tau ini lancang. Tapi saya mohon tetaplah seperti ini sebentar, Yang Mulia," ucap gadis bermata [eye color] itu seraya mengeratkan tangannya di sekeliling tubuh Claude yang masih terpaku.
Sang pangeran mengerjapkan mata. Sedikit tidak percaya dengan apa yang dikatakan wanita yang diam-diam begitu disayanginya.
Selama ini, [Name] tidak pernah merespons jika Claude memeluk atau tanpa sengaja melakukan skinship padanya. Gadis itu akan langsung merasa canggung dan terkesan menghindar setelahnya.
Claude sampai bertanya-tanya, apakah dia begitu jelek hingga [Name] selalu mencoba menghindarinya seperti itu?
Yah, tapi terserahlah. Claude tidak begitu peduli pada kemungkinan konyol itu sekarang. Dia terlalu senang [Name] bersikap seperti saat ini meski pria itu tidak menunjukkannya.
Karena posisi mereka yang saling berpelukan, Claude jadi tidak menyadari iris [eye color] [Name] kembali berkedip merah seperti saat Anastasius berbicara padanya.
.
.
.
.Words : 838
Senin, 6 September 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
OLDER || Claude de Alger Obelia [✓]
FanficClaude de Alger Obelia dikenal dengan sebutan "Raja yang dingin", tahta yang didapatnya sekarang pun hasil dari kudeta karena telah membunuh saudaranya. Tapi, apakah mereka tahu bahwa si "Raja yang dingin" itu juga pernah menjadi sosok yang hangat d...