👑 Extra Part 👑

5.6K 821 107
                                    

Ruang itu hampa, hanya ada warna putih sejauh mata memandang.

Sebenarnya ada dimana dia sekarang?

Berapa langkah pun ia berjalan, tak ia temui pintu atau bahkan orang untuk ia mintai pertolongan.

'Yang Mulia'

Deg

Kakinya seketika berhenti di tempat. Tubuhnya kaku, dan detak jantungnya berdetak semakin cepat.

Suara ini ....

Ia tolehkan kepalanya kesana kemari guna menemukan sumber suara tersebut, namun sekuat apapun ia mencari, tak ada orang selain dirinya si tempat ini.

'Jangan menangis, Yang Mulia'

Hah?

Menangis?

Siapa yang menangis?

Tes

''Apa?'

Tanpa sadar, ia mengangkat tangan untuk menyentuh wajahnya yang tenyata sudah basah oleh airmata.

''Kenapa aku menangis?''

Deg

Tubuh yang semula berdiri kokoh itu tiba-tiba tersungkur. Nafasnya pun mulai berderu seolah oksigen ditarik keluar dari tubuhnya.

'Kenapa hatiku sakit sekali?'

Ia meringis seraya terus mencengkram dada kirinya.

Sebenarnya ada apa?

Kenapa tubuhnya bereaksi seperti ini?

'Aku mencintaimu, Claude'

Iris biru permata itu membulat begitu mendengar kalimat tersebut. Perlahan, kepala berhelai pirang itu mendongak hingga matanya menemukan siluet seseorang yang kini berdiri di depannya seraya tersenyum tipis.

''Syukurlah kau hidup dengan baik disini.''

Sosok itu lalu berjongkok untuk mensejajarkan tingginya dengan Claude yang masih dalam posisi berlutut. Dengan lembut, ia seka airmata di wajah tampan pria yang masih terpaku tersebut.

"[N-.....] ..."

"Sssssttt ..."

Sosok itu kembali tersenyum saat melepaskan jari telunjuknya dari bibir Claude.

"Saatnya bangun, Yang Mulia. Semua orang menunggumu, termasuk aku."

Kalimat Claude tersangkut di tenggorokan saat sosok yang selalu ia rindukan itu bergerak untuk mencium keningnya dengan lembut.

"Sampai jumpa."

Claude ingin mencegah wanita itu untuk pergi. Namun suaranya tiba-tiba tidak keluar dan tubuhnya mendadak tidak bisa digerakkan.

Yang ia ingat terakhir kali adalah cahaya menyilaukan yang mengelilinginya serta gerak bibir wanita di depannya.

''Kita akan bertemu lagi, Yang Mulia''

******

Begitu Claude membuka mata, ia berada di ruangan bercat putih dengan aroma obat-obatan yang menyengat ketika dihirup. Tak butuh waktu lama untuk menyadari bahwa dirinya tengah berada di sebuah rumah sakit.

'Apakah yang barusan itu mimpi?'

Claude sedikit meringis saat merasa sekujur tubuhnya seolah remuk ketika ia mencoba untuk bergerak.

OLDER || Claude de Alger Obelia [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang