T W O

13 10 18
                                    

[ C H A P T E R 2 | C O L A B O R A T I O N ? ]
SEMICOLON
_____



Asha berjalan di lorong yang cukup sepi. Tidak ada siapapun kecuali dirinya dan pikiran-pikiran yang memenuhi kepalanya. Sesekali orang-orang melewatinya dengan tenang, sepertinya akan seru jika mempunyai teman yang bisa di ajak bercanda seperti itu.

Itu bukan berarti Asha tidak punya teman. Ia mempunyainya, hanya saja temannya tidak sebanyak orang-orang.

Asha mendekati prasmanan kantin kampusnya, lalu menunjuk arah ayam katsu dan telur mata sapi setengah matang sehingga pelayan dihadapannya bisa mengambilkannya untuk cewek itu. Asha menerimanya lalu menuju kasir untuk membayar makanannya, setelah itu ia langsung mengambil kursi di samping pohon palem yang tidak terlalu tinggi.

Belum sampai lima menit ia duduk di sana, dua orang datang mengganggu kenyamanan di area tersebut. Bukan hanya Asha yang memperhatikan mereka, beberapa mahasiswa yang sedang berada di tempat itupun tidak sedikit yang ikut memperhatikan mereka juga.

"Gue gak mau putus!" ucapnya dengan suara yang cukup lantang

"Lho, bukannya kemarin lo yang minta putus?" tanya cowok itu, Raffel dengan nada yang tidak terdengar sedang kesal

"I-itu.. ya pokoknya gue gak mau!"

"Begini ya, Alyysa, waktu lo mutusin gua secara online kemarin, gue udah setuju dan itu artinya sejak kemarin kita sudah resmi putus, paham sampai disini?" jelas Raffel dengan senang hati, tidak terdengar kesal walaupun mungkin kepalanya geram dengan tingkah Alyysa.

Asha menikmati pertengkaran dua orang itu sembari menyantap makanannya, tidak mau menyia-nyiakan pertunjukkan drama di depannya. Kapan lagi ia bisa menonton drama gratisan!

"Enggak, pokoknya enggak!" Alyysa meninggalkan tempat itu dengan jengkel

Raffel megeluarkan napasnya dengan berat.

Mereka yang sedari tadi menyaksikan drama tersebut langsung mengalihkan pandangannya dan melanjutkan aktivitasnya masing-masing, tidak terkecuali Asha. Asha hendak mengangkat paper bowl-nya, sebelum akhirnya cowok itu duduk di hadapannya dan Asha tidak jadi meninggalkan tepat itu.

"Yahoo!" seru Raffel seperti biasa

"Berhenti bersikap seolah-olah lo notifikasi dari Yahoo yang selalu muncul di notification bar hp gue,

Cowok itu diam untuk beberapa saat sebelum akhirnya ia tertawa terbahak-bahak.

Cewek berambut sepunggung itu menaikan sebelah alisnya dan cowok di hadapannya menangkap wajah Asha yang seolah-olah berkata "Ada apa?"

"Lo bisa ngelucu juga ternyata, gue kira lo bakalan kayak kanebo kering," ucapnya terang-terangan

"Tapi gue bukan komedian," Asha bangkit dari duduknya lalu membuang makanannya yang tinggal setengah ke tempat sampah yang berada tidak jauh darinya Raffel mengikuti langkah Asha yang sudah berjalan mendahuluinya.

"Tapi tadi lucu, lho!" Asha tidak peduli dan tidak mau mendengar apapun keluar dari mulutnya. Ia berjalan menuju danau kecil yang ada di sekitar fakultasnya, tidak peduli dengan cowok yang sedari tadi mengikutinya dari belakang. Kemudian cowok itu menggeser tubuh Asha dari sisi danau dan digantikan olehnya.

"Mau lo apa si?" tanya Asha berusaha mengendalikkan emosinya walaupun sebenarnya ia sedikit kesal

"Mau kenalan,"

Asha menatapnya lekat, tidak bisa berkata apapun.
Bagaimana bisa cowok satu ini sedari tadi mengikutinya hanya untuk berkenalan dengannya. Bukannya seharusnya sedari tadi ia memperkenalkan diri, ya walaupun Asha sudah mengenalnya tanpa harus diberi tahu.

SEMICOLONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang