[ C H A P T E R 1 | P R E T T Y B O Y ]
SEMICOLON
______•
•"Yahooo!"
Seorang cowok berseru kepada teman-temannya setelah memasuki Pronto Coffée.
Daffa Raffel Alkana, cowok itu di ikuti oleh beberapa cewek di belakangnya dengan ekspresi sumringah. Sedangkan Raffel terkesan biasa saja karena hal seperti itu sudah melekat dengan dirinya yang memang dikenal sebagai Girls Magnet.
"Jadi, Gue boleh gabung sama mereka kan?" tanya cowok itu pada penggemarnya
Mereka mengangguk dan tersenyum, lalu Raffel meninggalkan mereka tanpa sepatah kata apapun lagi.
Seorang gadis memperhatikannya sedari tadi, ia berpikir mengapa cewek-cewek itu tertarik dengan cowok setinggi 1 meter 84 centimeter itu. Asha mengenal siapa cowok itu, tetapi ia tidak mengerti kenapa banyak cewek yang tergila-gila padanya walaupun ia dikenal sebagai playboy yang sering sekali berganti pasangan.
Asha menatap cowok itu tanpa ekspresi sekalipun cowok itu sedang tertawa riang dengan kelompoknya, Raffel yang merasa diperhatikan langsung menoleh ke arah seseorang yang sedikit membuatnya sedikit terganggu. Tidak sampai satu detik mereka saling menatap satu sama lain, seseorang menyenggol lengan Asha.
"Lo suka juga sama dia, Ash?" tanya nya
"Ah, hah? Yakali," jawab Asha cepat setelah mengalihkan pandangannya
"Gue kira suka, soalnya tadi gue liat kayaknya dia banyak penggemar gitu, tapi kalo dari tampangnya sih kayaknya bakalan nyakitin deh," ucap teman kerjanya itu, Adista sambil terus memperhatikkan Raffel. Cowok yang menyadari itu lalu melemparkan senyuman super manisnya kepada Adista dan Asha.
"Ash, tadi dia senyumin gue bukan sih? Ah meleleh aku mas," Adista memegang dadanya sembari mengingat momen yang barusaja terjadi
"Tadi katanya tampangnya suka nyakitin, sekarang lo sendiri yang suka," Asha menjitak kepala Adista lalu menarik kursi di belakangnya
"Gila, Ash, manis banget, pengen gue makan rasanya,"
Asha meringis mendengar ucapan Adista yang tak henti-hentinya hanya karena senyuman cowok itu. Asha yang sudah tidak tahan lalu menarik paksa temannya itu untuk duduk dan diam. Asha mendekat ke depan ketika seseorang berjalan ke arahnya.
"Hai!" seru cowok itu, Raffel. Asha tidak peduli, ia menyodorkan menu yang ada di hadapannya.
"Boleh minta nomor teleponnya?" tanya Raffel tanpa memperdulikkan Asha yang terlihat risih dengan keberadaannya
"Gue cuma nyediain apa yang ada di menu, kalau mau nomor telepon liat disini," ucap Asha menunjuk nomor telepon yang ada di bawa pojok menu. Cowok itu membacanya sekilas.
"Ini nomor telepon kamu?"
"Bukan,"
Raffel terkekeh, entah apa yang lucu Asha tidak mengerti. Humornya rendah sekali, sampai-sampai hal sekecil itupun mampu membuatnya terkekeh. Sedangkan menurut Raffel, gadis di depannya ini sangat menarik perhatiannya ditambah lagi dengan sikapnya yang berbeda dengan cewek-cewek lain yang akan mengikutinya terus seperti yang terjadi di awal tadi.
"Kalau begitu, nama Lo siapa?" tanya nya
"Buat apa nanya nama? Kaya bakalan ketemu lagi aja,"
"Hmm..iya juga sih," Raffel berlagak seolah-olah berpikir keras
"Tapi siapa tau kan kita ketemu lagi di tempat yang nggak terduga gitu," lanjut cowok itu
"Nggak bakal,"
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMICOLON
Teen FictionBroken pieces are inevitable. • • Semua orang tau itu, begitupun Asha. Rentetan masalah yang menimpa hidupnya begitu memuakkan baginya, Sehingga gadis itu sudah terbiasa dengan itu. Namun tidak ada yang tau benar bagaimana keadaan yang sebenarnya, s...